HTI-Press. Bandung Meskipun para pengungsi Suriah kini banyak ditampung oleh berbagai Negara Barat, hal tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk menjadikan mereka layak disebut baik dan manusiawi. Hal tersebut dinyatakan oleh Farid Wadjdi dalam acara Bincang Politik Bersama HTI yang digelar oleh HTI Rancaekek di Mesjid As-Said, Kabupaten Bandung, pada Sabtu (12/9)
Menurut Farid, Baratlah yang turut bertanggungjawab terhadap meledaknya para pengungsi. “Selain kenyataanya pelayanan terhadap pengungsian itu tidak maksimal, patut diingat juga, bahwa kebijakan kolonialisme merekalah yang memicu terjadi konflik di Timur Tengah. ,” tegasnya.
Menurut Farid, pilihan lari ke Eropa, bukanlah pilihan yang terbaik. Namun, para pengungsi Suriah tak punya pilihan lain. Karena menurut Farid, kondisi sosial-politik Eropa pun sedang tak bersahabat dengan Islam.
“Di Eropa, kini sedang ramai kembali Islamophobia. Sehingga para pengungsi itu pasti juga hidup dalam tekanan” tambahnya.
Penerimaan rakyat Eropa juga, menurutnya, memiliki sisi politis. Menurut Farid, Barat kini dihantam dua ancaman sebagai dampak krisis di Tumur Tengah, terutama Suriah. Ancaman yang dimaksud adalah ancaman sosial dan ancaman ideologis. Ancaman sosial datang dari para pengungsi, sedangkan ancaman ideologis datang dari rakyat Suriah yang menginginkan tegaknya Khilafah di Suriah.
“Mereka lebih memilih menampung pengungsi, ketimbang membiarkan krisis di Suriah memperkuat ideologisasi untuk mewujudkan Khilafah yang dicita-citakan,” tandasnya.[]han/MI Jabar