”Yang salah kan sistem dan politisi kok pemilih yang ditekan?” ujar Pengamat Politik Bima Arya pada acara Halqah Islam dan Peradaban (HIP) ke-6 di Wisma Antara Jakarta, Kamis (19/2) siang. Pertanyaan itu ia lontarkan menanggapi polemik fatwa ”golput haram” yang muncul di saat angka golput terus meningkat. Lebih lanjut ia menyatakan golput ideologis semakin meningkat dan merata bukan hanya dikalangan kaum terpelajar saja.
Hal ini terjadi karena mereka memandang bahwa ada kesalahan dalam sistem dan para politisi. ”Ini bukti kesalahan dalam mendiagnosa suatu permasalahan sehingga salah dalam memberikan solusi”, tandasnya.Ia pun menambahkan, bila nanti golput jadi mayoritas maka ini merupakan tamparan yang sangat keras bagi para politisi. Karena pemerintah perlu legitimasi salah satunya diukur dari perolehan suara.
”Kita memang tidak melihat sistem, namun dalam pemilu nanti umat harus seperti apa?
Tidak ada yang mendesak Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mengeluarkan fatwa. Ini merupakan murni jawaban atas pertanyaan umat dan memang pertanyaan itu baru muncul sekarang”, sanggah Ketua MUI KH Ma’ruf Amin pada acara yang bertema ”Golput Halal Haram (Demi Status Quo atau Kemaslahatan Umat) . Lebih lanjut, Ma’ruf menyatakan bahwa MUI itu tidak ada hubungannya dengan status quo tetapi kemaslahatan umat.
Lebih lanjut Ma’ruf menjelaskan karena memilih pemimpin itu merupakan kewajiban agama yang paling besar. Nah, MUI mengarahkan supaya masyarakat itu memilih pemimpin yang jujur, beriman, cerdas, memperjuangkan aspirasi umat Islam. Yang dimaksud dengan pemimpin itu adalah termasuk presiden dan anggota DPR. Bila tidak memilih pemimpin yang seperti itu maka nanti yang akan terpilih adalah pemimpin yang berkarakter sebaliknya.
Berbeda dengan Ma’ruf, Rahmat S. Labib, DPP HTI menyatakan justru sistem memiliki peranan yang sangat vital. Sistem itu bersifat memaksa siapapun yang berada di dalamnya. Konsekuensinya alih-alih menerapkan hukum berdasarkan Alquran, Hadits, Ijma Shahabat dan Qiyas, malah dipaksa menerapkan hukum buatan manusia. Padahal dalam Islam manusia diharamkan membuat hukum. Jadi seharusnya MUI pun menfatwakan haram memilih pemimpin yang akan menerapkan sistem demokrasi. Karena sistem ini lah yang justru menjadikan manusia sebagai pembuat hukum.
”Mencoblos atau mencontreng dalam sistem ini maka merupakan legitimasi diterapkannya sistem kuffur!” tandasnya.Lebih lanjut Rahmat menjelaskan bahwa perubahan justru selalu lahir di luar sistem. Tumbangnya orde lama dan orde baru terjadi karena adanya desakan yang sangat kuat dari luar sistem. Nah, kekuatan di luar ini yang harus dibangun. Karena pemimpin yang islami atau bertakwa haruslah berada dalam Sistem Pemerintahan Islam tidak boleh berada dalam sistem yang sebaliknya. Pemahaman ini lah seharusnya terus digulirkan di tengah-tengah umat sehingga umat paham dan mendesak agar digantinya sistem sekuler ini dengan Sistem Islam, yakni Khilafah Islam. (mediaumat.com, 20/02/09)
Yupz, sepakat sama Mas Rahmat S. Labib, siapapun pemimpinnya selama sistemnya kapitalis sekuler tidak akan ada yang namanya perubahan ke arah yang lebih baik. Bahkan yang terjadi justru sebaliknya, rakyat kian sengsara, kaum kapitalis kian berjaya.
So, yuks kita sama-sama sadarkan umat bahwa hanya dengan SYARIAH ISLAM umat akan terbebas dari sistem yang mengkungkung umat saat ini. SEMANGAT!! :)
salah satu penyebab kebingungan umat adalah karena sistem yg ada tidak dijalankan dgn benar,dan kalau .MUI mau ssupaya umat tidak bingung coba fatwakan haram memilih pemimpin yg tdk mau menjalankan aturan2 tuhan,dgn begitu mengatur / mengurus umat bisa benar juga.
”Mencoblos atau mencontreng dalam sistem ini maka merupakan legitimasi diterapkannya sistem kufur!” Sepakat! Demokrasi adalah sistem kufur, yang berangkat dari ideologi yang rusak, pemikiran dangkal dan ilusi, yang hanya menghasilkan peradaban sampah!!
sependapat dengan Mas Bima dan Mas R.Labib, kendaraanya yang jelek kok yang disalahkan pengemudinya apalagi sang pemilih pengemudi … ganti donk dengan kendaraan bagus yang telah contohkan yakni khilafah pemimpinnya khalifah.
Hanya Islamlah yang mampu mencetak pemimpin-pemimpin yang tangguh,hanya Khalifah yang mampu menjadi pemimpin, serta hanya sistem khilafah yang mampu menyelesaikan masalah Ummat. Saatnya Syariah dan khilafah yang memimpin dunia. Tolak legitimasi sistem kufur!!!!
Betul. Ustad Labib. Saatnya Ulama dan Pemimpin negeri berpikir jernih dan kembali Tobat dgn taubatan nasuha. Segera ikut bersama-sama menegakkan syariah dan Khilafah. Allahu Akbar
kalo saya mah hanya mau memberikan hak suara saya pada pemimpin yang mau melemparkan jauh demokrasi, dan menerapkan sistem islam melalui KHILAFAH.
“GOLPUT bukan pilihan cerdas” kata iklan kampanye sebuah partai. Seharusnya yang diiklankan:
“GOLPUT KARENA SISTEM DAN POLITISINYA TIDAK CERDAS!”
ok,,, kenapa kita tidak pakai aja hukum Allah yag buat,, kenapa harus pakai hukum manusia yang buat…. pada hal Allah yang mencitakan manusia dan Allah lah yang membuat hukum untuk manusia …. dan sebelum hukum Allah kita terapkan maka manusia didunia ini tidak akan pernah merasakan kepuasan dalam hidup kepemrintahan.
jika MUI mewajibkan memilih pemimpih yang jujur, beriman, cerdas, memperjuangkan aspirasi umat Islam, berarti MUI pun wajib mempersiapkan pemimpin yang memenuhi syarat tersebut, jangan cuma mewajibkan memilih, tapi tidak mengadakan pemimpin yang memenuhi syarat, itu artinya MUI mewajibkan memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat, berarti MUI mewajibkan umat untuk berbuat dosa.
sekalian keluarkan fatwa Haram memilih pemimpin yang memperjuangkan sekulerisme dan kapitalisme. dengan seperti itu insya allah syariat islam akan segera tegak.
Terus serukan Syariah & Khilafah! Suatu saat orang pun akan kecantol dgn Sistem Islam & Serukan terus keboborokan sistem Demokrasi dan sistem2 selain Islam!
Masalah Besar Jika Ikut Pemilu di Sistem Demokrasi !
Sungguh aneh memang…
yang bobrok sistemnya, tapi kenapa yang di paksa pemilihnya?
seharusnya, fatwa yang keluar adalah ‘haram’ mempertahankan sistem sekuler…
salut buat komentar diatas…tolong umat lg resah akibat hal ini.klo menurut mui itu beralasan islam mewajibkan memilih pemimpin yg sesuai dgn kriteria islam,jika sutu saat ada kekalahan maka pasti ada demo… tau g sft indonesia..orgnya g ada yang mau mengalah…mohon dukungan HTI agar mencari solusi yang baik
buat para aktivis dakwah terus berjuang jng saling sikut antar saudara seiman yang dilapangan dakwah maju terus ,yg diparlemen dakwah jalan terus sampai hukum alloh hadir dibumi kita indonesia sesungguhnya PR kita masih banyak ..satukan hati ya kami alloh
demokrasi memang bener bener bohong besar…!!!katanya kedaulatan ditangan rakyat???kalo rakyatnya banyak yang golput,dan menginginkan perubahan sistem ke sistem islam…knp dipaksa ikut berpartisipasi ke dalam sistem kufur(demokrasi)…..???? ganti donk sistemnya…!!!!!!