Malaysia Tolak Kedatangan Pengungsi Myanmar Saat Krisis Kemanusiaan Memburuk

pengungsi rohingya1Dengan alasan mengutamakan kepentingan nasional, Malaysia tolak pengungsi Myanmar. “Kami harus melihat kepentingan kami sendiri juga, yakni masalah sosial dan masalah keamanan – kami harus mengambilnya sebagai  pertimbangan,” kata seorang pejabat.

Sementara banyak “manusia perahu” mengatakan mereka ingin pergi ke Malaysia karena di sana banyak keluarga mereka.

Kelompok bantuan memperkirakan bahwa ribuan orang lainnya  terdampar di laut setelah dilakukan tindakan keras terhadap pelaku perdagangan manusia yang meminta para kapten kapal dan penyelundup untuk meninggalkan kargo manusia mereka.

Tampaknya tidak ada solusi cepat untuk krisis ini, terutama karena Myanmar tidak mau terlibat dalam diskusi mengenai masalah ini dan menolak menerima tanggung jawab apapun atas krisis migran.

Kapal-kapal Angkatan Laut dari Malaysia, Thailand dan Indonesia dalam beberapa hari terakhir mencegat kapal-kapal dengan penumpang yang putus asa, lapar, dengan memberi mereka makanan dan air dan mengusir mereka untuk pergi – sebuah langkah yang memicu kemarahan internasional.

PBB terkejut dan telah memperingatkan bahwa mendorong perahu ke laut lepas bisa menciptakan krisis “peti mati mengambang” dan mendesak para pemimpin di wilayah itu untuk memprioritaskan kehidupan manusia.

Negara-negara mayoritas Muslim telah membantu lebih dari 45.000 Muslim Rohingya selama bertahun-tahun.

Di sisi lain,  kerjasama Myanmar dipandang penting untuk memecahkan krisis ini, tetapi pemerintah meragukan apakah akan menghadiri konferensi yang akan diselenggarakan oleh Thailand pada tanggal 29 Mei yang mencakup 15 negara Asia yang terkena dampak situasi darurat ini.

“Kami tidak mengabaikan masalah migran, tetapi para pemimpin kami akan memutuskan apakah akan menghadiri pertemuan akan berdasarkan pada apa yang akan dibahas,” Zaw Htay, direktur kantor presiden Myanmar, mengatakan pada hari Sabtu.

Dia mengatakan sebagian pihak menyalahkan negara-negara tetangga Myanmar, dengan mengatakan bahwa dari sudut pandang kemanusiaan, “adalah menyedihkan bahwa orang-orang itu didorong ke laut lepas oleh beberapa negara”.

Sumber : Al Jazeera (18/5/2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*