Mesir pada hari Senin menerima penyerahan tiga jet tempur Rafale dari Perancis. Ini adalah yang pertama dari 24 pesawat tempur yang dijual dalam kesepakatan € 5.2 milyar pada awal tahun ini.
Kairo berharap untuk meningkatkan kekuatan militernya untuk menghadapi Libya yang tidak stabil ke barat dan ancaman dari kelompok militan IS di Semenanjung Sinai wilayah timur.
Bagi Mesir, kesepakatan ini juga menunjukkan dukungan bagi Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang menggulingkan pendahulunya dari kelompok Islam pada tahun 2013 dan ingin mematahkan monopoli AS atas penjualan senjata ke Kairo.
Kesepakatan yang sangat dibutuhkan ini adalah anugerah bagi Perancis yang kekurangan uang dan Paris berharap bahwa dengan menampilkan teknologi militer Perancis akan ada lebih banyak pesanan bagi jet-jet tempur utama, yang berjuang selama bertahun-tahun agar terjual.
Tapi tahun ini perusahaan Perancis telah menikmati sukses setelah meraih kesepakatan dengan Qatar dan Mesir, serta pesanan yang sudah pasti dari India dan minat dari Uni Emirat Arab.
Dalam tindakan lanjutan untuk ekspor peralatan militer Perancis, India pada bulan April memesan 36 Rafales dalam kesepakatan bernilai multi-miliar euro yang butuh waktu bertahun-tahun untuk terwujud.
Dan pada bulan Mei, Qatar menandatangani kesepakatan bernilai multi-miliar euro dengan Dassault untuk membeli 24 jet tempur Rafale. (AFP, 20/7/2015)