Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menegaskan kembali “dukungan tak tergoyahkan” negaranya kepada Israel.
Pernyataan itu dikemukakan setelah bertemu Presiden Israel Shimon Perez.
Clinton melakukan perjalanan pertama ke wilayah itu sebagai diplomat tertinggi pemerintah baru Barack Obama.
Menlu AS ini berencana merundingkan upaya memajukan kesepakatan damai akhir antara Israel dan Palestina.
Namun karena Israel masih dalam proses membentuk pemerintah baru, tidak banyak kemajuan yang diharapkan tercapai.
Clinton tiba dari Mesir, tempat Amerika bersama lembaga donor internasional sepakat mengucurkan besar $4,5 milyar untuk membangun kembali Gaza.
Perundingan dua harinya dimulai di Jerusalem dan dia akan berunding secara terpisah dengan Menteri Luar Negeri Tzipi Livni, Perdana Menteri yang ditunjuk Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri sementara Ehud Olmert.
Hillary Clinton akan bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmood Abbas di Tepi Barat hari Rabu.
Setelah bertemu Peres, Clinton mengatakan sangat penting untuk menggarisbawahi dukungan Amerika yang “tak tergoyahkan, tahan lama dan mendasar” bagi negara Israel…komitmen kuat kami terhadap keamanan Israel”.
“Serangan roket terhadap Israel yang terus terjadi harus dihentikan. Tidak diragukan bahwa setiap negara, termasuk Israel, akan tinggal diam sementara wilayah dan rakyatnya menjadi sasaran serangan roket,” tambahnya.
Saat hadir di Sharm el-Sheikh Clinton menegaskan pemerintah baru Amerika berkomitmen untuk membantu pembentukan pemerintahan Palestina.
Clinton juga berusaha menunjukkan komitmen pribadinya bagi tercapainya perdamaian, namun mengakui bahwa hal itu membutuhkan kesabaran. (BBC Online, 04/03/09)
Amerika nyata-nyata tidak bisa diharapkan untuk membantu perdamaian di bumi Palestina. Hanya Jihad yang bisa membebaskan Palestina
AMERIKA DAN KROCONYA IS REAL TERORIST. KHILAFAH YANG AKAN MENYELESAIKANNYA. “DAKWAH AND JIHAD IS NEVER DIE”