JAKARTA – Makan malam Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton bersama 75 tokoh Indonesia tidak dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, dan Ketua Tanfidz PBNU Hasyim Muzadi.
Dalam pandangan okezone, saat acara dimulai, tidak satupun dari ketiga tokoh tersebut hadir dalam acara makan malam di Gedung Arsip Nasional, Jalan Gajah Mada, Jakarta, Rabu (18/2/2009).
Dalam daftar undangan, Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin dan Ketua PBNU Hasyim Muzadi tidak tercantum. Namun, keduanya mengaku diundang oleh pihak Kedubes AS. Namun, Din lebih memilih menghadiri dialog antar Agama di Australia. Sedangkan Hasyim tidak diketahui alasan ketidakhadirannya.
Sementara yang hadir dalam acara tersebut di antaranya adalah putra mantan presiden RI BJ Habibie yaitu Ilham Habibie, mantan Wakil Ketua KPK Erry Iriyana, Nong Darol Mahmada (aktivis Jaringan Islam Liberal), Teten Masduki, Lily Zakiyah Munir (Cepdes), Asmara Nababan, Ade Daud Nasution, Suciwati, Joko Susilo, Pramono Anung (PDI P), Imam Prasodjo, Agung Widjojo, Azyumadi Azra, Komarudin Hidayat (rektor UIN), dan Kardinal Julius Darma Atmadja.
Imam Prasodjo menyayangkan ketidakhadiran Din Syamsuddin dalam acara makan malam ini. Menurutnya, Din tidak bisa apriori sebelum mendengar dan mengetahui secara detail mengenai pertemuan.
“Kita harus open minded (berpikiran terbuka). Harus melihat segala kemungkinan. Kalau ada kejadian yang tidak kita setujui, baru buat statemen tidak setuju,” jelasnya.
Menurutnya, jika pertemuan ini bisa mendorong gal yang baik untuk Indonesia dan kepentingan kemanusiaan kenapa tidak digunakan sebaik mungkin. (Okezone, 18/02/09)
Assalamualaikum,
Pak Imam, apanya yang baik?
clinton berkunjung ke NEGARA MUSLIM TERBESAR DI DUNIA dengan membawa konsep mengenai terorisme yang sama dengan g.w. bush. Konsep tersebut sangat berbeda jauh dengan konsep kebanyakan orang di NEGARA MUSLIM TERBESAR DI DUNIA ini. Lebih baik dia memperhatikan itu daripada memperhatikan terumbu karang kita!!!
cool…
ternyata imam prasojo hanya segitu-gitunya pemahaman / kesadaran politiknya. Sangat disayangkan. Masa nggak tahu, Amerika selama ini telah menjadi negara negara horor membunuhi jutaan kaum muslimin. Sayang ya….
Mudah-mudahan Pak Din dan Hasyim gak datang asbab faham dg ayat Al-Qur’an surah Al-Mumtahanah ayat 8 dan 9.
Mestinya petinggi negeri ini baca surah itu dan seluruh ayat ALqur’an shg hanya Allah yg wajib utk ditaati dan tempat meminta pertolongan,dengan kembali menerapkan syariah ISlam dan mewujudkan kepemimpinan Khilafah.
AllahuAkbar walillahilhamd
Hilary adalah menlu amerika, amerika adalah negara iblis. Lho! Kok malah bangga didatangi iblis.
Save-islam.blogspot.com
Sepakat dengan pak imam!
Memang sayang Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua Tanfidz PBNU Hasyim Muzadi tidak bisa hadir.
Kalau dimungkinkan hadir sebaiknya pak Din dan pak Hasyim memang hadir, tetapi jangan lupa bawa SEPATU 2 pasang.
Kalau mau dilempar itu sepatu -seperti di Irak- kurang PD, ya minimal ditaruh di atas meja makan dan langsung pulang, plus jangan lupa “tidak perlu pakai SALAM!”
Itulah sikap seorang muslim kepada penjahat yang tangannya masih berlumuran darah saudara kita di irak, afganistan, dan palestina.
Aneh juga ketika mereka yang hadir dimintai komentar tentang jamuan tsb, mereka bilang “enak dan lezzaat”
Tahukah mereka bahwa hidangan dalam jamuan makan itu sejatinya adalah daging dan darah saudara-saudara mereka seiman -kaum muslim- yang AS bantai hingga sekarang!
baguuusss!. pak Din n Hasyim tidak datang. Biarpun Obama presidennya, umat islam Indonesia tetap jangan suka dengan kebijakan AS.
Utusan teroris koq malah diajak makan malam bersama?? Bukankah Amerika pendukung utama dan penyokong negara ilegal teroris Israel? Siapa pelaku kejahatan yang tangannya berlumuran darah ribuan nyawa anak-anak, ibu, dan orang tua di akhir tahun dan awal tahun baru kemarin? Coba baca kembali definisi terorisme, teroris!! Apakah kalian buta dan tuli??