Rencana pertemuan lanjutan komunitas gay (homoseksual, lelaki penyuka sesama jenis) se-Indonesia yang sedianya akan digelar di sebuah hotel di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (1/3) besok, ditentang keras oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumsel.
“Kami MUI Sumsel menolak rencana pertemuan gay dan meminta penyelenggara membatalkannya serta meminta aparat atau pihak berwenang mencabut izin penyelenggaraan kegiatan tersebut,” tegas Ketua MUI Sumsel, KHM Sodikun kepada wartawan, di ruang kerjanya, Jumat (27/2).
Menurut Sodikun, gay maupun lesbi (perempuan penyuka sesama jenis)hukumnya haram sebagaimana tercantum dalam Al-Quran Surat Al’Araf 80-84 yang mengharamkan hubungan sesama jenis, baik sesama lelaki dan perempuan. Selain itu juga dikuatkan dengan fatwa haram dari MUI maka semua pihak dihimbau agar sama-sama berpikir cerdas dengan mengutamakan landasan berpikir moral.
Apalagi, lanjut Sodikun, bila dikaitkan dengan misi Palembang menuju Kota Internasional, Berbudaya dan Religi pertemuan tersebut tidak mencerminkannya malah sangat bertentangan.
“Ini haram, haram dan sangat haram, kami minta Pemerintah Kota Palembang mengambil sikap tegas jangan biarkan budaya haram yang bertentangan dengan misi Palembang,” tegas Sodikun yang saat menggelar pertemuan didampingi Ketua Komisi Fatwa MUI Sumsel, KHM Luthfi Izzuddin, MA serta sekretaris Komisi Pengkajian, Mahmud Jamhur.
Pelarangan kegiatan tersebut muncul, lanjut Sodikun, karena ada laporan warga bahwa disalah satu Hotel sudah berlangsung pertemuan komunitas sesama jenis, 28 Januari lalu. Dalam laporan itu disebutjan bahwa komunitas yang hadir lebih dari 50 orang berasal dari gay se-Indonesia di mana Komunitas gay di Palembang ditunjuk sebagai tuan rumah.
Berdasarkan laporan tersebut, MUI langsung menurunkan tim mengecek kebenaran itu dan hasilnya malah mengejutkan, tak hanya hura-hura sambil berjoget, mereka juga menampilkan atraksi tari yang dilakukan lelaki bertubuh seksi dengan pakaian minim di hadapan para penonton yang sebagian lelaki.
Tak cukup sampai disitu, komunitas tersebut, lanjut Sodikun, berencana kembali menggelar pertemuan lanjutan dua kali, yakni Minggu (1/3) besok.
“Kami sudah mengecek kebenaran, kalau Anda rekan-rekan pers tidak percaya silakan dikroscek ke hotel tersebut, ini acara haram dan wajib dibubarkan sebelum membawa kemaslahatan umat,” tegas Sodikun.
Dalam pertemuan tersebut, Sodikun juga mengimbau para pelaku dan peminat homoseksual (gay dan lesbian) untuk bertobat nasuha dan kembali ke jalan yang benar. Para ulama dan Ustadz di Sumsel siap membimbing dan membantu kesembuhan para pelaku.
Selaku pihak pengawas dan pengontrol kemaslahatan umat, MUI Sumsel juga mengimbau agar Ormas Islam dan masyarakat yang akan melakukan aksi demonstrasi menolak pertemuan tersebut agar menyampaikan aspirasi secara santun dan tidak mengandalkan anarkisme.
“Ini sudah jadi permasalahan umat tidak terkotak bagi umat Islam saja bahkan umat beragama lainnya, kita tidak mengakui hubungan homoseksual dalam bentuk apapun terlebih acara ini berlangsung di Palembang yang menuju kota religius,” ucap Sodikun. (Kompas, 28/02/09)
وَلُوطاً إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِّن الْعَالَمِينَ ﴿٨٠﴾ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِّن دُونِ النِّسَاء بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ ﴿٨١﴾ وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلاَّ أَن قَالُواْ أَخْرِجُوهُم مِّن قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ ﴿٨٢﴾ فَأَنجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلاَّ امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ ﴿٨٣﴾ وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَراً فَانظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ ﴿٨٤﴾
080. Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”
081. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.
082. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.”
083. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
084. Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (TQS. Al-A’raf: 80-84)
ini semua gara-gara kebudayaan hedonis nyeleneh yang sudah menggerogoti jati diri kita sebagai umat muslim!
orang sakit kok nggak disembuhin dulu sih?
Dasar dunia udah pada gila…:p
kufur !!!!
kenapa tidak sekaliaan saja mengundang presiden negara kita yang akan melindungi kaliaan dibawah para tuan2 hedonis-liberalis AS!!!
Bukankah pemimpin kita ini lebih bungkam untuk melindungi kaum seperti ini dari pada umat Islam menderita atau bahkan Islam dilecehkan saja tidak peduli sama sekali
jangankan menangani hal semacam ini mengurus rakyat saja amburadul bagaikan banci yang khilanagan status keperawanannya!!!
Masya Allah..
Fakta-fakta tentang ‘maraknya’liwath (homoseksual) ; gay, lesbianisme… diakomodasi oleh sistem Demokrasi – sekularisme.. banyak sekali informasi tentang ini yang saya tahu….
SANGAT Mengerikan !
hewan saja yang tidak dikaruniai akal oleh sang Pencipta tidak sebegitu bodohnya untuk menggemari sesama jenis kelaminnya…
manusia yang dikaruniai akal oleh Allah SWT malah lebih bodoh drpd hewan…
Astagfirullah hal aziim…
dimana pemimpin kaum muslim yang bertanggung jawab menegakkan aturan Allah yang kaffah dengan KHILAFAH?????
MAU KEMANA WAHAI ENGKAU, MANUSIA????
hal ni gak boleh di biarkan….pemerintah harus membubarkannya…dan menangkap para pelakunya…
Naudzubillah…inilah saat dimana hatinurani tak mampu lagi membendung bisik setan. saat setan begitu jumawa dan berlindung di balik ketiak pembela HAM yang merasa paling manusiawi…
makanya ini adalah buah dari sekularisme, yang telah tertanam di negeri ini sekian lama, bertobatlah kalian semua juga kepada para penguasa saya katakan kepada penguasa negeri ini,”APAKAH KALIAN MASIH MAU MELIHAT KEHANCURAN DISANA-SINI DENGAN SISTEM YANG SEKARANG, TINGGALKANLAH SISTEM SEKULER SEGERA”
masalahnya ada pada peran negara yang begitu minim dalam mengurusi umaat. padahal pemimpin itu selain pelayan umat juga benteng akidah umat. kalo pemimpinnya aja tidak care terhadap masalah ini, bagaimana mungkin Allah akan menurunkan berkahNya di Indonesia. Wajar saja kalo indonesia terus terkena musibah terus menerus. So sadarlah para pemimpin. Pakailah aturan Allah yang sudah pasti benar. kalau engkau menerapkan aturan itu pasti rakyatmu bisa selamat dunia dan akhirat dan masalah-masalah seperti gay, lesbi, kriminalitas pasti tidk ada.
aku setuju……… dengan keputusan MUI