Dalam sebuah laporan berita di televisi, tampak seorang ayah tengah berusaha menghibur putri kecilnya di rumah sakit yang sedang berjuang menahan sakit akibat luka bakar yang mengerikan di tangan dan kakinya. Sementara ibunya, dan dua saudara laki-lakinya meninggal dalam peperangan yang berlangsung di Yaman. Sedang rumah sakit di Yaman sedang kekurangan obat-obatan untuk mengobati pasien seperti ini. Menurut laporan, hampir 20 juta orang Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan. Pada minggu yang sama, Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman mengunjungi Perancis untuk menandatangani kontrak pertahanan senilai 12 miliar dolar.
*** *** ***
Bulan Ramadhan adalah saksi kesatuan umat yang mulia ini dalam beribadah kepada Allah SWT. Kaum Muslim di mana-mana tengah melakukan ibadah puasa dan shalat yang sama untuk menggapai ampunan. Kaum Muslim juga disatukan oleh perasaan yang sama terhadap kaum Muslim yang miskin, sehingga mereka dengan murah hati membantunya, sebagaimana Nabi saw paling dermawan di bulan Ramadhan. Beberapa hari yang lalu, saya melihat sebuah laporan berita tentang seorang gadis Yaman yang dirundung duka, karena luka bakar parah yang menimpa tubuhnya. Sementara pemerintah Arab Saudi menandatangani kontrak pertahanan dengan Perancis dengan nilai 12 miliar dolar.
Saya berpikir tentang kaum Muslim Rohingya yang melarikan diri dari penganiayaan, kaum miskin di Somalia yang mengharap uluran tangan, dan lainnya yang tengah membutuhkan pengobatan. Saya membayangkan bahwa semua itu hanya mewakili sebagian kecil dari 12 miliar dolar tesebut. Namun di Ramadhan ini, justru pemerintah Arab Saudi memberikan jumlah tersebut pada Perancis. Dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam surat Quraisy, Allah SWT menyatakan bahwa, meskipun kaum Quraisy tinggal di tempat yang tandus, namun mereka memiliki kekayaan dan posisi. Sedang suku-suku mereka melakukan perjalanan ke Yaman dan Syam di musim dingin dan musim panas tanpa khawatir dan takut, sebab mereka merasa sebagai pemilik Baitullah dan Ka’bah yang mulia. Oleh karena itu, mereka harus menyembah Tuhan pemilik rumah ini, yang telah memberi mereka semua berkah tersebut? Allah SWT berfirman: “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka´bah).” (TQS. Quraisy [106] : 3).
Mengapa mereka tidak mengikuti Rasulullah saw? Ketika berpikir tentang ayat ini. Saya ingat pemerintah Iran dan Arab Saudi, serta peran keduanya di Yaman, di mana keduanya telah menjadi penyebab penderitaan dan pembunuhan, dan sebagai pelaksana perintah dari negara-negara kolonial. Seperti halnya kaum Quraisy, kedua pemerintah ini berkuasa di bumi yang diberkati dengan minyak dan gas, serta kekayaan lainnya yang sangat besar. Namun kedua negara ini, mengabaikan sunnah Rasulullah saw, dan tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan oleh Tuhan pemilik Ka’bah.
Sebaliknya, kedua negara itu justru sibuk menumpahkan darah umat, dan mendukung isu perang antara Sunni dan Syiah. Sementara yang lain menderita di saat mereka mempermainkan tubuh umat yang mulia ini.
Kami memohon kepada Allah SWT semoga memberkati umat Islam dengan kembalinya Khilafah Rasyidah ‘ala minhāji an-nubuwah, serta mengikuti model dan perjalanan hidup nabi. Sehingga umat Islam kembali dipimpin oleh orang yang akan menyatukan kami, dan memerintah kami berdasarkan al-Qur’an di semua aspek kehidupan kami. Karena itu, umat Islam akan mematuhi perintah Allah SWT ketika berfirman: “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka´bah).” (TQS. Quraisy [106] : 3). [Taji Mustafa]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 29/06/2015.