HTI Press, Kota Bogor. “Ketika kita mengaku beriman kepada Allah, maka sudah semestinya kita patuh dan tunduk pula kepada sistem dan aturan yang berasal dari Al Qur’an. Tidak ada pilihan lain, bagi kita yang mengaku beriman kepada Allah adalah turut serta memperjuangkan tegaknya syari’at Islam di tengah kehidupan,” papar Ketua DPC Hizbut Tahrir Indonesia Bogor Selatan Hidayat Abu Hisyam membuka acara Tabligh Akbar dan Talkshow bertajuk Selamatkan Indonesia, Tegakkan Syariah dan Khilafah Ahad (17/05) di Masjid At Thohiriyah Empang Bogor.
Menurut Hidayat, Indonesia sekalipun sudah dideklarasikan merdeka, namun kenyataannya secara politik dan ekonomi, negeri ini masih dijajah oleh para kapitalis.
Di sesi talkshow hadir Ust Iwan Januar sebagai Pemateri yang didampingi oleh Mantan Artis YKS Cesar Aditya Putra.
“Kehidupan saat ini, sering membuat kita tertipu, dengan menyatakan bahwa hidup bahagia hanya bisa didapat dengan banyaknya harta. Padahal ternyata tidak demikian,” ujar ustadz muda nan energik tersebut.
Hidup bahagia, lanjutnya, tidak hanya digambarkan dengan banyaknya harta, akan tetapi ketika seorang muslim mendekatkan diri kepada Allah, maka saat itulah kebahagiaan akan dirasakan oleh muslim tersebut.
“Jika harta menjadi tolok ukur kebahagiaan, ternyata sering kita lihat banyak orang kaya yang belum merasa bahagia,” tegasnya kepada lebih dari lima ratus peserta tabligh.
Kebahagiaan akan dirasakan jika seorang muslim dalam melakukan segala hal didasarkan pada motif beribadah kepada Allah SWT. Agar dapat beribadah dengan sempurna, syari’at Islam harus diterapkan dalam kehidupan. Namun akibat demokrasi, syari’at Islam terhambat diterapkan di negeri ini bahkan membuat umat semakin jauh dengan aturan Allah SWT.
Belum hilang dari ingatan kita, tambah Iwan Januar, saat umat Islam mengajukan RUU Antipornografi, DPR melakukan voting dan hasilnya sebagian besar anggota dewan menolak RUU tersebut. Inilah wujud demokrasi menjadi penghambat diterapkannya syari’at Islam.
Sementara itu Cesar Aditya Putra menyampaikan pengalaman pahitnya selama menjalani profesi di dunia hiburan. “Dahulu harta menjadi ukuran kebahagiaan diri saya,” ujarnya.
Di penghujung acara, Syabab Hizbut Tahrir M. Muhibbudin memaparkan tentang tidak adanya keraguan dalam Al Qur’an. “Seratus persen Al Qur’an datang dari Allah SWT,” tegasnya.
Menurutnya, jika kita yakin Al Qur’an datang dari Allah SWT, maka tidak layak bagi kaum muslimin untuk tidak melaksanakannya secara menyeluruh. “Karenanya umat Islam tidak boleh berdiam diri dari aktivitas menegakkan kembali syari’at Allah SWT secara menyeluruh di muka bumi ini,” tegas ustadz yang juga Mudir Insantama Boarding tersebut. [] MI HTI Kota Bogor