Meningkatnya jumlah kamera closed-circuit television (CCTV) berisiko mengubah Inggris menjadi masyarakat “Orwellian”, seorang pejabat polisi senior menyatakan dalam wawancara yang disiarkan Ahad (20/5).
Wakil Kepala Polisi Hampshire, Inggris Tenggara, Ian Readhead, mengemukakan dirinya tak ingin hidup dalam negara seperti yang digambarkan dalam novel George Orwell, 1984, dengan kegiatan pengawasan berlangsung di setiap pojok jalan.
“Saya merasa prihatin dengan apa yang terjadi atas produk kamera-kamera ini dan apa yang akan muncul selanjutnya,” katanya kepada televisi BBC, menyoroti fakta bahwa sebuah desa di kawasannya telah memasang CCTV, padahal angka kejahatan di
“Jika di desa kami demikian keadaannya, apakah kita tengah menuju situasi Orwellian dengan dipasangnya berbagai kamera di setiap pojok jalan? Saya pikir ini bukan jenis negara yang saya ingin tinggali.”
Ia juga mengimbau dikajinya kamera cepat dan pembatasan penyimpanan DNA yang diambil dari setiap orang yang ditahan, kendatipun mereka tidak menghadapi tuduhan melakukan pelanggaran hukum. Database DNA Inggris merupakan yang terbesar di dunia, dengan jumlah sampel mencapai 3,6 juta.
Terdapat sekitar 4,2 juta kamera CCTV di Inggris atau satu CCTV untuk setiap 14 orang. Setiap orang tertangkap kamera sekitar 300 kali sehari. Sistem CCTV “berbicara” diluncurkan pada awal tahun ini.
Menit demi menit
Komisioner Informasi Richard Thomas memeringatkan tahun lalu bahwa Inggris akan menjadi “masyarakat pengawasan”. Ini terjadi karena kamera CCTV, analisis kartu kredit dan gerak perjalanan digunakan untuk melacak kehidupan setiap orang menit demi menit.
Sebuah pengkajian lembaga pengawas HAM, Privacy International, pada Nopember lalu memberikan peringkat terbawah kepada Inggris di dunia Barat yang demokratis, bersama Rusia, karena terlalu melindungi privasi individual.
Polisi dan pendukung CCTV beralasan bahwa sistem tersebut memainkan peran menentukan dalam menangkal kejahatan dan menangkap penjahat dan orang yang tak bersalah tak perlu takut dengan CCTV
Sumber Republika 21/05/2007)
news of 000 website
pemerintah yang seperti itu tandanya sakit.mengandaikan negerinya sendiri sebagai “animal farm” dalam novel George Orwell.setiap orang bisa mencurigai setiap orang.hiiii…. apa enaknya hidup dalam akuarium?
itu menandakan kontrol sosial yg tumpul.tidak ada kontrol dari masyarakat, individu terlalu bebas, hingga negara berlebihan memainkan peranannya. dan merasa perlu mengambil “tindakan yang diperlukan” hueks….
Inilah bentuk carut-marutnya sistem demokrasi, disatu sisi menuntut adanya kebebasan, disisi lain malah menunjukkan penekanan dan intimidasi.
Kalau dalam negara dedengkot demokrasi melakukan tindakan memata-matai rakyatnya atas nama pemberantasan kejahatan, berbeda halnya dengan negara Khilafah nantinya. Di dalam negara Islam tidak ada yang namanya Jasus alias tindakan memata-matai terhadap rakyatnya. Ini tindakan yang haram (lihat QS. Al Hujurat). Pemberantasan kriminalitas ditempuh melalui 3 saluran sekaligus, 1)penegakkan hukum secara tegas oleh daulah, sehingga menimbulkan efek jera. 2) kontrol masyarakat dengan adanya aktivitas dakwah. 3) kontrol individu melalui ketakwaan personal. Ditunjang lagi dengan sistem masyarakat yang khas ideologi Islam, dijamin kriminalitas, kejahatan, dkk, tidak akan mau singgah di dalam wilayah Islam. Dijamin!
Kembalilah pada aturan Allah, dijamin akan mendapatkan keberkahan dan keselamatan dunia dan akhirat. Sungguh manusia itu lemah tidak punya ilmu. Dirinya sendiri pun manusia tak banyak memahami apalagi orang lain dan dan sistem sosial. Maka hanya dengan kembali pada aturan Allah dan membuang hukum buatan manusia saja manusia akan selamat.