Satu organisasi hak asasi manusia menuduh aparat keamanan Mesir menggunakan kekerasan seksual dalam skala massal untuk membungkam oposisi.
Federasi Internasional Hak Asasi Manusia yang berkantor di Paris mengatakan terjadi peningkatan kasus kekerasan seksual sejak militer mengambil alih kekuasaan dua tahun silam.
Dalam laporan yang diterbitkan organisasi disebutkan bahwa laki-laki, perempuan, dan anak-anak menjadi korban serangan atau pelecehan seksual untuk “mencegah masyarakat menggelar aksi protes”.
Kecaman pegiat HAM
Para korban harus menghadapi tes keperawanan, pemerkosaan, dan pemerkosaan beramai-ramai setelah ditangkap aparat.
Organisasi ini mengatakan para pelaku kekerasan seksual mendapatkan kekebalan hukum karena sangat jarang menjalani penyelidikan, apalagi diajukan ke pengadilan.
Para pelaku disebutkan dari kalangan polisi, perwira intelijen, dan anggota militer.
Para pegiat HAM juga menuduh pemerintah sengaja menggunakan serangan atau kekerasan seksual sebagai strategi politik guna membungkam orang-orang yang bersuara kritis terhadap pemerintah.
Para pejabat Mesir mengatakan belum bisa memberikan tanggapan sampai mereka membaca laporan dari federasi HAM tersebut. (bbc, 19/5/2015)