Di hadapan lebih dari seratus ribu massa, anggota Maktab I’lami DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Farid Wadjdi menyatakan neoliberalisme dan neoimperialisme merupakan biang kedzaliman, kekufuran dan kemaksiatan. Umat Islam tidak boleh membiarkannya dan harus dilawan.
“Sementara Allah SWT telah melarang kita diam terhadap kedzaliman, diam terhadap kekufuran, diam terhadap kemaksiatan!” pekiknya, Sabtu (30/5) di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Farid pun membacakan dalil. “Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian harus memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, atau Allah akan menimpakan hukuman atas kalian (karena meninggalkan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar), kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan tidak dikabulkan-Nya,” ujarnya mengutip hadits Rasulullah SAW riwayat at-Tirmidzi.
Ia juga mengutip pendapat para ulama. “Barangsiapa diam dari (menyampaikan) kebenaran, maka ia adalah syaithan akhras, yakni setan yang bisu dari jenis manusia,” pekiknya.
“Sekali lagi saya ingin bertanya pada Anda, apakah Anda rela kondisi ini terus dibiarkan ?” tanyanya.
“Tidak…” pekik massa.
“Oleh karena itu setujukan Anda, negeri ini, negeri Islam, yang sedang terancam ini harus segera diselamatkan?” tanya Farid lagi.
“Setuju..” jawab mereka.
Sambil mengepalkan tangan, Farid berbicara dengan intonasi yang lebih tinggi: “Untuk menunjukkan persetujuan Anda, kepalkan tangan Anda, dan teriakkan takbir…”
“ Allahu Akbar ….Allahu Akbar….Allahu Akbar…” pekik massa sembari mengepalkan tangan.[] Joko Prasetyo