KH Ma’ruf Amin: Salafi Harus Merobah Cara Dakwah

Buntut serangan warga terhadap jamaah Salafi membuat MUI ikut berkomentar. Salafi haru merobah cara dakwah, kata MUI

Buntut salah paham yang membuat warga Dusun Mesangguk, Gapuk, Kecamatan Gerung Lombok KH Ma’ruf AminBarat menyerang jamaah Salafi membuat Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus berkomentar.

Ketua MUI Pusat, KH Ma’ruf Amin mengatakan kasus seperti ini tidak boleh terulang lagi. Menurut Ma’ruf, peristiwa terjadi akibat sifat egoisme beberapa kelompok yang suka menyalahkan golongan lainnya yang berbeda pandangan.

“Golongan ini tidak mau toleransi dengan pemahaman yang berbeda dengan mazhab mereka inilah yang menyulut kemarahan warga,” tutur Ma’ruf kepada www.hidayatullah.com Selasa siang.

Menurut Kiai Ma’ruf, pihak MUI sebelumnya sudah mengingatkan aktivis Salafi agar memperbaiki sifat ananiyah mazdhabiyah yang menganggap dirinya paling benar dan menyalahkan golongan yang lain yang menurutnya salah. Meski menurut Ma’ruf, hal tersebut masih dalam taraf ikhtilaf yang dibolehkan, namun hingga kini belum mau ada tanda-tanda perubahan.

Padahal kalau masih dalam skala majalul ihktilaf perbedaan yang masih dibolehkan maka tidak boleh asal menyalahkan.

“Berbeda dengan Ahmadiyah yang sudah jelas-jelas salah,” tuturnya. Agar hal itu tidak terjadi kembali, Ma’ruf menasehati agar para aktivis Salafi merubah cara dakwah agar lebih baik dan memikat golongan lain yang berbeda pandangan.

Selain itu, Ma’ruf juga menyayangkan anarkisme masyarakat atas peristiwa ini. Ma’ruf yang juga salah satu pengurus pusat PBNU meminta warga NU tidak boleh mengekpresikan kemarahannya dengan cara anarkisme karena hal itu berujung konflik. “Sebaiknya, perselisihan seperti itu diselesaikan secara kekeluargaan, “ujarnya.

Sebelum ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Barat mengatakan, kasus serangan warga ini sebenarnya tak ada masalah yang terlalu serius. Menurutnya antara kelompok Salafi dan warga sama-sama menganut ahlussunnah wal jamaah.

Sekretaris MUI, Tuan Guru Haji Mahaly Fikri, mengatakan, kelompok Salafi tak menyimpang dari ajaran Islam. Hanya saja, katanya, penyebaran ajaran itu tak dikemas sesuai dengan kultur agama yang dianut warga.

“Warga menjadi tersinggung dan terjadi tindak anarkis,” katanya di Mataram kemarin.

Di Lombok Barat, sudah beberapa kali terjadi perusakan fasilitas milik penganut Salafi. Sebelumnya, November 2005, ribuan warga Desa Sesela menyerbu Yayasan Pondok Pesantren Ubay bin Kaab di Dusun Kebon Lauk. (hidayatullah.com, 24/02/09)

2 comments

  1. Kang HT, maaf gue baru muncul lagi ngomentari artikel diruang HTI. eh, sekali – kali kirimi dong artikel ke email gue, biar silaturahmi gak putus gitu. gitu aja yah, assalamu alaikum. hidupkan da’wah, sejengkal menuju khilafah.

  2. ya allah sungguh khilafah lah yang akan menjadikan islam benar-benar menjadi ukhuwah islamiyyah yang sejati…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*