Amalan Sunnah untuk Meraih Surga

Memelihara Wudlu serta Menggosok Gigi Setiap Kali Berwudhu.

Dalilnya adalah hadits riwayat Ahmad dengan isnad yang hasan dari Abi Hurairah, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda:

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي َلأَمَرْتُهُمْ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ بِوُضُوءٍ أَوْ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ سِوَاكٌ

“Jika tidak khawatir memberatkan umatku, maka pasti aku akan memerintahkan mereka berwudhun untuk setiap shalat dan menggosok gigi setiap kali berwudhu.” Dalam satu riwayat mutafaq ‘alaih disebutkan:

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي َلأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ

Jika aku tidak khawatir memberatkan umatku, maka pasti aku akan memerintahkan mereka menggosok gigi setiap kali berwudhu.”

Shalat Dua Raka’at setelah Bersuci

hadits dari Abi hurairah –Mutafaq ‘alaiah– sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda kepada Bilal:

يَا بِلاَلُ حَدِّثْنِي بِأَرْجَى عَمَلٍ عَمِلْتَهُ فِي اْلإِسْلاَمِ فَإِنِّي سَمِعْتُ دَفَّ نَعْلَيْكَ بَيْنَ يَدَيَّ فِي الْجَنَّةِ قَالَ مَا عَمِلْتُ عَمَلاً أَرْجَى عِنْدِي أَنِّي لَمْ أَتَطَهَّرْ طَهُورًا فِي سَاعَةِ لَيْلٍ أَوْ نَهَارٍ إِلاَّ صَلَّيْتُ بِذَلِكَ الطُّهُورِ مَا كُتِبَ لِي أَنْ أُصَلِّيَ

“Wahai Bilal, beritahukanlah kepadaku amal yang paling engkau harapkan di dalam Islam, karena aku telah mendengar ketukan kedua terompahmu di surga. Bilal berkata: Aku tidak mengamalkan suatu amal yang paling aku harapkan selain senantiasa shalat setiap kali selesai bersuci baik siang atau malam, selama shalat diwajibkan kepadaku.”

Adzan, Berdiri di Barisan Pertama dan Bergegas untuk Shalat

Dalilnya adalah hadits mutafaq ‘alaih yang diriwayatkan dari Abi Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ اْلأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لاَسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ َلأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Andaikan manusia mengetahui keutamaan adzan dan barisan pertama (dalam shalat), kemudian mereka tidak bisa melakukan keduanya kecuali harus mengikuti undian terlebih dahulu, maka pasti mereka akan mengikuti undian. Andaikan mereka mengetahui keutamaan tahjir, niscaya mereka akan berlomba-lomba menggapainya. Dan andaikan mereka mengetahui keutamaan utmah dan shalat shubuh, niscaya mereka akan menunaikannya meski harus berjalan dengan merangkak.”

Juga berdasarkan hadits Al Bara riwayat Ahmad dan Nasai di dalam isnadnya. Telah berkata Al Mundziri tentang hadits ini adalah hasan baik sesungguhnya Rasulullah saw bersabda :

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَّ صَوْتِهِ وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ

sesungguhnya Allah dan Malaikat memberikan rahmat kepada (orang yang ada pada) barisan yang ada di depan. Muadzin akan dimintakan ampunan sepajang suaranya oleh segala yang keras dan basah yang mendengar suaranya. Juga ia akan mendapatkan pahal orang yang sholat bersamanya.

Menjawab Adzan

Dalilnya adalah hadits mutafaq ‘alaih diriwayatkan oleh Al-Hudri, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ

“Jika kamu mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkannya.”

Dalam satu riwayat Muslim dari Abdullah bin Amr bin Ash, dikatakan, sesungguhnya ia mendengar Rasulullah saw. bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ ثُمَّ صَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِي إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

“Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkannya, kemudian bacalah shalawat kepadaku. Karena siapa saja yang membaca shalawat kepadaku, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali. Mintakanlah kepada Allah untukku derajat yang mulia di surga kelak (al-wasilah), karena al-wasilah adalah kedudukan di surga yang tidak layak kecuali bagi hamba Allah. Dan aku berharap hamba Allah itu adalah aku. Siapa saja yang memintakannya untukku, maka dia berhak atas syafa’atku.”

Dalam hadits dari Jabir riwayat Bukhari, dikatakan, sesungguhnya Nabi saw. bersabda:

مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa ketika mendengar adzan mengucapkan: ’Ya Allah, Pemilik panggilan yang sempurna ini dan Pemilik shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad saw. wasilah dan fadhilah; kirimkan kepadanya kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan padanya’; maka pasti dia berhak atas syafa’atku di hari kiamat.”

Maksud sabda Nabi saw. “حين سمع النداء” (ketika mendengar adzan) adalah setelah adzan itu selesai dikumandangkan.

(Sumber: Pilar-pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah; Hizbut Tahrir)

10 comments

  1. ya allah besertakan hamba dalam golongan orang2 salih

  2. wa…mukowimat bangeeettttt

  3. Subhanallah sungguh indahnya ber islam,

  4. Semoga semua kaum muslim dapat mengamalkannya dengan islam. Amiiin……

  5. kapan khilafah tegak

  6. hasanah nabila

    semoga saya bisa mengamalkannya dan meningkatkan amal yang lebih lagi,

  7. aww. semoga kita bisa mengamalkan amalan sunnah yang bisa mendekatkan diri kepad Allaj SWT. amin, dan Nasrullah akan datang dengan tegaknya khilafah rosyidah ‘ala minhajin nubuwaH. AMIN aLLAHUaKBAR!

  8. ngumbara@nanggroe

    surga itu pilihan, begitu juga dengan neraka.
    semoga kita tidak termasuk orang2 yang “menginginkan”
    neraka.

  9. Qoqo al Amru

    Subhanallah… Wah keren HTI ga cuma Politik tapi juga melejitkan kepribadian… Alhamdulillah…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*