Batilnya Aqidah Syiah Bahwa Al Quran Mengalami Perubahan (Tahrif)

al-quran-4Tanya :

Benarkah Syiah meyakini Al Qur`an sudah mengalami perubahan (tahrif), atau sudah dikurangi oleh sebagian shahabat, seperti oleh Utsman bin Affan? (Thoha A, Jogjakarta).

 

Jawab :

Mayoritas ulama Syiah Itsna ‘Asyariyah (Imamiyah/Rafidhah) berkeyakinan bahwa Al Qur`an sudah mengalami perubahan (tahrif), yaitu sudah berkurang beberapa kata bahkan beberapa ayat tertentu, dan bahwa Al Qur`an yang lengkap ada di tangan Imam Mahdi. Bahkan sebagian ulama Syiah seperti An Nuuri Ath Thabrasi menuduh Khalifah Utsman bin Affan telah menghilangkan dua surat Al Qur`an, yang disebut surat An Nurain (dua cahaya). (Muhammad Malullah, Al Syi’ah wa Tahrif Al Qur`an, hlm. 63; M. Abdurrahman As Saif, Al Syi’ah Al Itsna ‘Asyariyah wa Tahrif Al Qur`an, hlm. 1 & 10; Ihsan Ilahi Zhahir, Al Syi’ah wa Al Qur`an, hlm. 18; M. Abdus Sattar At Tunsawi, Buthlan ‘Aqa`id Al Syi’ah, hlm. 34-35).

Contoh ayat Al Qur`an yang diklaim Syiah mengalami tahrif, QS Al Maa`idah ayat 67. Bunyinya dalam Al Qur`an :

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ

Ya ayyuhar rasuulu balligh maa unzila ilaika min rabbika”. (Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu).

Menurut Syiah, ada kata yang hilang, yaitu “fii ‘aliyyin” (mengenai Ali) sesudah kata “min rabbika”. Jadi menurut Syiah, bunyi ayat tersebut yang lengkap :

يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ في علي

Ya ayyuhar rasuulu balligh maa unzila ilaika min rabbika fii ‘aliyyin”. (Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu mengenai Ali). (Muhammad Malullah, Al Syi’ah wa Tahrif Al Qur`an, hlm. 63; M. Abdurrahman As Saif, Al Syi’ah Al Itsna ‘Asyariyah wa Tahrif Al Qur`an, hlm. 1 & 10).

Banyak ulama Syiah yang menetapkan aqidah Syiah tersebut, yaitu bahwa Al Qur`an sudah mengalami perubahan (tahrif) dan pengurangan (naaqish). Dalam kitab Fashlul Khithab fii Itsbat Tahriif Kitaab Rabb Al Arbaab yang dikarang An Nuuri Ath Thabrasi, misalnya, pada halaman 31 kitab tersebut, dikutip perkataan ulama Syiah bernama Ni’matullah Al Jaza`iri bahwa :

إن الأصحاب قد أطبقوا على صحة الأخبار المستفيضة بل المتواترة الدالة بصريحها على وقوع التحريف في القرآن

“Para sahabat [ulama Syiah] telah menetapkan kesahihan hadits-hadits yang masyhur bahkan mutawatir yang secara jelas menunjukkan terjadinya tahrif dalam Al Qur`an.” (inna al ash-hab qad athbaquu ‘ala shihhah al akhbar al mustafiidhah bal al mutawaatirah ad daallah bi shariihihaa ‘ala wuquu’ at tahriif fil qur`aan). (M. Malullah, Al Syi’ah wa Tahrif Al Qur`an, hlm. 97).

Namun ada sebagian ulama Syiah yang mengingkari terjadinya perubahan (tahrif) pada Al Qur`an, seperti Ibnu Babaihi Al Qumi (w. 381 H), Al Syarif Al Murtadha (w. 436 H), Al Thuusi (w. 450 H), dan Al Thabrasi (w. 561 H). Meski demikian, pengingkaran itu diragukan oleh ulama Ahlus Sunnah, karena dianggap hanya taqiyyah, yaitu mengucapkan sesuatu yang berbeda dengan keyakinan sebenarnya dalam hati. Lagipula pengingkaran itu juga tak lepas dari kritikan balik dari ulama Syiah sendiri. (M. Malullah, Al Syi’ah wa Tahrif Al Qur`an, hlm. 63; Nashir Al Qafari, Ushul Madzhab Al Syi’ah, hlm. 276-277).

Keyakinan bahwa Al Qur`an mengalami perubahan (tahrif), adalah suatu kekufuran. Karena Aqidah Islam menetapkan dengan dalil pasti (qath’i) bahwa Al Qur`an telah dipelihara oleh Allah SWT sehingga mustahil Al Qur`an mengalami perubahan sedikit pun. Firman Allah SWT :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS Al Hijr [15]:9)

Firman Allah SWT :

لا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ تَنزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ

 

“Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (QS Fushshilat [41]:42).

Imam Ibnu Hazm menegaskan :

القول بأن بين اللوحين تبديلا كفر صريح و تكذيب لرسول الله صلى الله عليه و سلم

”Pendapat bahwa di dalam Al Qur`an terdapat perubahan (tabdiil) adalah suatu kekufuran yang nyata (kufrun shariihun) dan merupakan pendustaan terhadap Rasulullah SAW.” (Ibnu Hazm, Al Fashl fi Al Milal wa Al Ahwa` wa An Nihal, hlm. 40).

Qadhi Iyadh berkata :

و قد أجمع المسلمون … أن من نقص منه حرفا قاصدا لذلك أوبدله بحرف آخر مكانه أو زاد فيه حرفا مما لم يشتمل عليه المصحف الذي وقع الإجماع عليه و أجمع على أنه ليس من القرآن عامدا لكل هذا أنه كافر

”Seluruh kaum muslimin sepakat…barangsiapa yang mengurangi satu huruf saja, atau mengganti satu huruf dengan huruf lainnya, atau menambah satu huruf saja, yang tidak terkandung dalam dalam mushhaf Al Qur`an yang sudah disepakati, dan telah disepakati pula bahwa huruf tambahan itu tak termasuk Al Qur`an, secara sengaja, maka dia kafir.” (Qadhi Iyadh, Al Syifaa`, hlm. 1102-1103).

Imam Abdul Qahir Al Baghdadi berkata :

و أكفروا –أي أهل السنة– من زعم من الرافضة أن لا حجة اليوم في القرآن والسنة لدعواه أن الصحابة غيروا بعض القرأن وحرفوا بعضه

”Mereka [ulama Ahlus Sunnah] telah mengkafirkan siapa saja di antara kelompok Rafidhah [Syiah] –padahal tak ada hujjahnya hari ini dalam Al Qur`an dan As Sunnah— dengan klaim mereka bahwa para shahabat telah mengubah sebagian Al Qur`an dan men-tahrif sebagian Al Qur`an lainnya.” (Abdul Qahir Al Baghdadi, Al Farqu Bainal Firaq, hlm. 315). Wallahu a’lam.[]M Shiddiq Al Jawi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*