Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan tertutup selama lebih kurang 45 menit dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis pagi.
Dalam pertemuan itu Presiden didampingi oleh Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensesneg Hatta Rajasa, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi dan Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal.
Hillary yang melakukan kunjungan kerja selama dua hari ke Indonesia datang ke Istana Kepresidenan dengan diikuti oleh rombongan besar yang terdiri dari pasukan pengamanan, pejabat Kemlu AS, pejabat Kedubes AS di Indonesia dan sejumlah wartawan AS.
Pada kesempatan itu Hillary yang mengenakan setelah jas dan celana panjang berwarna biru tua setelah berpamitan kepada Presiden Yudhoyono tiba-tiba menghampiri kerumunan puluhan wartawan asing dan lokal yang telah menantinya.
Mantan ibu negara AS itu secara spontan menyalami para wartawan yang kemudian berebutan mendekatinya sehingga merepotkan para pengawalnya.
Tampilan Kantor Kepresidenan yang dihiasi oleh bunga segar berbeda dengan hari-hari biasa juga menunjukkan arti penting dari kunjungan itu.
Hillary yang tiba di Indonesia Rabu (18/2) sekitar pukul 14.08 WIB itu melakukan kunjungan kerja selama dua hari, 18-19 Febuari di Indonesia.
Sebelum melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Yudhoyono, Hillary telah bertemu dengan timpalannya, Menlu Hassan Wirajuda, Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan dan sejumlah tokoh masyarakat Indonesia.
Mengenai pertemuannya dengan Hassan, Hillary mengungkapkan bahwa kedua menteri luar negeri membahas berbagai isu terutama mengenai keinginan “presiden dan rakyat” Indonesia dan AS untuk membenrtuk kemitraan yang lebih komprehensif.
Ia antara lain menyebut kerjasama di bidang perlindungan lingkungan, perubahan iklim, perdagangan, investasi, pemajuan demokrasi, kesehatan, pendidikan, keamanan kawasan dan kontra terorisme.
Mantan ibu negara itu juga memuji Indonesia yang disebutnya telah melakukan banyak perubahan positif dalam 10 tahun terakhir, yaitu berhasil membangun lembaga yang kuat serta masyarakat madani.
“Pada saat yang sama, Indonesia juga menghormati HAM dalam menjalankan perang yang sukses terhadap terorisme dan ekstrimisme, berhasil mengakhiri konflik sektarian dan separatisme serta bekerja membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih aman bagi perdagangan global dan HAM,” ujarnya.
Sementara itu dalam acara makan malam dengan sejumlah tokoh masyarakat di Gedung Arsip Nasional, ia berkata, “jika ingin menyaksikan demokrasi, Islam dan pengakuan hak-hak perempuan berjalan selaras maka datanglah ke Indonesia”.
Indonesia adalah negara kedua dalam lawatan pertama Hillary ke luar negeri sebagai Menlu AS, setelah Jepang. Seusainya melakukan lawatan di Indonesia, ia dijadwalkan menuju Korea Selatan dan China. (Antara News, 19/02/09)
45 minutes of one of the most riddiculous and pathetic meetings done by indonesian leader in indonesia history.