HTI Press, Jakarta. Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon dalam sebuah acara diskusi publik yang membahas tentang perpanjangan kontrak Freeport yang melanggar aturan mengatakan bahwa pemerintah memiliki dua formula dalam hal kebijakan dan sikap kepada publik.
Formula satu seperti yang dilakukan oleh Rizal Ramli, bisa jadi dari Presiden. Formula dua seperti Sudirman Said, bisa jadi juga dari Presiden.
“Formula dua itu lebih lentur, pokoknya apa kata padukanya (Presiden),” kata Effendi yang disambut tawa peserta seisi ruangan dalam acara Halqoh Islam dan Peradaban, Rabu (21/10/2015) di Gedung Joang 45, Cikini, Jakarta.
Formula dua, lanjut Effendi, sebenarnya mirip-mirip juga. “Tapi arahnya ke investasi,” jelas Politikus yang separtai dengan Presiden ini.
Selain itu, terkait peraturan yang sering dilanggar pemerintah menurut Effendi, disebabkan karena pemerintah memang sudah terbiasa melakukan hal tersebut. “Jika ada aturan yang tidak sesuai dengan kepentingannya maka akan diganti,” paparnya.
Effendi mencontoh, misalkan penguasa tersebut sedang mengendarai mobil dan di tengah perjalanan mereka berhenti sejenak untuk istirahat (tidur). Tiba-tiba ada Polisi yang membangunkan dan menyampaikan bahwa di tempat ini dilarang parkir sembari meminta penguasa tersebut melihat ke arah tanda larangan.
“Begitu mereka melihat tanda larangan tersebut, mereka langsung keberatan dan mengatakan pada si Polisi ‘ya sudah tanda larangannya dicabut saja (ganti aturan)’. Itulah penguasa yang ada. Ketika aturan tidak sesuai kepentingannya maka akan diganti bukannya mematuhi,” pungkas Mantan Ketua DPP PDIP tersebut.
Selain Effendi, hadir pula sebagai pembicara diantaranya Marwan Batubara, Hatta Taliwang, dan Ismail Yusanto.[]inshany al-fatah
Soal Freeport, FPDIP: Pemerintah Suka Ubah Aturan
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon dalam sebuah acara diskusi publik yang membahas tentang perpanjangan kontrak Freeport yang melanggar aturan mengatakan bahwa pemerintah memiliki dua formula dalam hal kebijakan dan sikap kepada publik.
Formula satu seperti yang dilakukan oleh Rizal Ramli, bisa jadi dari Presiden. Formula dua seperti Sudirman Said, bisa jadi juga dari Presiden.
“Formula dua itu lebih lentur, pokoknya apa kata padukanya (Presiden),” kata Effendi yang disambut tawa peserta seisi ruangan dalam acara Halqoh Islam dan Peradaban, Rabu (21/10/2015) di Gedung Joang 45, Cikini, Jakarta.
Formula dua, lanjut Effendi, sebenarnya mirip-mirip juga. “Tapi arahnya ke investasi,” jelas Politikus yang separtai dengan Presiden ini.
Selain itu, terkait peraturan yang sering dilanggar pemerintah menurut Effendi, disebabkan karena pemerintah memang sudah terbiasa melakukan hal tersebut. “Jika ada aturan yang tidak sesuai dengan kepentingannya maka akan diganti,” paparnya.
Effendi mencontoh, misalkan penguasa tersebut sedang mengendarai mobil dan di tengah perjalanan mereka berhenti sejenak untuk istirahat (tidur). Tiba-tiba ada Polisi yang membangunkan dan menyampaikan bahwa di tempat ini dilarang parkir sembari meminta penguasa tersebut melihat ke arah tanda larangan.
“Begitu mereka melihat tanda larangan tersebut, mereka langsung keberatan dan mengatakan pada si Polisi ‘ya sudah tanda larangannya dicabut saja (ganti aturan)’. Itulah penguasa yang ada. Ketika aturan tidak sesuai kepentingannya maka akan diganti bukannya mematuhi,” pungkas Mantan Ketua DPP PDIP tersebut.
Selain Effendi, hadir pula sebagai pembicara diantaranya Marwan Batubara, Hatta Taliwang, dan Ismail Yusanto.[]inshany al-fatah