Pengadilan Dagelan, Mursi Dijatuhi Hukuman 20 Tahun

Rezim diktator as Sisi kembali menunjukkan sikap represifnya, melalui pengadilan yang dikendalikan penuh militer, mantan presiden Mesir Mursi dijatuhi hukuman 20 tahun penjara tanpa pembebasan bersyarat.

Mursi dijatuhi hukuman pada Selasa (21/4) atas tuduhan penangkapan dan penyiksaan demonstran pada Desember 2012. Pengadilan sebelumnya telah mencabut tuduhan pembunuhan, yang sedianya berimbas hukuman mati terhadap Mursi. Mursi juga menghadapi tuntutan serius atas 3 pelanggaran hukum lainnya, termasuk dugaan menjadi intelijen Qatar.

Mohammed Soudan, anggota senior Ikhwanul Muslimin, dan seorang pejabat intern yang berafiliasi Partai Kebebasan dan Keadilan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa, persidangan adalah “lelucon politik”.

Kelompok hak asasi Amnesty International menggambarkan hukuman yang diterima Mursi sebagai parodi keadilan yang menghancurkan independensi sistem peradilan pidana Mesir. Mereka juga meminta Mursi diadili di pengadilan dengan standar internasional.

Keadilan ‘pengadilan’ ini patut dipertanyakan, mengingat dalam kudeta militer yang pimpin jenderal as Sisi, justru pendukung Mursi lah yang paling banyak menjadi korban.

Dalam insiden paling mematikan itu, setidaknya 817 demonstran terbunuh  di Kairo Rabaa al-Adawiya Square, ketika pasukan keamanan menembaki mereka yang diam. Human Rights Watch (HRW) mengatakan pembunuhan itu setara dengan “kejahatan terhadap kemanusiaan”.

Pengadilan dagelan ini bukanlah pertama kali. Sebelumnya, pengadilan Mesir membebaskan Husni Mubarak dan anaknya dari penjara. Padahal terbukti jelas mereka adalah pelaku kejahatan di Mesir yang ditumbangkan oleh demonstran.

Mendapat Dukungan Amerika ?

“Keberanian” jenderal as Sisi untuk melakukan tindakan apapun untuk menghabisi oposisi terutama Ikhwanul Muslimin, tidak bisa lepas dari dukungan penuh Amerika terhadap diktator ini. Dan Sisi menyadari penuh hal ini,bahwa Amerika memang membutuhkan diktator seperti dia , untuk menjalankan kepentingan penjajahannya di Timur Tengah.

Kepentingan itu berkaitan dengan jaminan minyak murah, penjagaan terhadap eksistensi penjajah Yahudi di Palestina, dan memberangus gerakan politik Islam. Maka tidak mengherankan apapun yang dilakukan Sisi meskipun itu melanggar HAM nyaris tanpa protes keras dari Amerika dan negara-negara Barat.

Dukungan Amerika tersebut bisa dilihat dari kunjungan Direktur CIA Mesir beberapa hari sebelum keputusan ini dijatuhkan. Presiden Mesir Abdel Fattah-el-Sisi telah mengadakan pembicaraan dengan Direktur CIA John Brennan di tengah tindakan brutal Kairo pada lawan dari pemerintah yang didukung militer negara itu.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah Mesir, Sisi dan Brennan membahas isu-isu regional, terorisme dan “cara meningkatkan hubungan bilateral” dalam pertemuan Minggu (19/4/15) mereka di ibukota Mesir Kairo.Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan “konsultasi dan koordinasi mengenai isu-isu yang menjadi kepentingan bersama,” tambah pernyataan itu.

Sebelumnya,  US Defense Security Cooperation Agency (Agen Kooperation Keamanan Pertahanan AS) mengumumkan rencana untuk menjual rudal udara-ke-permukaan senilai $ 57.juta ke Mesir.

Sudah bukan rahasia lagi, bahwa perang melawan terorisme, termasuk perang melawan militan ISIS dan Al Qaeda , hanya kedok bagi Amerika Serikat untuk melakukan intervensi di dunia Islam termasuk Timur Tengah.

Isu ini juga menjadi legitimasi bagi kerjasama negara imperialis itu untuk bekerjasama dengan penguasa-penguasa Timur Tengah memberangus siapapun yang mengancam kepentingan politik Amerika Serikat. (AF/ dari berbagai sumber)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*