Baik buruknya masyarakat atau negara ditentukan oleh dua pilar, pemimpin dan sistem yang dijalankan. Pemimpinnya baik tapi sistemnya buruk tidak akan merubah keadaan secara mendasar. Sebaliknya, sistemnya baik tapi pemimpin buruk , juga akan membawa kegagalan. Jadi kita membutuhkan dua-duanya, pemimpin yang baik ,amanah, dalam sistem yang baik.
Imam al Ghozali menekankan pentingnya dua perkara ini dalam kitabnya al I’tishod fil iqtiqhod. Menurut Imam al Ghozali , agama (ad-diin) adalah asas dan pemimpin (as- sulthan) adalah penjaga (haaris) . Masyarakat yang tidak didasarkan pada agama akan runtuh , demikian juga kalau tidak ada penjaga (sultan) masyarakat akan lenyap. Jadi yang dibutuhkan adalah pemimpin dan asas sistem yang berdasarkan agama.
Kewajiban memilih pemimpin yang baik tidak bisa dilepaskan dari kewajiban menerapkan sistem yang baik. Kalau Pemimpin yang baik tentu saja harus berdasarkan syariah Islam , demikian juga sistem yang baik haruslah juga berdasarkan syariah Islam.
Dalam Fatwa MUI hasil ijtima’ ulama di Padang Panjang dengan tegas dikatakan syarat pemimpin yang harus dipilih antara lain beriman dan bertakwa serta memperjuangkan kepentingan umat Islam. Bagaimana mungkin calon pemimpin itu dikatakan bertakwa kalau tidak menerapkan syariah Islam? Mungkinkan kepentingan umat Islam bisa diperjuangkan tanpa menegakkan syariah Islam?
Dan sangat jelas dalam fatwa itu dikatakan, kalau tidak ada pemimpin yang memenuhi syarat (antara lain beriman dan bertakwa) tersebut justru memilihnya adalah haram ! Memilih pemimpin yang justru melanggengkan sistem kufur yang bertentangan dengan syariah Islam justru haram. Atas dasar itulah sebagian masyarakat yang ideologis tidak memilih. Bisa jadi karena mereka melihat tidak ada pemimpin yang layak. Atau mereka melihat, pemimpin yang terpilih akan menjalan sistem yang bertentangan dengan syariah Islam.
Apakah berarti mereka tidak bertanggung jawab? Justru sikap seperti ini cerminan dari pemilih yang bertanggung jawab. Mereka melihat memilih pemimpin sebaik apapun dia, namun menjalankan sistem yang bertentangan dengan syariah Islam tidak akan membawa kebaikan bagi masyarakat. Justru akan melanggengkan sistem kufur yang merugikan masyarakat. Tidak memilih dalam kondisi seperti itu merupakan bentuk perlawanan ideologis terhadap sistem kufur yang rusak.
Pertanyaan yang kita ajukan, bagaimana kalau umat Islam semuanya sepakat tidak memilih penguasa yang menjalankan sistem kufur, kemudian umat Islam dengan segera beramai-ramai memilih dan membai’at pemimpin Islam (Khalifah) yang menjalankan syari’ah Islam? Apakah tidak memilih pemimpin yang menjalankan sistem kufur itu menjadi haram? Tentu saja tidak.
Yang perlu kita kecam adalah yang tidak memilih tapi apatis dan tidak melakukan apa-apa. Pemilih cerdas dan ideologis, tentu tidak hanya berhenti pada sikap selektif untuk memilih. Tapi dengan sungguh-sungguh mempersiapkan dan memperjuangkan sistem baik yang berdasarkan syariah itu bisa terwujud. Upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan kembali sistem Islam justru mencerminkan sikap yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dan negara.
Pemilih yang cerdas dalam pandangan Islam haruslah mendasarkan aktifitas politiknya berdasarkan syariah Islam. Bukan semata-mata kepentingan pragmatis atau kemashlahatan yang berdasarkan hawa nafsu. Syariah Islam harus menjadi standar aktivitas politiknya, termasuk ketika melakukan perubahan untuk menegakkan sistem Islam.
Rasulullah saw telah mencontohkan untuk membangun sistem Islam haruslah melakukan aktivitas politik yang bermuara pada tiga hal: terciptanya kader dakwah, terwujudnya kesadaran masyarakat yang menyadari dan bergerak menuntut perubahan, terdapat elit politik strategis (ahlul quwwah) yang mendukung sistem Islam. Ketiga inilah yang menjadi kunci dasar dari perubahan masyarakat hingga terwujudnya sistem Islam.
Dalam rangka itu Rasulullah melakukan aktifitas politik yang menonjol antara lain membina umat dengan pemikiran dan hukum-hukum Islam sehingga terjadi perubahan pemikiran di tubuh umat. Beliau juga menyerang ide-ide, pemikiran, dan hukum-hukum yang rusak di tengah masyarakat, membongkar kepalsuaannya dan pertentangannya dengan Islam . Dengah demikian umat akan menolak hukum-hukum tersebut dan mengantikannya dengan sistem Islam.
Rasulullah saw juga membongkar kedzoliman dan kebejatan penguasa-penguasa yang ada ditengah-tengah umat . Rosullah saw menyerang Abu Jahal dan Abu Lahab dengan mengungkap kedzoliman dan penghianatannya terhadap umat. Disamping itu Rasulullah saw mendatangi elit-elit politik dari berbagai kabilah yang berpengaruh , mengajak mereka masuk Islam dan agar mereka menyerahkan kekuasaan kepada Islam
Dengan cara itulah hukum-hukum Islam bisa ditegakkan lewat kekuasaan. Walhasil, pemilih yang cerdas juga akan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Rasulullah saw. Sebab hanya dengan mengikuti cara Rasulullah saw kemenangan akan diraih dan diberkahi Allah swt. (Farid Wadjdi)
SETUJU BANGET.
======================
Orang pintar pakai syariah dan dukung khilafah !
dari dulu kita memang selalu tidak cerdas dan pemimpinpun menganggap rakyat mudah dibohongi dengan janji-janji manis dan tak pernah ditepati.
saya berdo’a….ya allah…berikan umur yang panjang kepada oarang-orang seperti ustadz farid…lindungi dirinya, keluarganya dari keburukan yang engkau ciptakan..
اَللّهُمَّ إنَّا نَسْألُكَ خِلآفَةً رَاشِدَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، تُعِزُّ بِهَا الإسْلآمَ وَ أهْلَهُ وَ تُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَ أهْلَهُ ، إنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Yaa Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu Negara Al Khilafah Al Raasyidah yang mengikuti Manhaj Kenabian, yang dengannya mulialah Islam beserta umatnya dan dengannya pula hinalah kekufuran beserta penganutnya. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allahu Akbar
Ayo Jadi pemilih yang berpikir Mustanir!!!!!!!!!!!!
DEMOKRASI
=
GOLPUT!
—————————————————
SYARIAH
=
VOTE!
jikalau GOLPUT lalu muncul pemimpin KUFUR di negara kita apa sikap kita atau HTI??? untuk panduan umat
Untuk syariah Lover : memang itu logika keliru yang sering dibangun untuk membenarkan diri bergabung dengan sistem kufur: kalau semua umat Islam tidak memilih , kemudian yang terpilih adalah pemimpin kufur, bukankah ini merugikan kita. Jawaban saya :
1. merugikan atau menguntungkan landasannya haruslah syariah Islam, kalau syariah Islam sudah melarang pastilah perkara yang dilarang itu merugikan, demikian juga sebaliknya, yang dihalalkan oleh syariah Islam itulah yang menguntungkan
2. Kalau asumsi itu diatas terjadi, umat Islam tidak memilih dan yang terpilih adalah pemimpin kufur adalah sangat bagus.
Pertama, Karena berarti pemimpin yang terpilih itu tidak legitimate , bayangkan yang tidak memilihnya lebih dari 70 %
Kedua, akan lebih memudahkan mengajak umat , membuka mata mereka , sehingga musuh menjadi lebih jelas.Sebab yang lebih susah adalah kalau musuhnya dari umat Islam itu sendiri
Ketiga, kalau sudah tidak legitimate, segera umat Islam yang jumlahnya lebih dari 70 persen itu memilih pemimpin baru yang muslim dan menjalankan syariah Islam. Ingat, munculnya pemimpin baru tidak harus lewat pemilu. Tapi bisa juga atas dukungan umum masyarakat (yang 70 %) itu dengan dukungan ahlul quwwah (kelompok strategis) , perubahan bisa terjadi. Lihatlah Khomeini terpilih bukan lewat pemilu . Suharto jatuh juga bukan lewat pemilu, demikian juga marcos dll
So, yang kita perlu galang adalah pemilih ideologis yang cerdas, yang tidak memilih karena calon pemimpin tidak menjalankan sistem Islam, namun tidak pula diam. Tapi dengan sungguh-sungguh menyadarkan dan menggerakkan umat untuk memba’iat Kholifah. Allahu Akbar, thanks pak Admin
untuk syariah lover, jika itu terjadi kita akan semakin mantap untuk mengatakan inilah sebuah pemerintahan yg kuffur.. seruan ini akan bersamaan dengan semakin tidak terpenuhinya kebutuhan ummat, Ummat akan bertanya ” dimana pemerintahan Islam… saat itulah kita mengatakan saatnya khilafah kembali kita tegakkan, itulah pemerintahan (negara) kita dan dengan izin Alloh Khilafah akan tegak…
golput bukan lah propaganda yang diusung oleh partai politik,, inilah bentuk kesadaran umat! tidak dipungkiri sejak jaman kemerdekaan ampe sekarang tetep ajh di jajah,, malah sekarang pake softpower(ideologi kufur) yang dicekokin ke negeri ini. jadi saatnya qta bangkit! bangkit menuju kehidupan ISLAM! solusinya ya Syariah dan Khilafah gt,<<
Quote of the day
“Bagaimana mungkin calon pemimpin itu dikatakan bertakwa kalau tidak menerapkan syariah Islam? Mungkinkan kepentingan umat Islam bisa diperjuangkan tanpa menegakkan syariah Islam?”
Apakah dari sekian caleg, ada yang tegas dan lantang bersuara : ingin menerapkan syariah Islam?
Apakah syariah Islam memang akan ditegakkan oleh rezim demokrasi di negeri ini?
islam dihadirkan dengan pemikiran dan metode islam dalam satu paket yang tak terpisahkan, bukan dengan dengan sistem kufur kainnya termasuk demokrasi
Apapun Pilihanya yang penting KHILAFAH solusinya
Jika yang terangkat adalah pemimpin yang KUFUR maka umat akan semakin mudah membedakan antara HAQ vs BATIL, sistem dan juga orangnya. Saat ini, ketika menjelaskan kepada umat bahwa sistem ini adalah sistem kufur akan sedikit terganjal dengan keberadaan orang-orang maupun partai “Islam” yang ikut bergabung di dalamnya. Akibatnya sistem sekular ini tetap langgeng dan umat pun tidak tegas dalam melakukan perubahan. Untuk itu bisa dipahami mengapa Rasul SAW ketika itu menolak jabatan di mekkah yang ditawarkan abu sofyan, Rasul SAW ingin tetap memperjelas perbedaan antara sistem haq vs sistem batil, antara Islam vs jahiliyah. Tidak hanya perbedaan dari cara berfikirnya tapi juga perbedaan kelompok, komunitas, maupun negaranya. Masyarakat saat itu memiliki gambaran jelas bahwa di mekkah ada dua sistem, “Islam vs jahiliyah” yang diwakili oleh dua kelompok, “abu jahal dkk vs Muhammad SAW”.
Inilah poin penting yang dapat diambil “KEJELASAN”.
Jika diperhatikan dalam ilmu perang, kejelasan siapa kawan dan siapa lawan adalah yang paling utama penentu kemenangan dibanding kekuatan personil dan senjata.
Memang orang-orang kafir saat ini membuat makar, tetapi ALLAH SWT juga membuat makar, dan makar ALLAH SWT adalah sebaik-baik makar. Semoga kita menjadi bagian dari makar ALLAH SWT. Mari songsong tegaknya kembali KHILAFAH sebagai janji ALLAH SWT dan RASUL SAW dengan bersama-sama memperjuangkannya!
Saya setuju ma kilapah
pemilih ideologis yang cerdas adalah memilih pemimpin yang sungguh-sungguh akan menerapkan islam semata dan juga berjuang untuk mengganti sistem demokrasi kapitalistik yang menyengsarakan manusia. Khilafah is the answer!
kirim banyak banyak artikel tentang ad diin dan lain lain ke sites aku terima kasih
Syariah terapkan, Khilafah Tegakkan!!!
Allahu Akbar!!!
JIKA UMAT ISLAM (semua) GOLPUT dalam pemilu sistem DEMOKRASI…….. Insya Allah……………………….
KHILAFAH akan segera berdiri,
buat yang masih berjuang lewat DEMOKRASI
kapan sih kalian bangun, jangan tidur terus…..
jangan pake alasan macem2 lah….
Benerin syahadat kalian, cek ulang tu fatwa2 ustad kalian….
jangan mau dimanfaatkan oleh DEMOKRASI yang jelas-jelas tidak akan pernah ISLAMI, dalam ISLAM gak pernah ada DEMOKRASI lho…
walaupun ada ulama yang ngomong ISLAM memperbolehkan DEMOKRASI, cek dulu itu ulama mana…
syukron…
buat yang pernah SMS ke ane kalo UST. ABB itu mau milih partai islam tertentu, udah terbukti dlm statemen beliau bahwa PEMILU DALAM SISTEM DEMOKRASI itu haram…
Selamat berjuang!!!!!! kesabaran dan keikhlasan ta butuhkan dalam perjuangan ini…. Insya Allah, Allah meridhoi perjuangan ini