Menanggapi pernyataan politisi PDIP yang menilai deradikalisasi tak efektif dan hanya jadi semacam proyek, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto menegaskan bukan hanya deradikalisasi saja tetapi juga seluruh penindakan terorisme itu proyek.
“Yang jadi proyek bukan hanya masalah deradikalisasi, seluruh penindakan terorisme itu proyek. Karena itu seolah-olah terorisme harus ada terus, ada penangkapan di sana, penembakan di sini, tetapi publik tidak pernah tahu mengapa terus terjadi seperti itu,” ujarnya kepada mediaumat.com, Kamis (21/1) melalui ponsel.
Ia pun mencontohkan kasus malam tahun baru 2014 di Ciputat yang menewaskan 6 orang terduga teroris. Apakah begitu sulitnya menangkap enam orang itu wong mereka tidak bersenjata. Dan warga di sana tahu bahwa ledakan-ledakan itu bukan bersumber dari dalam rumah tempat keenam orang itu berada tetapi dari luar. Jadi tidak ada tembak menembak seperti yang diklaim Polri. Nah, kecurangan-kecurangan ini yang membuat masalah tidak pernah selesai.
“Sebenarnya kita ini mau apa? Mau cari duit dari isu terorisme atau membuat negara ini tentram?” pungkasnya.
Dengan judul Politisi PDI-P Nilai Deradikalisasi Tak Efektif dan Hanya Jadi Semacam Proyek, kompas.com, memberikatakan Anggota Komisi I DPR TB Hasanuddin mempertanyakan program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah.
Program tersebut dinilai tak efektif, terbukti dengan masih adanya peristiwa pengeboman dan penembakan di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis pekan lalu.
“Deradikalisasi menjadi semacam proyek dan masuk dalam APBN dan dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemerintah bekerja sama dengan lembaga non pemerintah, LSM, ormas dan lain-lain,” kata Hasanuddin dalam keterangan tertulis, Senin (18/1/2016).(mediaumat.com, 21/1/2016)