HTI-Press. HTI diminta membangunkan umat dari keterpurukkannya. Di era globalisasi yang serba bebas, pengokohan akidah perlu dilakukan secara berkesinambungan. Selain itu, HTI juga diminta lebih gencar lagi dalam menyosialisasikan ide penerapan syariah dan khilafah di berbagai tempat. Demikian harapan ulama saat Soft Opening (Launching) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD II Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, di Masjid Agung Al Araaf Kabupaten Lebak, Ahad (22/2). Ratusan peserta dari berbagai kalangan hadir, yaitu ulama, tokoh masyarakat, pimpinan SKPD Lebak, santri, mahasiswa, dan warga lainnya. Turut andil jamaah majelis taklim dari sejumlah kecamatan di Lebak.
“Sosialisasi tentang khilafah perlu dilakukan kepada para santri,” ucap KH Ikhwan Hadiyin, pimpinan Ponpes Daar El Azhar saat sesi tanggapan.
Ditambahkan KH Syaifullah, pimpinan Ponpes Asy Syafiiyah, yang menyambut HTI beraktiviitas di Lebak. Ia juga meminta penguatan ilmu dan ketakwaan di setiap pemuda. “Seperti kata Sayyidina Ali. Bahwa Islam bisa tegak karena pemuda yang berilmu dan bertakwa,” tuturnya.
Sedangkan KH Anang Azhari, pimpinan Ponpes Modern Al Mizan meminta jajaran pengurus pusat HTI mengadvokasi petinggi Polri di pusat agar polisi di Banten bisa memakai kerudung. Selama ini, santriwati yang bercita-cita menjadi polisi terhambat akibat harus lepas kerudung. “Ini problem bersama yang harus diselesaikan bersama,” tegasnya seraya mendoakan aktivitas dakwah HTI di Lebak maju dan berkembang.
Sebelumnya, kegiatan HTI pertama di Lebak ini menghadirkan narasumber M Yasin Muthahhar (Sekretaris MUI Banten), KH Muhammad Makmun (Pimpinan Ponpes Daar El Falaah), dan M Rahmat Kurnia (DPP HTI). Acara dengan tema Kiprah Hizbut dalam membina umat ini juga dibuka Asda IV Pemkab Lebak Eri Rahmat.
Eri dalam sambutannya menyampaikan pesan kepada HTI untuk terus memakmurkan masjid dengan menggelar acara guna mencerahkan masyarakat. Sehingga keterpurukan yang terjadi pada umat Islam bisa segera diatasi. “Terus bergerak dengan melihat kondisi masyarakat,” pesannya.
Sejarah yang Terputus
Sementara itu, dalam acara inti, KH Muhammad Ma’mun mengatakan bahwa selama ini ada upaya pemutusan tentang sejarah penerapan syaraiah Islam dalam khilafah di kalangan pelajar. Itu terjadi karena musuh-musuh Islam tidak ingin Islam diterapkan.
“Hizbut Tahrir yang konsisten menyuarakan syaraiah dan khilafah telah membuka mata banyak kalangan. Bahwa Islam akan menjadi rahmatan lil alamin dengan hadirnya khilafah. Warga Palestina, Thailand, Irak, dan warg di negeri muslim lainnya ditindas akibat tidak ada khilafah,” tandasnya.
Yasin menegaskan bahwa HTI konsisten mengusung khilafah karena sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah. Khilafah merupakan negara dengan menerapkan syariah dari berbagai aspek. “Politik, pendidikan, sosial, dan lain-lain diatur dengan Islam,” ujarnya.
Sementara Rahmat Kurnia menyampaikan bahwa ada sejumlah kiprah HTI dalam membina umat. Antara lain, pengkaderan, pembinaan umat, membantu kesulitan di tengah-tengah umat, membongkar kejahatan penguasa terhadap umat, kontak dengan pemilik kebijakan, dan lain-lain.
“Sayangnya, yang masih banyak terekspos hanya demo. Padahal banyak lagi,” ujarnya. (dah/hti lebak)
Galeri Foto: