HTI Press, Surabaya. ‘Indonesia tidak memiliki strategi hadapi MEA,’ kata Jubir HTI Ismail Yusanto ketika menyampaikan paparan ‘Quo Vadis MEA, Indonesia Untung atau Buntung ?’ dalam Forum Buruh Ideologis (FBI) pada Ahad, 12/04 di Tasty Resto jl Karangmenjangan 34 jam 10-13 WIB. Agenda perdana dari Gugus Tugas Buruh (GTB) HTI Jatim tersebut bertema ‘MEA dan Posisi Strategis Buruh dalam Menumbangkan Kapitalisme.’
Ruangan yang berkapasitas 100 orang tidak mampu menampung kehadiran 150 peserta tokoh-tokoh buruh sejatim dari kalangan serikat pekerja, serikat buruh dan aktivis buruh. Ketua Lajnah Faaliyah HTI Jatim Fikri A. Zudiar mewakili ketua HTI Jatim berkesempatan menyampaikan sambutannya. Pengantar forum Umar Syahid (anggota serikat pekerja PT DOK Surabaya) menghangatkan forum dengan yel-yel penuh semangat, “Buruh Bersatu, Tumbangkan Kapitalisme. Buruh Bersatu, Tegakkan Khilafah.” Sebagai host-nya dipandu langsung oleh Ketua Gugus Tugas Buruh HTI Jatim Andiy Qutuz, yang pernah menjadi ketua serikat pekerja di Gresik.
Respon peserta sangatlah antusias. Safril (Serikat Buruh Sosialis Indonesia dari Malang) secara umum sepakat serta respect dengan pandangan Jubir HTI tentang kapitalisme. Dijelaskan oleh Jubir bahwa permasalahan buruh bukan semata-mata masalah buruh dengan pihak pengusaha, meski secara realitas ada banyak pengusaha yang nakal dan dzolim. Persoalan buruh merupakan persoalan sistemik karena ideologi kapitalisme inilah yang membuat penguasa punya andil secara masif menyengsarakan buruh.
Ahmad Ali dari Pengurus Serikat Pekerja SPN PT. BHS TEX PDN, bertanya lantang, “Siapa yang paling bertanggung jawab saat ini ketika Kapitalisme telah merambah ke semua lini kehidupan?” M. Ja’far menambahkan, bahwa dalam tri-partid (Pekerja-Penguasa-Pengusaha) ternyata pihak penguasa lebih berpihak kepada pengusaha,
Sudarmaji dari buruh PT KAI Jombang bertanya tentang outsourcing dan pandangannya menurut Islam. Achmad Muit, buruh PT. Kuda Laut Mas bertanya bagaimana caranya agar buruh menjadi sejahtera.
Beberapa tanggapan Jubir Ismail Yusanto bahwa solusi ideologisnya adalah dengan mengganti sistem ekonomi kapitalisme dengan sistem ekonomi Islam. Dengan sistem ekonomi Islam dan perdagangan yang adil akan memberikan rahmat (kebaikan) kepada semua orang. Sebagai solusi strategis taktisnya antara lain dengan meningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan, yakni terciptanya SDM yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqafah Islam, serta memiliki keahlian dan bekal penguasaan sains dan teknologi. Di akhir acara, Jubir menutup acara dengan doa dan berfoto bersama.
Rekomendasi peserta FBI seperti yang disampaikan oleh Rudi, buruh PT.Tjiwi Kimia supaya acara seperti saat ini digelar berkelanjutan sampai ke kantong-kantong buruh seluruh daerah di Jatim [] mi jatim