Data yang dikumpulkan koran The Washington Post memperlihatkan jumlah orang yang ditembak polisi Amerika Serikat dua kali lipat lebih tinggi dari angka resmi.
Koran tersebut melaporkan dalam waktu lima bulan tahun 2015, 385 orang tewas ditembak polisi, atau rata-rata lebih dari dua orang dalam sehari.
Proporsi warga kulit hitam yang ditembak jauh lebih tinggi di kalangan korban, khususnya di antara korban yang tidak memiliki senjata.
Sementara statistik resmi -yang didasarkan pada laporan pihak penegak hukum- menyebutkan sekitar 400 orang tewas setiap tahunnya sejak 2008 lalu.
Dalam beberapa waktu belakangan, terjadi beberapa penembakan kontroversial di Amerika Serikat, dengan korban kulit hitam yang mati ditembak polisi kulit putih dan beberapa di antaranya memicu unjuk rasa yang meluas.
Polisi di Amerika Serika diizinkan menggunakan kekuatan yang mematikan jika merasa jiwanya terancam.
Bagaimanapun tidak ada cara yang bisa diandalkan untuk menelusuri jumlah kematian akibat penembakan oleh polisi.
Statistik resmi didasarkan pada laporan dari lembaga penegak hukum sementara The Washington Post mengatakan pencatatan tahun 2015 didasarkan pada wawancara, laporan polisi, berita media setempat, dan sumber-sumber lain.
Selain jumlah korban penembakan polisi, laporan The Washington Post juga menyebutkan tingkat pembunuhan oleh sesama warga mencapai 2,6 per hari untuk tahun 2015, atau lebih dua kali lipat dari 1,1 per hari, sesuai catatan FBI selama satu dekade belakangan. (bbc, 1/6/2015)