Jubir HTI Mempertanyakan Masa Depan Pengungsi Rohingya

???????????????????????????????HTI Press, Langsa. Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto didampingi sejumlah relawan DPD II HTI Kota Langsa untuk Rohingya pada Senin (25/5/2015) bersilaturahim ke kedua lokasi pengungsian Rohingya yang ada di Kota Langsa dan Aceh Timur.

Dalam kunjungan ini jubir HTI mempertanyakan masa depan pengungsi Rohingya.

“Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana nasib mereka setelah ini, apalagi bila benar pemerintah Indonesia hanya memberikan penampungan selama satu tahun?” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan menampung para pengungsi Rohingya yang terdampar di pantai utara Aceh selama satu tahun.

Sembari menyerahkan sejumlah bantuan, Ismail bincang-bincang dengan salah satu pengungsi yang paham bahasa melayu Abdur Rasyid (40 tahun). Abdur Rasyid pengungsi dari Rakhine, bersama puluhan pengungsi lain, sekitar 2 bulan terapung-apung di lautan.

“Abdur Rasyid tidak tahu nasib istrinya yang saat dia mengungsi sedang pergi ke rumah saudaranya di lain desa. Tapi ia selamat bersama ketiga anaknya. Ia bercerita mereka ketika di Rohingya disiksa, dibunuh, dibakar rumahnya. Abdur Rasyid ingin tinggal di mana saja yang mau menerima dirinya. Balik ke Burma juga tak masalah asal dia bisa hidup normal,” ujar Ismail kepada HTI Press.

Saat ini, Abdur Rasyid sudah tinggal 15 hari di Kuala Langsa bersama sekitar 250 pengungsi termasuk 60 anak-anak dan 70 perempuan.

Usai berbincang-bincang, selanjutnya rombongan HTI bertolak ke kamp pengungsian yang berada di Aceh Timur. Usai menyerahkan bantuan, Ismail dipertemukan dengan Imami (20 tahun) salah satu pengungsi yang hafidz quran. “Saya jumpa dengan Imami yang hafal 30 juz al Qur’an. Dia sempat tunjukkan hafalan surah Yasin. Imami ingin tinggal di Indonesia,” ungkap Ismail.

Berdasarkan pengamatan Ismail, para pengungsi tampak mendapat perlakuan yang baik oleh pemerintah daerah Langsa maupun pemerintah pusat melalui instansi seperti BNPB dan Depsos. Juga dari para relawan seperti ACT, MerC, PMI, HTI dan lainnya. Pengungsi laki dan perempuan ditempatkan di tempat terpisah. Layanan makan dan kesehatan serta pakaian terlihat cukup. Bantuan terus berdatangan, juga tampak cukup menumpuk di gudang.

[] Musri/Joy

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*