HTI Press – Surabaya. “Khilafah bukanlah ancaman bagi negeri ini , Khilafah justru akan menyelamatkannya,” pernyataan menarik tersebut disampaikan oleh Jubir HTI Ismail Yusanto dalam Multaqo Ulama Ahlu Sunnah wal Jamaah Jatim bersama Pimpinan HTI (20/08) jam 20.00 sampai tengah malam di Ponpes Al Mimbar Jombang Kota. Pernyataan tersebut muncul di tengah-tengah paparan kondisi politik dan dakwah mutakhir bersama paparan beragam survei yang pro syariah dan khilafah.
” Dakwah adalah merupakan upaya perubahan ke arah yang lebih baik, meliputi suprastruktur (lembaga negara, partai politik, peraturan-perundang-undangan) dan infrastruktur (ormas, media massa, masyarakat/umat),” tambahnya.
Multaqo Ulama Jatim kali dihadiri Jubir HTI dan beberapa fungsionaris DPP HTI antara lain KH Musthofa A. Murtadlo ketua LKU DPP, Gus Jun (anggota LKU DPP), KH. Ihsan Abdul Jalil (anggota LKU DPP), Ustadz Rokhmat S. Labib (Ketua DPP HTI).
Ustadz Rohmat S. Labib menjelaskan tentang kriteria ulama yaitu mewarisi ilmu Rasulullah saw dan memiliki ketaqwaan/ketakutan yang sangat kepada Allah SWT. Ulama sebagai ash-habul fadhilah (pemilik keutamaan, di antaranya ilmu, umat dan pengaruh politis) harus melibatkan diri dalam gerakan penyampaian bahwa ‘Khilafah wajib’. Bahkan bukan sebagai kewajiban biasa melainkan sebagai mahkota segala kewajiban (tajul furudl).
Multaqo Ulama Jatim yang dihadiri 100-an ulama dan kyai ‘pinunjul’ dari seluruh Jawa Timur, dipandu oleh Humas HTI Jatim Ikhsan Abadi sebagai host yang memberi kesempatan kepada Gus Jun untuk menyampaikan apa yang harus dilakukan oleh ulama untuk mempercepat dakwah ini, terutama dalam ujung fase dakwah interaksi dengan umat dan perjuangan politik (marhalah tafaul ma’al ummah wal kifahus siyasi).
Selain kalimah min shobibil bait oleh KH. Farid Ma’ruf sebagai tuan rumah, penyampaian kalimah minal ulama disampaikan oleh ulama tamu dari Bogor KH. Tubagus M. Mawahib yang melakukan sharing sebagai ulama di Jawa Barat. Beliau sangat bersyukur, jika multaqo ulama sebagai ajang saling berkunjung ulama-ulama antar-daerah yang berbeda-beda, untuk memperkuat jaringan ulama dan jalinan perjuangan Islam. Saat sesi dialog interaktif, kalimah minal ulama juga disampaikan ulama perwakilan dari Sumenep-Madura dan dari Malang. [mi jatim]