Kelompok Islam Hizbut Tahrir menuduh pemerintah federal melakukan tindakan kriminalisasi terhadap komunitas Muslim melalui undang-undang anti-terornya.
Kelompok itu yang pada hari Minggu mengadakan konferensi di Sydney yang berjudul “Innocent Until Proven Muslim’ (Tidak Bersalah Hingga Terbukti Muslim), diadakan dengan menghadirkan berbagai pembicara dan kesaksian dari orang-orang yang mengatakan bahwa mereka telah menjadi target intervensi pemerintah.
Konferensi itu, yang dilakukan setelah perayaan The National Day of Unity (Hari Persatuan Nasional) pada hari Sabtu, diadakan di The Bellevue di Bankstown.
Konperensi “Innocent Until Proven Muslim”, adalah konferensi satu hari di barat Sydney, yang fokusnya adalah pada kesaksian menceritakan pelecehan dan penindasan – dan bagaimana untuk menolak hal itu.
“Radikalisasi” dipandang kata yang dipakai pemerintah untuk menjebak dan mengkontrol. Kata “de-radikalisasi'” menjadi tema dalam konferensi.
Terdapat pesan-pesan “pemaksaan asimilasi” dan “penindasan” dalam konferensi.
Diungkapkan juga bahwa karena itu “kami membela Anda dalam setiap tindakan yang Anda lakukan” teriak salah satu pembicara dalam konperensi.
Salah seorang tokoh masyarakat yang dihormati menceritakan pengalamannya bahwa di disuruh untuk mengosongkan kopernya – hingga celana dalamnya juga diperiksa – saat dia datang melalui Bandara Sydney; dan diinterogasi di sana selama berjam-jam.
Seorang pria lain mengatakan paspornya dirampas darinya namun Pemerintah Australia tidak bisa, atau tidak akan, menjelaskan alasannya.
Seorang wanita lain – yang putranya di penjara dengan keamanan maksimum karena menimbun bahan kimia dan menembak pistol ke polisi – mengeluhkan pelecehan ketika mencoba untuk mengunjunginya, dan kondisi dia ditahan semakin ketat .
Respon dari penyelenggara dan para peserta adalah sepakat yakni untuk melawan.
Pemerintah Australia berbicara banyak tentang keterlibatan masyarakat dan dilakukannya hubungan secara persuasif dan koersif, dengan kaum Muslim.
Namun, pesan yang disampaikan pada hari Minggu itu adalah bahwa kedua tindakan pemerintah itu harus ditolak.
Kaum Muslim, tidak boleh menerima nilai-nilai Australia yang bertentangan dengan agama mereka. Dan anak-anak tidak boleh “dipaksa” untuk menyanyikan lagu kebangsaan, pada syair dalam lagu kebangsaan itu yang mereka anggap bertentangan dengan keyakinan mereka. (aljazeera.com, 1/11/2015)