Usir Pengungsi Rohingya, Hizbut Tahrir Kecam Pemerintah Malaysia

Muktamar Khilafah Jakarta-Abdul Hakim

Abdul Hakim, Kepala Kantor Media Hizbut Tahrir Malaysia

Terkait pengungsi Rohingya, Hizbut Tahrir mengkritik pemerintah Malaysia yang menyatakan tidak mudah menerima para pengungsi dan orang-orang yang memasuki negara itu secara ilegal akan ditangkap, diadili dan dikirim kembali ke laut internasional atau ke negara asal mereka.

“Keputusan macam apa ini? Apakah pemerintah ini tidak menyadari bahwa di bawah UU Kewarganegaraan Burma tahun 1982 kaum Muslim Rohingya ditolak kewarganegaraannya di negara mereka sendiri dan diperlakukan sebagai imigran oleh rekan-rekan senegara mereka yang mayoritas Buddha?” ujar Kepala Kantor Media Hizbut Tahrir Malaysia Abdul Hakim Othman seperti rilis tertanggal 2 Sya’ban 1436 H/ 20 Mei 2015 yang diterima mediaumat.com.

Abdul Hakim juga mempertanyakan apakah pemerintah tidak menyadari bahwa ribuan Muslim Rohingya kehilangan tempat tinggal dan menjadi pengungsi di kamp-kamp di sepanjang perbatasan Bangladesh-Myanmar; Muslim Rohingya menghadapi penindasan, diskriminasi dan pembantaian selama puluhan tahun oleh ekstrimis Budha di bawah rezim Myanmar.

“Apakah pemerintah tidak menyadari bahwa semua kesengsaraan yang diderita kaum Muslim Rohingya oleh rezim Myanmar adalah karena tidak ada alasan lain kecuali karena mereka adalah Muslim, yang agamanya sama dengan agama yang dianut oleh para penguasa negeri ini?” tanyanya lagi retorik.

Lalu, Abdul Hakim juga memperingatkan pemerintah dengan firman Allah tentang kewajiban menolong sesama Muslim. “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan…” ujarnya mengutip TQS Al-Anfal ayat 72.

Hizbut Tahrir Malaysia juga mengingatkan umat Islam bahwa keadaan saat ini dan kondisi umat Islam Rohingya, adalah sebagaimana yang dialami umat Islam di Palestina, Suriah, Kashmir, Irak, Afghanistan dan di tempat-tempat lain yang merupakan akibat langsung dari tidak adanya Negara Khilafah.

“Tanpa Khilafah, umat Islam terpecah-belah di bawah nasionalisme dan perbatasan palsu yang diciptakan Barat yang menciptakan negara bangsa,” pungkasnya. (mediaumat.com, 25/5/2015)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*