Bentrokan pecah pada hari Minggu di Al-Aqsa Yerusalem, salah satu tempat suci Islam, dua hari setelah seorang balita Palestina dibakar hidup-hidup dalam pemboman yang dilakukan oleh tersangka ekstremis Yahudi.
Polisi mengatakan para pemuda Palestina bertopeng di Masjid melempari pasukan keamanan sementara para pengunjuk rasa memegang tinggi-tinggi foto seorang anak berusia 18 bulan yang tewas dalam serangan pembakaran hari Jumat di Tepi Barat yang diduduki. Media Israel melaporkan bahwa pasukan keamanan kemudian berusaha untuk membentuk penghalang antara pelempar batu dan wisatawan yang berkunjung ke kompleks masjid, situs paling suci ketiga dalam Islam, dimana orang Yahudi menyebutnya sebagai Temple Mount. Situasi kembali tenang di kompleks yang terletak di puncak bukit di Kota Tua Yerusalem pada pagi hari, seorang fotografer AFP melaporkan.
Gelombang protes melanda wilayah Palestina sejak pemboman hari Jumat, yang juga membuat kritis saudara balita itu yang berusia empat tahun dan juga orang tuanya.
Ada juga demonstrasi oleh penduduk Israel dan menyerukan tindakan keras terhadap ekstrimis Yahudi.
Pada hari Sabtu, bentrokan pecah di kamp pengungsi Jalazon di Tepi Barat, dimana pemakaman berlangsung terhadap Laith Khaldi, 16 tahun, yang dikatakan militer ditembak oleh tentara setelah melemparkan bom Molotov.
Kunjungan wisatawan diizinkan ke kompleks itu, sementara peribadatan Yahudi dilarang. Polisi Israel memasuki masjid selama bentrokan terjadi untuk menutup pintu dan mengunci (mereka yang dituduh Israel sebagai) perusuh di dalam masjid.
Pemerintah Palestina mengatakan tindakan Israel itu terbukti ingin “menyeret wilayah tersebut ke dalam perang agama.” (Gulf Today Arab Emirates, 3/8/2015)