JAKARTA-Fenomena Ponari – dukun kecil dari Jombang – mengundang perhatian sejumlah ulama. Mereka mengatakan bahwa masalah tersebut merupakan bentuk dari kesesatan, untuk itu perlu adanya pembinaan agama yang lebih mendalam kepada masyarakat sekitar.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haidar Nasir mengatakan fenomena Ponari ini merupakan masalah sosiopatik dimana masyarakat mengalami sakit secara sosial. Dalam masalah ini, lanjut Haidar, ada tiga aspek utama yang mempengaruhi. Pertama, aspek prikologis, mereka mengalami depresi sosial, tekanan hidup yang begitu rupa, dan mereka tidak bisa mengelolanya. “Jadi mereka berperilaku aneh, sakit bukannya ke dokter tapi malah ke dukun,” ujarnya kepada Republika, Jumat (20/2).
Aspek kedua, lanjut Haidar, mengenai masalah teologis, dimana masyarakat berfikir kepada hal-hal yang bersifat mistis (mitos). “Jadi setiap probelm yang dihadapi, dikontruksi mitologis bukan rasional. Gaib memang sesuatu yang bisa terjadi, tapi tidak semudah itu Tuhan menebar anugerah,” tegasnya.
Yang ketiga, tambah Haidar, mengenai aspke sosiologis, hal ini merupakan bentuk dari pelarian sosial masyarakat sosial yang miskin. “Mereka memiliki banyak beban, jadi mereka mencari jalan pintas,” paparnya.
Untuk itu, perlu ada tindakan yang dilakukan secara bersama-sama baik dari tokoh agama, tokoh masyarakat setempat maupun pemerintah. Menurut Haidar, tokoh agama dan gerakan-gerakan keagamaan mempunyai peranan penting untuk menangi masalah ini. Agama tidak hanya mengajarkan masalah spiritual tapi juga masalah rasional. “Kebanyakan masyarakat bertindak sesuai dengan nalar tradisional, jadi mereka bertindak berdasarkan kebiasaan yang telah mereka lakukan. Dalam hal ini mereka biasa percaya pada hal magic, yakni dukun. Untuk itu tokoh agama perlu membawa mereka pada nilai-nilai rasional, agama juga mengajarkan masalah rasional,” tandasnya. “Rasional merupakan bagian agama karena mengandung akal/pikiran. Sehingga agama mempunyai nilai keseinmabgan antara spiritual dengan rasional.”
Selain itu, lanjut Haidar, dalam masyarakat yang mengalai sakit, secara struktural harus dilakukan gerakan tarnsformasi, baik dari pemerintah maupun pihaklain. “Mereka harus pecahkan masa;ah fundamental, seperti kemiskinan. Sehingga masyarakat tidak lari pada hal-hal yang sepertu itu,” ungkap Haidar.
Menurut Haidar penutupan tempat Ponari menjalankan aksinya itu merupakan salah satu tindakan baik. tapi tetap saja masyarakat kembali lagi, dan ia mengakui bahwa penyakit sosial seperti itu sult dilepaskan. “Harusnya setelah di blok, kegiatan agama dan mengembalikan masyarakat pada pemikiran rasional ditingkatkan. Misalnya lewat pendidikan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua MUI, Amidhan, menyatakan bahwa fenomena Ponari ini mnerupakan Lingakaran setan. Karena dalam kasus ini terjadi eksploitasi anak. Diaman seharusnya anak itu dilindungi, misalnya segi pendidikan. “Masyarakat kita ini banyak yang terbelakang, jadinya bodoh, miskin, dan pemikirannya jadi terbelakang. Rasionalitas tidak begitu berkembang, jadi mereka terjebak dalam lingkaran setan,” tandasnya.
Selain itu, lanjut Amidhan, dilatarbelakangi oleh aqidah masyarakat yang masih minim. “Mereka percaya seolah-olah ada kekuatan lain selain dari Allah SWT. Ini bisa dikategorikan syirik atau mempersekutukan Allah, dan itu dosa besar,” ujarnya.
Untuk itu, ia juga mengatakan diperlukan tindakan dari smeua kalangan. Untuk para ulama setempat, harus memeperdalam ilmu agama masyarakat tersebut. “Pengatahuan agama yang kurang harus diperdalam. Karena selama ini mereka hanya diberikan pengetahuan agama yang verbal, sekdar mengaji, dan sholat. Seahrusnya diajarkan juga filosofi aqidah dan tauhid. Sealin itu, karena ada pengaruh agama terdahulu, harus pelan-pelan dan memang agak sulit, mereka itu putus asa,” paparnya.
Amidhan menambahkan perlu juga tindakan aparat setempat untuk mengamankan tempat itu supaya tidak terjadi lagi peritiwa kematian empat orang masyarakat. “Tokoh masyarakat juag melakukan pendkeatan, mensosialisaskan rasional dan diberikan penerangan, dan mereka harus diberikan pendidikan,” pungkasnya. (Republika Online, 20/02/09)
Kita harus melihat akar permasalahan pada masalah dukun cilik ponari, memang betul lemahnya aqidah menjadi salah satu penyebabnya, tapi ada hal yang perlu dicermati yaitu sistem kapitalis yang menyiksa rakyat. Untuk berobat ke dokter dan Rumah Sakit butuh biaya besar, dengan kondisi ekonomi yg tidak memadai membuat masyarakat mencoba alternatif lain yang praktis, mudah dan murah. Salah satu alternatif itu adalah berobat ke ponari.
Jadi menurut saya pelayanan pemerintah kepada masyarakat khususnya bidang kesehatan harus ditingkatkan, dan sistem kapitalis yang melilit negara ini harus diganti dengan sistem Islam.
hati-hati bisa terjebak dalam kesyirikan. inilah bukti jika ketiadaan khalifah islam.
tak ubahnya fenomena ini akan menggrogoti aqidah umat.
sebaiknya ht jatim dapat mengajak seluruh ormas-ormas islam untuk mensosialisasikan akidah islam secara benar. agar masyarakat tahu bahwa ponari bukanlah “dukun” yang dapat menyembuhkan segala penyakit, karena Allah satu-satunya penolong.Wallahu a’lam Bishawab
Kedepan harus banyak ulama dan pemuka agama terjun ke masysrakat, untuk memberikan pencerahan kepada saudara kita. Semoga saudara kita yg selama ini buta akan agamanya sendiri bisa menjadi melek.
Sebenernya fenomena dukun ponari ini adalah suatu fakta yang menunjukkan bahwa negara ini telah gagal dalam mengurusi umatnya, dan dalam hal ini adalah kegagalan dalam menjamin kesehatan masyarakat. masyarakat kebanyakan memang tidak memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai sehingga kebutuhannya itu ia sandarkan pada jenis pengobatan yang memang tidak memerlukan biaya yg mahal. Tidak usahlah dimaknai dengan hal-hal lainnya. akui saja bahwa negara ini memang gagal! dan akan terus gagal bila pijakan sistemnya memang bersandar pada pondasi yang rapuh (baca: demokrasi).
Assalâmu’alaykum wr. wb.
Sudah begitu banyak permasalah ummat yang terjadi di lingkungan kita ini disebabkan kurangnya pemahaman islâm yang mereka milik sangat terbatas. Oleh karena itu, kita sebagai khaira ummat (umat yang terbaik) sudah menjadi kewajiban kita untuk menyebarkan pemahaman Islâm secara kâffah ketengah-tengah masyarakat. Islâm adalah agama yang sempurna dan didalamnya memiliki berbagai solusi untuk meyelesaikan permasalahan yang ada. Contohnya sekarang aja lagi-lagi kasus ponari, kenapa orang-orang mengarapkan segala sesuatu itu dari makhluk bukan dari khalik. ponari ini telah menyesatkan ummat dengan cara yang tidak masuk akal. Bila orang sakit pasti akan mencari obat, dan obat itu ada pada jalan kita, dan Allâh yang memberikan penyakit serta obatnya. maka yakinlah kepada Allâh, segala sesuatu itu datangnya dan kembali kepada-Nya.
Wallâhu a’alam bi syawâb.
penomena Ponari adalah gambaran tingkat kelemahan ekonomi,Ilmu pengetahuan dan kelemahan Iman,kita semua prihatin atas penomena ini, gambaran bangsa kita terutama masyrakan madani yang hanya mementingkan uforia dari pada kepentingan rakyat dan umat, betapa malunya bangsa ini bagaimana terlihat oleh masyarakat dunia, ini dijadikan ukuran status bangsa,astgfirulloh al azim,bangkitlah para ulama beri keterangan yang baik agar umat kita mengerti dan cerdik.terimakasih. wassalam,,,
moga pemerintahan jilid 2 mampu mengambil hikmah dari banyak kejadian seperti ini, jamkesmas juga dapat meredam hal begini, tentunya dengan perbaikan di banyak faktor. kita tetap harus optimis bahwa bangsa ini kedepanya jauh lebih mampu mengemban amanat rakyat