Lebih dari Dua Ribu Warga Sipil Tewas Akibat Penjajahan AS di Afghanistan Pada Tahun 2008

Lebih dari dua ribu warga sipil dibunuh di Afghanistan di tahun 2008 lalu. Demikian seperti dilaporkan oleh Misi Perdamaian PBB atau UN Mission in Afghanistan (UNMA) dalam laporan tahunannya. Sebanyak 2.118 warga sipil Afghanistan tewas selama penjajahan AS di kawasan itu. Darah kaum Muslim terus mengalir, pasukan AS terus ditambah, lalu di mana para pelindung umat?

Laporan itu dikeluarkan hanya beberapa jam sebelum keputusan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk mengirimkan 17.000 pasukan tambahan ke Afghanista. Obama mengumumkan sebuah operasi militer sebagai salah satu prioritas utama kebijakan luar negerinya. Baru-baru ini, dia mengumumkan rencana memperkuat pasukan Amerika dari 36 ribu menjadi 60 ribu pasukan dalam satu setengan tahun ini.

Laporan UNMA tersebut mencatat, dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah warga sipil yang tewas di Afghanistan telah meningkat 40%. Pada tahun 2008, sebanyak 2118 warga sipil tewas sementara tahun 2007 sejumlah 1523 orang.

Mengenai laporan ini, UNMA di dalam laporannya menyatakan keprihatinannya atas bertambahnya jumlah korban itu. “Yang khusus dalam tindakan yang disebabkan oleh pasukan koalisi yang sembarangan selama penyerangan malam dan operasi untuk melindungi pasukan,” kata dokumen itu.

Serangan udara oleh militer AS dan pasukan perdamaian yang dimpimpin oleh NATO, menurut laporan itu bertanggung jawab atas kematian 828 warga sipil yang tewas pada 2008.

Menurut laporan tersebut, dalam setahun terakhir, 38 pekerja kemanusiaan terbunuh di Afghanistan, dua kali lipat lebih banyak dari tahun 2007.

Ribuan korban di negeri Muslim akibat kebrutalan AS yang telah menjajah negeri itu terus bertambah. Presiden AS Barack Obama memutuskan untuk menambah 17.000 pasukan ke Afghanistan. Ini semua menunjukkan penjajahan di Afghanistan belum berakhir, dan pembunuhan terhadap kaum Muslim di negeri itu akan terus terjadi.

Sampai kapan derita umat ini terjadi? Di manakah para pelindung umat yang akan menghentikan arogan Amerika Serikat sebagai negara penjajah serakah itu. Tanpa keberdaan satu kekuatan bagi umat Islam, derita akan terus terjadi. Karena itulah, kaum Muslim perlu bersegara bersatu dalam naungan Khilafah Rasyidah yang akan kembali membebaskan negeri-negeri mereka dari cengkraman penjajah. (syabab.com, 20/02/09)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*