Seorang pria yang menjadi inti dari kasus dugaan penyiksaan dan rendisi, Binyam Mohamed kembali ke Inggris setelah ditahan Amerika Serikat di Guantanamo sejak 2004.
Mohamed, warga Inggris yang berasal dari Ethiopia, melalui pengacaranya mengatakan dia disiksa dengan metode penyiksaan ala abad pertengahan.
Dia juga mengecam Inggris dengan mengatakan pihak yang ia harapkan menjadi penolong bagi dirinya justru bersekutu dengan tersangka pelaku penyiksaan.
Pemerintah Inggris sendiri menyambut baik pembebasan Mohamed. Pemerintah mengatakan ini adalah langkah pertama untuk mewujudkan keinginan Presiden Obama menutup kam tahanan Guantanamo.
“Jelas pembebasan Binyam Mohamed adalah pembebasan pertama dari kam Teluk Guantanamo sejak terpilihnya Presiden Obama. Kami sangat menyambut komitmen Presiden Obama untuk menutup Guantanamo, dan saya akan lihat pembebasan Binyam Mohamed sebagai langkah pertama ke arah tujuan bersama itu,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband.
Pemerintah Amerika mengatakan pembebasan Mohamed sesuai dengan kepentingan politik luar negeri Amerika dan sesuai dengan kebijakan kehakiman.
Mohamed ditahan di Pakistan pada April 2002. Ia kemudian dipindahkan ke Maroko dan Afghanistan sebelum akhirnya dijebloskan ke kam tahanan Guantanamo.
Tahun lalu pengadilan Inggris menyimpulkan tuduhan penyiksaan yang dia lontarkan memang kredibel.
Putusan pengadilan itu juga mengecam peran yang dimainkan oleh dinas intelijen Inggris.
Meski pengadilan menyatakan Mohamed dipandang sebagai ancaman keamanan, hakim menyatakan dinas intelijen Inggris tetap memberikan informasi kepada Amerika mengenai pria tersebut meski ada kekhawatiran soal perlakuan terhadap dirinya.
Kendati pemerintah Inggris menyambut pembebasan Mohamed, kepulangannya tidaknya menghidupkan kembali silang sengketa soal perlakuan terhadap dirinya, juga peran umum Inggris sebagai sekutu dekat Amerika dalam tahun-tahun awal perang melawan terorisme. (BBC Indonesia, 23/02/09)
Berita Terkait: