Rupiah Terkapar, Rakyat Menjerit

photo_2015-09-08_22-12-59HTI Press, Semarang. Di hadapan warga Semarang yang tengah menikmati suasana Car Free Day (CFD), pengamat kebijakan publik Imam Yuli mengungkap dampak dari melemahnya rupiah. “Banyak para pekerja yang di PHK, harga-harga pada pada naik sedangkan daya beli rakyat semakin lemah,” ungkapnya dalam talkshow yang bertem Rupiah Terkapar Rakyat Menjerit, Ahad (6/9) di areal CFD, Semarang.

Pernyataan itu sontak saja diamini para pedagang dan pengunjung. “Belanja sekarang apa-apa mahal Mas, padahal kita tidak bisa menaikkan harga sehingga hasil penjualan dagangan kita jadi menurun Mas, itupun kalau laku semua,” ujar Bu Nana, salah satu pedagang makanan di CFD.

Menurut Ketua Lajnah Siyasiyah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ahmad Lutfi Islam salah satu faktor menurutnya nilai tukar rupiah karena uang tersebut tidak berstandarkan pada emas atau pun perak. Padahal, Islam yang merupakan wahyu dari Allah SWT telah memberikan solusi yang sangat terang atas segala persoalan manusia termasuk dalam masalah standar mata uang.

“Islam telah menetapkan bahwa mata uang yang wajib digunakan oleh negara adalah mata uang emas dan perak,” ungkapnya.

Menurutnya, emas dan perak memiliki keunikan dan nilai yang tinggi. Mata uang emas juga tidak dapat dimanipulasi dan dicetak seenaknya oleh pemerintah sebagaimana halnya uang kertas yang dapat menyebabkan inflasi. “Standar emas juga akan mengurangi masalah perdagangan internasional akibat ketidakstabilan kurs mata uang,” bebernya.

Dengan keunggulan tersebut, sistem ini mampu mempengaruhi negara-negara di dunia untuk membentuk tatanan moneter dan ekonomi global yang lebih stabil dan mensejahterahkan umat manusia. “Dan sistem ini bisa diterapkan hanya dengan khilafah,” pungkasnya.[]MI Semarang/Joy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*