Para aktivis, politisi Mesir dan pihak asing telah memperingatkan konsekuensi atas keputusan pengadilan pada hari Sabtu lalu yang menjatuhkan hukuman mati kepada mantan Presiden Mohammad Morsi dan sejumlah pemimpin Ikhwanul Muslimin dalam kasus melakukan “komunikasi dengan Hamas” dan kasus “melarikan diri dari penjara” menjelang Revolusi bulan Januari 2011.
Ulama Kuwait, Tariq Suwaidan menulis di laman Facebooknya, dengan mengatakan: “Kami berusaha untuk menahan para pemuda dan tetap memelihara kedamaian.”
Surat kabar Inggris Guardian melaporkan peringatan dikeluarkan oleh kelompok Islam di Mesir terhadap dampak mengerikan atas hukuman mati terhadap presiden terpilih pertama dalam sejarah negara Mesir itu.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Sabtu dengan judul “Kelompok Islam memperingatkan dampak pelaksanaan hukuman mati atas Morsi” bahwa “dalam kasus hukuman mati terhadapnya yang akhirnya dikonfirmasi pada tanggal 2 Juni, para analis percaya bahwa negara akan menyaksikan reaksi kekerasan yang mungkin akan memaksa rezim untuk mencabut hukuman mati itu, terutama mengingat kenyataan bahwa Morsi sebelumnya telah dijatuhi hukuman penjara yang sangat lama dalam kasus lain, yang mendekati hukuman seumur hidup.
Sebuah saluran televisi Israel mengatakan dalam salah satu laporannya: “Hampir dua tahun setelah kudeta oleh pemimpin militer Abd Al-Fattah Al-Sisi dan tuntutan terhadap mantan Presiden Morsi dan dilancarkannya operasi ekstensif oleh tentara terhadap Ikhwanul Muslimin, berakibat pada tewasnya ratusan orang dan ditahannya beberapa ribu orang, saat ini rakyat Mesir khawatir bahwa hukuman mati atas Morsi mungkin akan memicu gelombang baru protes kekerasan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Sementara itu ratusan pemuda dari Ikhwanul Muslimin menahan diri dan menahan reaksi mereka saat melihat teman-teman dan kerabat mereka sendiri merana di balik jeruji besi di penjara-penjara militer atau menerima hukuman mati dan dipenjara seumur hidup atau mendapat hukuman yang keras, sekarang orang-orang muda itu mendapat tekanan besar dari rekan-rekan mereka di dalam kelompok-kelompok bersenjata yang mendesak mereka untuk ikut mengangkat senjata.
Sumber : Middle East Monitor