Obama: Mengubah Kebijakan Di Afghanistan

Usai Konferensi Keamanan di Munich (Jerman), team Keamanan Nasional Presiden AS,Barack Obama, yang dipimpin Jendral Jim Jones, memberikan peringatan tentang perang di Afghanistan. “Dukungan internasional sangat baik. Kami akan membangun kembali kekuatan militer di Afghanistan”, ungkap Jendral Jones. Seperti diberitakan berbagai media, bahwa Presiden Obama memberikan perhatian khusus terhadap Afghanistan. Presiden AS itu yang berkali-kali menyatakan, ingin memperbaiki hubungan dengan dunia Islam, kenyataannya justru memperbesar konflik di Afghanistan.

“Kekuatan militer tidak satu-satunya pilihan kami. Kami akan membuat berbagai pilihan yang lebih”, ungkap Jendral Jim Jones. “Saya menekankan kerjasama internasional yang lebih kokoh, agar dapat mengakhiri konflik di Afghanistan”, tambahnya. Nampaknya, Jones yang dipercaya Obama menjadi Ketua Penasehata Keamanan Nasional (NSC), menjadi masalah Afghanistan menjadi isu ‘tunggal’ dalam Konferensi Keamanan di Munich, beberapa hari yang lalu.

Langkah strategis yang akan diambil AS di Afghanistan, lebih mirip yang dilakukan di Iraq, yaitu memecah belah kelompok-kelompok suku, dan golongan yang ada di wilayah itu. Taktik ini dijalankan Jendral David Petraeus, yang behasil menghancurkan kekuatan perlawanan di Iraq, melalui cara pecah-belah atau adu-domba. Selama di Iraq, Petraeus menggunakan unsur-unsur lokal, yang saling berbeda, termasuk mengadu-domba kelompok Syiah dengan Sunni, dan kelompok Sunni dengan Kurdi, atau kelompok Syiah dengan Syiah. Kelompok Syiah radikal yaitu kelompok Moqtada al-Sadr dengan pengikutnya al-Maliki. Konflik yang luas di Iraq antara kelompok-kelompok suku, dan aliran, menyebabkan perlawanan terhadap AS melemah. Strategi ini akan dijalan di Afghanistan oleh David Petraeus.

“Kami tidak memiliki formula yang mujarab dan instant”, ujar Richard Holbrooke, yang ditunjuk Presiden Obama, menjadi utusan khusus untuk Afghanistan. Jendral Petraues, yang menjadi panglima pusat komando di Afganistan, di Munich menegaskan : “Situasi di Afghanistan sangat sulit dan kritis”, tambah Petraeus. Sekarang yang dilakukan AS melakukan pendekatan dengan kepala suku yang ada diperbatasan Pakistan dan Afghanistan, menghadapi Taliban dan Al-Qaidah. Langkah ini diharapkan dapat menghentikan offensive militer pejuang Taliban, yang semakin massif.

Obama melalui Kepala Dewan Keamanan Nasional (NSC) ingin memenangkan perang di Afghanistan, dan sekarang mengkonsolidasikan seluruh kekuatan sekutunya, yang tergabung dalam Nato, menghadapi Taliban dan Al-Qaidah. Dan, seperti pidato-pidato Obama, yang berjanji akan bersikap tegas dan berperang dengan kekuatan ‘teroris’ di Afghanistan, yaitu Taliban dan Al-Qaidah. “Saya tidak ingin Afghanistan dan Pakistan menjadi tempat persemaian teroris”, tandas Obama.

Sementara itu, Komandan Pasukan Nato di Eropa, Jendral John Craddock, segera mengirim 5.000 pasukan Nato ke Afghanistan, guna memperkuat kekuatan internasional. Tapi, AS dan kekuatan Nato dapatkah memenangkan perang di Afghanistan? (eramuslim.com, 09/02/09)

Berita Terkait:

3 comments

  1. kebijakan apa hai obama, engkau tidak mau ambil pelajaran tetang kekalahan sovyet di Afganistan, yang berakibat negaranya ambur radul,hancur dan terpecah belah. bila engkau masih juga ngotot untuk berperang di Afganistan, ya..tunggu saja, kehacuran negaramu dan sekutumu akan sangat lebih parah dari unisovyet, INSYAA ALLOH!!

  2. Kekuatan Allah SWT jauh melebihi kekuatan “segelintir” NATO dan AS.
    dengan kun fayakun, semuanya tidak akan ada yang mustahil terjadi.

  3. Si Pahit Lidah

    Semakin terbukti bahwa Obama yang katanya ingin memperbaiki hubungan dengan islam hanya BOHONG BELAKA. sebab Obama adalah kepala negara Kapitalis yang sangat membenci Islam. jadi buat apa umat Islam berharap pada Obama yang sudah jelas membenci dan memusuhi Islam??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*