Indonesia Dalam Cengkeraman Neoliberalisme dan Neoimperialisme
HTI Press. Ribuan peserta dari berbagai pelosok Pulau Bangka menghadiri Rapat dan Pawai Akbar (RPA) bertemakan “Bersama Umat Tegakkan Khilafah, Selamatkan Indonesia Dari Cengkeraman Neoliberalisme & Neoimperialisme ” yang diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Bangka Belitung (Babel) di Alun-alun Taman Merdeka (ATM) Kota Pangkalpinang, Kamis (14/05/2015).
Meskipun terik matahari tidak mengurangi antusias ribuan kaum muslimin dan muslimat mengikuti acara demi acara yel-yel “Neoliberalisme…. Hancurkan!, Neoimperialisme… Hancurkan! Bersama umat… Tegakkan Khilafah! Allahu akbar!!!” mengema di ATM Kota Pangkalpinang.
Acara RPA ini diawali dengan sambutan dari Humas DPD I HTI Babel, M Azan Benny Firmansyah yang mengatakan, bahwa RPA ini dilaksanakan di sepanjang bulan Rajab 1436 di 36 kota yang ada di Indonesia dengan satu visi dan misi yang sama yakni seruan tegaknya Syariah dan Khilafah.
“Ini merupakan rangkaian RPA di 36 kota di seluruh Indonesia, meskipun saat ini Indonesia di dalam tekanan ideologis, ekonomis dan lain sebagainya, namun masih ada yang peduli untuk penerapan syariat Allah SWT, yakni syariah dan khilafah,” ujar Benny.
Benny menjelaskan, bahwa sejak 92 tahun yang lalu Khilafah di Turki dihancurkan oleh musuh-musuh Allah SWT, setelah itu muncullah bebagai persoalan di tengah kaum muslimin. Acara RPA ini kata Benny, bukan untuk memperingati runtuhnya Khilafah, namun merupakan momentum kebangkitan umat untuk kembali mendirikan Syariah dan Khilafah dan selamatkan Indonesia dari neoliberalisme dan neoimperialisme.
“Selama ini berbagai upaya telah dilakukan negeri ini untuk memperbaiki persoalan yang ada, namun tidak ada perbaikan yang lebih baik, hanya berganti rezim namun hasilnya seperti kemiskinan, kriminalitas dan lain sebagai terus berlangsung. Hal ini tidak lain karena umat Islam telah berpaling dari aturan Allah SWT. Umat Islam hanya melaksanakan syariah untuk diri sendiri, namun tidak secara bernegara. Perjuangan penegakan Syariah dan Khilafah ini telah mendapat dukungan dari masyarakat dan semakin hari masyarakat makin mendukung perjuangan ini,” terang Benny.
Kemudian untuk orasi yang pertama yang disampaikan oleh Aktivis HTI Babel Bangka Tengah, Ust Lurizal Ahmad Lufti dengan tema Ancaman Neoliberalisme dan Neoimperialisme dan Sparatisme.
Ust Lurizal pada kesempatan itu menjelaskan, kalau dilihat saat ini Indonesia penuh dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa, namun sayangnya SDA ini belum dinimati oleh rakyat Indonesia, bahkan rakyat Indonesia malahan makin sengsara baik itu segi ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan lain sebagainya, karena ini akibat Indonesia masih berada dalam kungkungan neoliberalisme dan neoimperialisme.
“Pencabutan subsidi di berbagai bidang dan penghilangan hak bagi masyarakat ini merupakan neoliberalisme dan pelumpuhan negara menuju negara korporasi yang melahirkan keputusan-keputusan bukan untuk kepentingan masyarakat, namun untuk kepentingan pemilik modal baik dalam negeri maupun luar negeri,” kata Lurizal.
Salah contoh kata Lurizal, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah sarat dengan kepentingan asing, kemudian di arena politik dapat disaksikan betapa besarnya intervensi asing terhadap undang-undang baik migas, SDA, listrik, perbankan, pendidikan dan lain sebagaianya.
“Inilah fakta –fakta yang terjadi bahwa Indonesia masih dalam ancaman neoliberalisme atau penjajahan gaya baru yang digunakan oleh negara kapitalis. Semua ini berdampak buruk bagi kita akibatnay terjadi kesenjangan sosial, korupsi dimana-mana, kemiskinan, pendidakan dan lain sebagainya. Demokrasi yang katanya dari rakyat untuk rakyat hanya bohong belaka, kenyataannya hanya untuk penguasa dan pengusaha. Tiada kata lain hanya penerapan Syariah dan Khilafah yang bisa menyelesaiakan masalah yang ada,” tegas Lurizal.
Sementara orasi kedua yang disampaikan oleh Ketua DPD I HTI Babel, Ust Sofyan Rudiyanto yang bertemakan “Syariah dan Khilafah untuk Rahmatan Lil Alamin“. Sofyan menegaskan, menegakkan Khilafah merupakan kewajiban semua umat Islam, apalagi semua Imam dari berbagai mazhab sepakat mengenai kewajiban mendirikan khilafah ini.
“Wajib hukumnya bagi kita semua untuk berjuangan menegakkan Khilafah untuk mengangkat Khalifah, kewajiban ini sama dengan kewajiban fardhu yang diwajibkan oleh Allah SWT, maka ini tiada pilihan lain merupakan kewajiban dan jika kita melalaikan ini maka kita akan diazab oleh Allah SWT,” tegas Sofyan.
Kemudian lanjut Sofyan, Khilafah ini merupakan janji Allah SWT dan pasti akan berdiri tinggal bagaimana dengan kesungguhan umat Islam untuk memperjuangkannya. Menurutnya penegakan kembali Khilafah yang sudah pernah ada, tidak sesulit dalam menaklukan konstaninopel.
“Hanya syariah dan khilafah yang menjadi obat segala persoalan yang ada, kita tidak perlu takut dengan syariah dan khilafah. Bukan demokrasi dan kapitalisme yang dapat menyelesaiakan persoalan kehidupan di muka bumi ini, demokrasi dan kapitalisme hanya melahirkan neoliberalisme dan neoimperialisme,” ujar Sofyan.
Sedangkan Pidato Politik Hizbut Tahrir Indonesia disampaikan oleh KH Yasin Muthahar dari DPP HTI. Pada kesempatan itu Yasin menjelaskan, bahwa pada zaman nabi kaum munafikin mengatakan kepada kaum muslimin, janganlah kalian berjuang dalam kepanasan kemudian Allah SWT menjawab semua ini dengan mengatakan bahwa azabNya lebih panas lagi.
“Kita harus bersyurkur kita adalah umat Islam dan umat terbaik, umat yang satu, umat yang memiliki aqidah yang sama,” kata Yasin.
Untuk itu kata Yasin, tidak ada yang berhak menetapkan hukum selain Alllah dan seluruh umat harus tunduk kepada hukum Allah SWT tanpa ada tawar-menawar. Karena bagaimanapun yang berhak menetapkan hukum hanya Allah SWT, dengan keimanan kepada Allah SWT maka umat Islam harus menolak faham demokrasi, karena faham demokrasi membuat hukum selain hukum Allah SWT.
“Nabi Muhammad SAW adalah tauladan yang baik kita semua. Namun dalam kehidupan, kita tidak akan mengambil tauladan dari Nabi Muhammamd SAW. Sedangkan umat Islam memiliki hukum yang sama yaitu Syariah Islam, hukum inilah yang wajib ditegakkan. Kemudian selain hukum Allah SWT merupakan hukum jahiliyah. Neoliberalime, neoimperalisme, sekulerisme dan lain sebagainya adalah hukum jahiliyah, jika kita mennggunakannya maka kita akan dikecam oleh Allah SWT, kemudian bagi orang yang yakin, maka umat Islam akan menolak hukum selain hukum Allah SWT,” terangnya.
Untuk itu kata Yasin, ajaran sekulerisme harus dicampakkan, karena umat Islam adalah hamba Allah SWT, negeri milik Allah, maka hukum Allah SWT yang layak ditegakkan. Kemudian dengan Khilafah, umat Islam akan kuat, umat Islam akan bersatu, dengan Khilafah akan menjadi umat satu aqidah dan dalam satu naungan yakni panji Allah SWT.
“Dengan Khilafah maka umat Islam akan dapat menyebarkan rahmat dan tauladan yang baik bagi umat yang lain. Sekarang ini umat Islam sudah menjadi umat yang kerdil dan dipecah belah dan menjadi umat yang tak berdaya serta menjadi umat yang lemah, akibat tidak adanya Khilafah. Kita jangan sampai bertikai diadu domba oleh kaum kafir, kita ini saudara dan tidak boleh saling memusuhi, musuh kita adalah negara kafir penjajah,” kata Yasin.
Dalam hal ini kata Yasin, HTI mengajak umat Islam untuk bersama-sama berjuang untuk menegakkan Syariah dan Khilafah. HTI telah mendedikasikan diri untuk menegak Syariah dan Khilafah baik siang maupun malam. Kemudian Khilafah Islamiyah bukan Khilafah untuk sebuah kelompok tapi untuk seluruh umat Islam.
“Ini perjuangan yang besar dan berat, dan sulit tapi bukan mustahil akan berdiri. Khilafah akan kembali ini janji Allah SWT dan nusroh Rasulululah dan pasti dimenangkan oleh Allah SWT baik orang kafir suka atau tidak suka dan kita ikut berjuang atau tidak maka ini tetap akan berdiri. Tanda-tanda sudah terlihat maka tak aneh kaum kafir memanfaatkan berbagai kejahatan untuk menghadang ini semua ini, upaya ini pasti akan gagal dengan izin allah,” pungkas Yasin.
Dalam acara ini dimeriahkan oleh Tim Hadrah Muhibbul pimpinan Ust Marju’in dari Bangka Tengah dan Tim Teatrikal dari SMAN 2 Kota Pangkalpinang. Hadir pada kesempatan ini para tokoh masyarakat, tokoh agama dan lain sebagainya dari segala penjuru Pulau Bangka di antaranya, Ust Rosidi, Ketua MUI Bangka Selatan, Ust Hasyim, Ketua MUI Bangka Tengah, Ust Imam Ayatullah, Ketua DDI Babel, Ust Rizal Ibrahim, MUI Babel, Ust Ahmad Fadli Ulama Pangkalpinang dan Ust Samsuni, Ulama Bangka Tengah serta H Arif, Ulama Bangka Selatan.
Di penghujung acara peserta RPA melakukan pawai mengelilingi ATM Kota Pangkalpinang dan ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Ust Firman Saladin. (Maktab I’lamiy HTI Babel)