Pengadilan di Pakistan telah membebaskan ilmuwan nuklir negeri itu Abdul Qadeer Khan dari tahanan rumah.
Dr Khan, yang menjalani tahanan rumah sejak tahun 2004, sekarang boleh meninggalkan rumah dan menerima tamu.
Dr Khan menyambut baik keputusan tersebut, dan mengatakan dia tidak perduli dengan apa yang akan dikatakan oleh dunia internasional mengenai pembebasan tersebut.
Dr Khan mengakui mengirimkan rahasia nuklir negeri itu ke negara lain di tahun 2004, namun kemudian mendapatkan pengampunan dari mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf.
Amerika Serikat berulang kali mengatakan ingin menanyai Dr Khan, namun Pakistan menolak memberikan ijin.
Warga bebas
“Tidak ada pemenang, tidak ada yang kalah. Saya kira ini keputusan yang bagus, karena paling tidak saya mendapatkan sedikit kebebasan,” kata Dr Khan kepada wartawan tidak lama setelah keputusan pengadilan diumumkan.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan reaksi internasional, Khan mengatakan dia tidak perduli.
“Biarkan saja mereka memberi komentar. Apakah mereka senang dengan Tuhan kami? Apakah mereka senang dengan Nabi kami? Aoajag mereka senang dengan para pemimpin kami ?. Tidak pernah, jadi mengapa kita harus perduli dengan apa yang mereka katakan.”
“Saya lebih khawatir dengan apa yang akan ditulis oleh wartawan Pakistan mengenai saya, bukan apa yang dikatakan oleh Bush atau Dick Cheney. Saya tidak perduli.”
Dr Khan harus meminta ijin 48 jam bila dia ingin meninggalkan Islamabad, namun hari Jumat mengatakan dia tidak memiliki niat untuk keluar negeri ataupun masuk ke dalam politik.
Dr Khan, mantan kepala program nuklir Pakistan mengatakan dia akan menggunakan kebebasannya untuk mengkonsentrasikan diri di bidang pendidikan. (BBC Indonesia, 06/02/09)