Dengan judul “Bendera kita akan berkibar dari Teluk Persia ke Teluk Aden”, tulis situs Alarabiyah Net (18/4/ 2015), bahwa Presiden Iran Hassan Rohani dalam sambutannya di Hari Angkatan Bersenjata, menyebut tentara Iran sebagai panutan bagi tentara kawasan Timur Tengah yang mengilhaminya berbagai pelajaran. Rohani mengklaim bahwa Angkatan Bersenjata telah memberikan ketenangan kepada umat dan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah.
Rohani mengatakan: “Pasukan Marinir kita akan mengibarkan bendera kita dari Teluk Persia ke Teluk Aden, dari Laut Arab ke Laut Mediterania, perairan internasional, dan semua samudra. Namun kehadirannya ini dimaksudkan untuk menjamin keamanan negara-negara pantai dan transportasi laut.”
*** *** ***
Amerika sadar melalui eskalasi suasana Islami yang dilihatnya di Suriah bahwa revolusi Islam tidak akan pernah ridla tanpa Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah sebagai alternatifnya. Amerika—yang memposisikan dirinya sebagai penguasa tunggal—dalam konstelasi politik internasional mulai merasakan bahwa ajalnya sudah dekat, jika tidak dikatakan bahwa pengaruhnya akan berakhir. Untuk itu, Amerika mulai mencari kekuatan militer yang dibisiki kebencian mendalam terhadap Islam dan Khilafah, agar kekuatan itu menjadi garis depan dalam menghadapi revolusi ini, menekannya atau mengubah arah tujuannya.
Inilah apa yang didapati Amerika di Iran. Sehingga Amerika memberi Iran peluang campur tangan dalam urusan negara-negara di kawasan Timur Tengah seperti Irak, Lebanon, Suriah, Yaman dan Afghanistan untuk merealisasikan kepentingannya. Hal ini dilakukan oleh Amerika setelah gagal secara militer di Irak dan Afghanistan, dan menjadikannya tidak mampu untuk bertahan di dua negara itu, serta setelah Amerika yakin bahwa para penguasa anteknya di negara-negara kawasan tersebut sudah tidak mampu untuk mempertahankan pengaruhnya. Untuk itu, Amerika melepas kekuatan angkatan bersenjata Iran di Suriah, serta melindungi Bashar al-Assad dan rezimnya dari kehancuran. Hal yang sama telah dilakukan Amerika di Baghdad dan Kabul, dan sedang dilakukannya di Yaman.
Apa yang dilakukan Iran di negara-negara pantai hanya menciptakan krisis, kematian dan kehancuran di mana pun ia berada. Apakah ini tentara panutan yang mengilhami berbagai pelajaran? Dimana ketenangan, perdamaian dan keamanan yang diklaim Rohani? Jadi, apa yang diharapkan dari rezim Republik dengan aroma Kapitalisme, yang mendukung rezim-rezim sekuler boneka Amerika sumber terorisme dan ketidakadilan?
Adapun pengiriman kapal perangnya ke Teluk Aden dan Selat Bab el Mandeb, maka Iran tidak akan berani tanpa persetujuan dan dukungan dari Amerika, namun itu dilakukan karena bisikan Amerika supaya ia menjadi hantu yang menakut-nakuti negara-negara Teluk, agar negara-negara Teluk tetap selalu dalam keadaan siaga untuk membela jika diserang Iran. Sehingga negara-negara itu akan meminta Amerika untuk menjual senjatanya dengan harga miliaran dolar.
Wahai Rohani, jika angkatan laut Anda mengibarkan bendera perpecahan yang diadopsi oleh Khomeini pada tahun 1980 setelah pembentukan rezim Republik Islam, yang dikibarkannya dari Teluk Persia ke Teluk Aden, dari Laut Arab ke Laut Mediterania, perairan internasional, dan semua samudra seperti yang Anda klaim, maka ini tidak akan bertahan kecuali sebentar, kemudian bendera, rezim, dan para pemimpin anteknya akan lenyap. Selanjutnya akan berkibar rāyah (bendera) al-‘uqāb, bendera Rasulullah saw. Ingat, Teluk yang disebut (Teluk Persia) adalah Teluk Islam, dan Teluk Oman itu adalah Teluk Islam, begitu juga dengan Selat Hormuz. Di tempat inilah kaum Muslim telah menghadapi pasukan Portugis, Belanda, Perancis dan Inggris. Dan sekarang dengan cahaya kebangkitan, serta kesediaan untuk berkorban, Amerika dan negara-negara imperialis akan diusir dan dikalahka, insya Allah. Lalu, akan berkibar bendera Rasulullah saw di seluruh dunia. Benar, akan berkibar bendera Rasulullah saw, dan membersihkan bendera-bendera perpecahan. Benar, hanya rāyah (bendera) al-‘uqāb saja yang akan dikibarkan, bukan bendera imperialisme. [Radliyah Abdullah]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 21/4/2015.