Peningkatan utang besar-besaran ke Cina makin meningkatkan risiko ekonomi Indonesia akibat ekonomi Cina. “Sayang, pemerintah justru makin menumpuk utang dari Cina,” ujar Ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Yahya Abdurrahman kepada mediaumat.com, Rabu (6/4) melalui surat elektronik.
Menurutnya, ini menjadi bukti kegagalan sistem ekonomi yang diterapkan saat ini dalam membangun kemandirian ekonomi sehingga pertumbuhan dan prospek perekonomian Indonesia masih banyak bergantung pada faktor eksternal.
Yahya mengingatkan hanya Islam yang bisa mewujudkan sistem ekonomi yang tidak bergantung pada faktor luar dan bisa mewujudkan distribusi kekayaan secara merata dan berkeadilan. “Karena itu, segera terapkan sistem ekonomi Islam dalam Khilafah Rasyidah, niscaya rahmat Islam dalam hal ekonomi akan benar-benar terwujud,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menyatakan risiko terbesar Indonesia adalah Cina. “Satu persen pertumbuhan ekonomi Cina akan berdampak pada 0,11 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Leo seperti diberitakan kompas.com, Selasa (5/4).(mediaumat.com, 6/4/2016)