Puluhan dekade frustrasi yang memuncak ditumpahkan di jalan-jalan Tel Aviv dan seluruh Israel, saat ribuan orang Yahudi asal Ethiopia berbaris melawan diskriminasi dalam serangkaian protes.
Bukan pertama kalinya komunitas ini telah turun ke jalan, tapi sekarang mereka menyedot perhatian negara, menyusul video yang beredar dengan cepat yang menunjukkan dua petugas polisi Israel memukuli tentara Ethiopia-Israel yang berserakan militer. Kedua petugas itu dipecat.
Video ini menjadi titik kritis, dan merupakan gejala dari masalah yang lebih besar. Yahudi Ethiopia mengatakan mereka diperlakukan seperti warga kelas dua.
Baruch-Ron seorang Yahudi Ethiopia yang datang ke Israel saat dia berusia 10 tahun, melarikan diri dari Ethiopia dengan berjalan kaki ke Sudan sebelum akhirnya dia bisa terbang ke Israel.
Yahudi asal Ethiopia bermimpi selama 2.000 tahun untuk bisa sampai ke Yerusalem, katanya, sambil mengenang dengan baik kegembiraan sebagai seorang anak ketika ayahnya mengatakan mereka akan berangkat ke Israel.
Namun, sesampainya di Israel yang mereka hadapi adalah pengangguran yang mencapai 13%, yakni hampir tiga kali rata-rata nasional, dan orang Ethiopia memperoleh pendapatan kurang sepertiga dari yang diperoleh orang Israel.
Menurut Tebeka, sebuah kelompok advokasi Ethiopia-Israel, orang Yahudi Ethiopia merupakan kurang dari 2% penduduk Israel, tapi mereka merupakan hampir 20% dari penghuni penjara remaja. (CNN, 28/5/2015)