HTI Press, Yogyakarta. Hizbut Tahrir Indonesia DPD I DIY mengundang dua puluh ribu umat Islam menghadiri acara Rapat dan Pawai Akbar bertema “Bersama Umat Tegakkan Khilafah” . Acara yang digelar pada Ahad, 10 Mei 2015 pukul 07.00 – 10.45 ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu : Dr. M. Kholid Ridwan, Ibnu Alwan, S.Ag., dan Dr. Kusman Sadik.
Ribuan peserta pawai yang memulai acara dengan berjalan kaki dari Lapangan Parkir Abu Bakar Ali ini sepanjang perjalanan meneriakkan yel-yel ajakan penegakan khilafah. Nampak berbagai kalangan mengikuti pawai ini. Ada barisan mahasiswa, barisan pelajar, barisan santri, barisan ulama, barisan intelektual, barisan pengusaha, bahkan hadir juga barisan seniman muslim Yogyakarta. Mereka semua mengajak ribuan penonton yang memadati Jalan Malioboro untuk berjuang menegakkan khilafah.
Setelah peserta pawai lewat, para orator yang tersebar di tujuh titik mengajak semua penonton untuk bersama-sama mengikuti barisan peserta pawai menuju lokasi Rapat Akbar. Ribuan penonton yang nampak terpengaruh hawa panas perjuangan pun memenuhi ajakan para orator. Lokasi Rapat Akbar yang berada di wilayah Kraton Yogyakarta tepatnya di Alun-alun Utara pun mendadak ramai oleh hiruk-pikuk umat Islam.
Meskipun kolosal, Muhammad Rosyid Supriyadi, M.Si. dalam sambutannya selaku Ketua DPD I HTI DIY menegaskan bahwa acara ini bukanlah untuk unjuk kekuatan karena sesungguhnya tiada daya dan kekuatan kecuali milik Allah semata (la hawla wala quwwata illa billah). Meskipun begitu, menurut ustadz Rosyid, penting juga kiranya untuk ditunjukkan kepada khalayak bahwa perjuangan untuk tegaknya syariah dan khilafah bukanlah tanpa pendukung. Bukan pula tidak disambut oleh umat. Dukungan itu makin nyata.
Orasi pertama diisi dengan penjelasan mengenai ancaman kejahatan sistem neoliberalisme dan neoimperialisme oleh Dr. Muhammad Kholid Ridwan. Dilanjutkan orasi kedua oleh Ibnu Alwan, S.Ag. yang memberikan penjelasan logis mengenai bagaimana Khilafah dapat menjadi solusi. Sebagai institusi politik pemersatu umat islam di seluruh dunia, Khilafah akan menjadi satu-satunya kekuatan sepadan yang dapat membendung kedua ideologi jahat yang juga diemban oleh sebuah institusi politik yang tampak adidaya. Terakhir, dalam pidato politiknya, Dr. Kusman Sadiq dari DPP HTI mengingatkan peserta tentang keimanannya yang berkonsekuensi kewajiban meneladani Rasulullah SAW. Menjadi aneh, jika umat Islam masih menjadikan Montesque, John Lock, Adam Smith, Karl Marx, dan tokoh-tokoh kafir lainnya sebagai teladan yang diikuti. Apalagi menerima ideologi, ajaran, dan sistem buatan mereka yang terbukti sesat dan merusak. []MI DIY