Biro Pendidikan Tarbaghatay City (Tacheng) di utara Xinjiang, Cina, meminta kepala sekolah melarang siswanya yang beragama Islam berpuasa, pergi ke masjid, dan mengikuti aktivitas keagamaan selama Ramadhan.
Seruan yang sama juga diunggah di situs Biro Pendidikan dan Sekolah Xinjiang. Pejabat di wilayah Qiemo mengumumkan pemimpin agama di sana sebaiknya meningkatkan inspeksi selama Ramadhan agar stabilitas sosial terjaga.
Masyarakat di Desa Yili, dekat perbatasan Kazakstan menyatakan tiap penjaga masjid wajib mengecek kartu identitas jemaah yang melaksanakan salat di masjid selama Ramadhan ini.
Tak hanya bagi pelajar, pemerintah Cina juga melarang pekerja sipil dan guru berpuasa dan mewajibkan seluruh restoran tetap buka.
“Tempat makanan akan beroperasi normal selama Ramadhan,” kata pemerintah seperti yang ditulis dalam pengumuman di situs administrasi makanan dan obat-obatan wilayah Xinjiang, Jinghe.
Seorang pejabat Bole dalam suatu pertemuan menjelaskan selama Ramadhan jangan terikat puasa, begadang, atau kegiatan keagamaan lain.
Partai Komunis Cina memang melarang kewajiban puasa di Daerah Otonomi Uighur, Xinjiang, sejak beberapa tahun lalu. Xinjiang berbatasan dengan Mongolia di sebelah timur, Rusia di utara, serta Kazakstan, Kirgistan, Tajikistan, Afganistan, dan Kashmir di barat.
http://dunia.tempo.co/…/
Sikap psikopat China terhadap Muslim sebenarnya dilandasi oleh pengalaman sejarah ketidakberdayaan mereka menghadapi kekuatan Aqidah Islam. China menyadari betul dahsyatnya kekuatan ideology Islam yang sudah mereka rasakan sejak abad ke 6 M dan begitu cepat mempengaruhi masyarakatnya yang berbondong-bondong masuk Islam. Khilafah Islam di zaman al-Walid bin ‘Abdul Malik menaklukkan wilayah Asia Tengah di bawah panglimanya Qutaibah bin Muslim yang dimulai sejak tahun 86 H/705 M. Pengalaman ini mempunyai dampak politik yang luar biasa yang terukir dalam memori sejarah China, apalagi ketika Qutaibah berhasil menaklukkan kota Kashgar, Bukhara dan Samarkand hingga berhasil menguasai jalur sutera perdagangan di Asia Tengah yang sangat penting bagi Cina dan dunia.
Ketakutan Cina ini akan segera menjadi semakin nyata di era modern ini, karena Khilafah telah di pelupuk mata. Sejarah pun akan kembali berulang, rezim predator Cina akan kembali menghadapi sosok Qutaibah kedua di bawah komando Khilafah Islam untuk yang kedua kalinya, bukan hanya untuk membebaskan kaum Muslim di Turkestan Timur saja tapi juga membebaskan Cina dari kegelapan ideologi buta yang saat ini berkuasa di tanah mereka.
{سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ}
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut/gentar (menghadapi orang-orang beriman), disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim” (QS Ali ‘Imraan:151).
Permusuhan penguasa kafir cina mereka lakukan terang-terangan ! Lalu mengapa para penguasa negeri muslim masih saja bermesraan dengan mereka! Lalu mrngapa pula ummat madih saja mendukung pengusa jahat seperti itu!
Tunggulah wahai penguasa penghianat ummat! Ketika darah dibayar darah ! Kekuasamu tinggal penyesalan saja !