HTI Press, Palembang. Ribuan umat islam Sumsel menghadiri Rapat dan Pawai Akbar 1436 H yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Sumatera Selatan di Pelataran Benteng Kuto Besak Palembang, Minggu (10/5).
Sekira pukul 06.30 WIB peserta mulai mendatangi Benteng Kuto Besak. Selain menggunakan angkutan darat, peserta juga datang beriringan menggunakan perahu motor (ketek) langsung turun di tempat acara yang berada tepat di pinggiran Sungai Musi. Tepat pukul 08.00 WIB para pembicara naik ke atas panggung dengan dikawal pasukan al Liwa dan ar Rayah diiringi barisan drum band yang menandakan acara dimulai.
Mengawali rapat, Ustadz Marsah dana kurniawan menyampaikan kata sambutan DPD I HTI Sumsel. “Rapat dan Pawai Akbar ini bertajuk Bersama Umat Tegakkan Syariah dan Khilafah. Selamatkan Indonesia dari Neoliberalisme dan Neoimperialisme.” Kata Marsah. “Perjuangan untuk tegaknya syariah dan khilafah bukanlah tanpa pendukung. Dukungan itu makin nyata dimana-mana.” Sambung Marsah.
Meski cuaca pagi cukup terik peserta terlihat antusias dan tidak beranjak dari tempat acara. Ditambah lagi, ajakan dan yel-yel dari MC yang diselingi teriakan Allahu Akbar semakin memompa semangat peserta.
Di orasi pertama, Ust. Syarif Sony Sanjaya memaparkan fakta-fakta neoliberalisme dan neoimperialisme yang mencengkeram Indonesia. Mulai dari privatisasi sektor publik, pencabutan subsidi BBM, penjualan BUMN, persengkongkolan busuk pengusaha dan penguasa, intervensi asing dalam penyusunan undang-undang. “Neoliberalisme dan neoimperialisme berdampak sangat buruk bagi kita semua” Teriak Syarif. “Demokrasi yang selama ini dipercaya sebagai system politik terbaik, yang akan mewadahi aspirasi rakyat, nyatanya bohong belaka” Lanjutnya. “Demokrasi tidak ada yang namanya kedaulatan rakyat, yang ada adalah kedaulatan para pemilik modal” Sambung Ustadz muda asal Lubuk Linggau itu. “Negeri ini jelas harus segera diselamatkan. Save Indonesia With Sharia and Khilafah.” Ujar Syarif menutup orasinya.
Orator kedua, Ustadz Mahmud Jamhur menegaskan bahwa menegakkan khilafah merupakan kewajiban umat islam dan disepakati oleh ulama seluruh mazhab.”Khilafah pasti tegak, mengapa? Karena tegaknya khilafah adalah janji Allah dan janji allah pasti akan terwujud” Tegas Mahmud. “Oleh karena itu, Hizbut Tahrir mengajak saudara-saudara semua untuk bersungguh-sungguh secara konsisten memperjuangkan perkara yang sangat penting ini” Ajak Ustadz yang juga Ketua DPD I HTI Sumsel.
Sementara itu, Ustadz Ibnu Azis Fathoni dalam pidato politiknya di acara yang sama menyampaikan bahwa umat islam adalah umat yang mengimani tidak ada Tuhan yang patut disembah dan ditaati kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah seharusnya menolak system demokrasi yang menjadikan otoritas membuat hokum diserahkan kepada manusia. “Semua hokum selain islam adalah hokum kufur dan jahiliyah, kita diharamkan untuk mengambil, menerapkan dan menyebarluaskannya” Kata Ibnu Azis. “Umat Islam adalah umat yang diperintahkan untuk bersatu dalam naungan satu daulah, itulah daulah khilafah islamiyah yang dipimpin oleh seorang khalifah” Lanjut Anggota DPP HTI itu. “Segeralah melangkah bersama hizbut tahrir berjuang menegakkan khilafah!” Ucap Ibnu Azis disambut teriakan takbir para peserta.
Seusai rapat di Benteng Kuto Besak (BKB), massa kemudian berjalan untuk pawai menyusuri jalan-jalan portokol di kota Palembang. Dari BKB massa berjalan masuk ke Jalan Merdeka, melewati Masjid Agung, Jalan Jend. Sudirman kemudian berputar di depan Pasar Cinde dan finish di Bundaran Air Mancur depan Masjid Agung Palembang. Sontak saja, barisan pawai yang memadati jalan dengan membawa bendera hitam putih bertuliskan kalimat tauhid serta memegang poster dan spanduk menjadi pusat perhatian masyarakat. Apalagi dibarisan depan pawai dibuka oleh dentuman instrument dari pasukan drum band.
Rangkaian acara Rapat dan Pawai Akbar ditutup dengan pembacaan pernyataan Hizbut Tahrir Indonesia yang dibacakan oleh Yusmono Khoiri selaku Humas DPD I HTI Sumatera Selatan.
“Dengan tajuk Bersama Umat Tegakkan Khilafah, RPA diselenggarakan sebagai medium untuk mengokohkan visi dan misi perjuangan umat untuk tegaknya kembali kehidupan Islam dalam Khilafah.” Kata Yusmono.
“Visi dan misi ini penting untuk terus ditegaskan dan dikokohkan terlebih di tengah arus besar yang tengah mengancam keselamatan negeri ini, yakni neoliberalisme dan neoimperialisme “Lanjutnya.
Hizbut Tahrir juga Menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya para pimpinan ormas, orpol, ulama, wakil rakyat, anggota TNI/Polri, wartawan, cendekiawan, para pengusaha, para pekerja serta para pemuda dan mahasiswa untuk secara sungguh-sungguh mengamalkan syariat Islam dan berjuang bagi tegaknya syariah Islam di negeri ini. Serta secara sengaja menempatkan perjuangan penegakan syariah sebagai agenda utamanya. Sesungguhnya mengamalkan syariah dalam kehidupan pribadi dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara merupakan kewajiban setiap muslim dan merupakan realisasi dari ibadah kepada Allah SWT.
Kepada pemerintah, Hizbut Tahrir menyerukan untuk memandang acara ini sebagai bagian dari ekspresi dan aspirasi umat Islam yang dijamin oleh undang-undang. “Serta mengajak aparat keamanan untuk mengamankan acara ini hingga bisa berlangsung dengan aman dan tertib.” Pungkasnya.[] MI Sumsel