Menolak Lupa, Pembunuhan Massal 100 Ribu Muslim Bosnia

pemakaman korban pembantaian srebrenica bosniaBosnia: Konflik Terburuk di Eropa Sejak Perang Dunia II

Kekejaman perang dilakukan semua pihak tapi penduduk Muslim Bosnia lah yang bisa dikatakan menderita perlakuan sangat buruk dan itu adalah pembantaian yang dilakukan terhadap warga Bosnia – terutama di Sarajevo dan Srebrenica – yang telah identik dengan konflik itu.

Antara bulan April 1992 hingga Desember 1995, diperkirakan 100.000 orang tewas dan 2,2 juta mengungsi dalam perang “pembersihan etnis”. Sekitar 50.000 kaum perempuan, sebagian besar penduduk Bosnia, diperkosa.

Perang itu dipicu oleh pecahnya Yugoslavia yang membuat Bosnia menyatakan kemerdekaannya pada bulan Februari 1992.

Ibukota Bosnia Sarajevo diserang oleh milisi Serbia Bosnia yang didukung oleh Angkatan Darat Yugoslavia dalam pengepungan terpanjang dalam sejarah modern.

Selama blokade, sekitar 10.000 warga sipil tewas dan lebih dari 50.000 lainnya terluka. Lebih dari 300 tembakan artileri jatuh di kota itu setiap hari, hingga merusak ribuan bangunan.

Perang itu juga membuat kembalinya kamp konsentrasi ke Eropa. Menurut sebuah asosiasi kamp para korban, ​​ada 657 kamp yang dijalankan oleh Serbia di mana sekitar 30.000 tahanan tewas dan ribuan lainnya disiksa dan dibiarkan kelaparan. Sebagian besar mereka yang tewas dikubur pada kuburan massal di seluruh negeri.

Di Prijedor, barat laut Bosnia, di mana terdapat sejumlah besar kamp, ​​lebih dari 5.000 orang tewas, dimana sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Dalam satu awal insiden, 224 warga Bosnia dibawa dari Prijedor pada bulan Agustus 1992. Mereka semua lalu dibunuh oleh pasukan Serbia. Mayat 188 korban itu tetap belum ditemukan hingga 23 tahun kemudian.

Pembantaian lain terjadi di Desa Ahmici, pusat Bosnia, ketika pasukan  Dewan Pertahanan Kroasia membunuh 116 orang Bosnia, termasuk 43 perempuan dan anak-anak.

Tapi mungkin kejahatan perang yang paling dekat hubungannya dengan perang itu adalah komitmen di Srebrenica pada bulan Juli 1995 ketika di depan mata penjaga perdamaian PBB Belanda, paramiliter Serbia menangkap dan membunuh lebih dari 8.000 pria Muslim dan anak laki-laki dalam pembantaian terburuk di Eropa sejak zaman Nazi.

Pada bulan Agustus, NATO meluncurkan serangan udara terhadap Serbia, yang mengarah pada kesepakatan dan pembicaraan damai pada bulan berikutnya di Dayton, Ohio, yang menghasilkan kesepakatan perdamaian akhir.

(worldbulletin.net, 10/7/2015)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*