Solusi Dua Negara Usulan OKI Legalkan Negara Israel

009094700_1457255875-20160306--Retno-Marsudi-dan-Riyad-al-Maliki-di-KTT-OKI-Jakarta-Faizal-Fanani-02Solusi dua negara (two states solution) yang diserukan dalam Deklarasi Jakarta oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada KTT Luar Biasa ke-5, menurut Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Rokhmat S Labib lebih mencerminkan OKI sebagai organisasi sekumpulan kepala negara antek Amerika ketimbang para pemimpin yang membela kepentingan umat Islam.

“Maka KTT itu tidak layak disebut sebagai Kerjasama Islam. Sebab, solusi yang diambil bukan dari Islam. Solusi dua negara itu adalah solusi Amerika. Dengan solusi itu, Israel dilegalkan untuk terus menjajah dan merampas tanah Palestina!” tegasnya kepada mediaumat.com, Rabu (9/3) melalui telepon selular.

Menurutnya, solusi yang benar menurut Islam adalah mengembalikan tanah Palestina seutuhnya kepada Muslimin. Tidak memberikan sejengkal tanah umat Islam kepada Israel. Untuk itu, umat Islam wajib mengobarkan jihad melenyapkan Israel dari bumi Palestina.

“Namun, apakah para penguasa itu bisa diharapkan untuk melakukannya? Jelas tidak. Di sinilah kebutuhan umat terhadap khilafah semakin besar. Dengan khilafah (negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah, red), seluruh umat Islam dapat dipersatukan dalam satu komando. Umat Islam beserta tentaranya dapat dimobilisasi untuk menggempur Israel. Dan insya Allah dengan izin dan pertolongan-Nya, tidak sulit untuk membersihkan Palestina dari Isarel. Oleh karena itu, solusi menyelesaikan Palestina adalah dengan jihad dan khilafah.,” tegasnya.

Dalam pidato pembukaan KTT pada Ahad 6 Maret, Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyatakan bahwa dunia Islam memerlukan dukungan PBB dan menyerukan proses damai jangan ditunda guna mewujudkan kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara.

Pernyataan Jokowi tersebut disetujui oleh 57 negara peserta KTT dan memasukannya ke dalam Deklarasi Jakarta poin kedelapan dan sebelas yang dihasilkan KTT OKI pada hari terakhir konferensi, Senin, 7 Maret.

“Menyerahkan urusan Palestina kepada PBB jelas salah alamat. Bagaimana mungkin menyerehkan urusan umat Islam kepada lembaga yang menjadi alat kepentingan bagi Amerika dan negara-negara kafir penjajah lainnya. Itu sama halnya dengan menyerahkan leher kita kepada musuh!” tegas Rokhmat. (mediaumat.com, 10/3/2016)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*