DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Tengah, Ahad, 24 Juni 2007 telah berhasil mengundang kalangan tokoh Jawa-Tengah dalam acara “workshop tokoh peduli syariah”. Acara yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari di Wisma Liwa Roya, Jl. Brigjen Katamso 30 ini sangat meriah. Sebagai pembicara tunggal pada acara tersebut adalah Jubir HTI Ust. Muhammad Ismail Yusanto, dengan dipandu oleh Ust M. Ainul Yaqin. Hadir dari kalangan tokoh yang cukup representatif, mulai dari tokoh Muhammadiyah, KH Amin Budi Harjono (tokoh NU), DR.Dr. H. Amanullah (profesional), Bapak Hasan Toha dan Heru (pengusaha). Terdapat pula perwakilan ormas Islam lainnya Bapak Anak dari (LPAU ,Lembaga Penyelamat Aqidah Ummat ).
Peserta antusias mendengar pemaparan pembicara yang menjelaskan pentingnya menegakkan syariat Islam. Ustadz Muhammad Ismail menjelaskan secara gamblang mulai dari problematika umat Islam, dari akar masalah krisis yang melanda ekonomi Indonesia, problematika pendidikan yang mahal, kasus anak putus sekolah, masalah klasik seperti kenakalan remaja dan kriminalitas, problem perceraian karena ekonomi, hingga masalah besar tentang perampasan sumber daya Alam oleh agen asing di berbagai wilayah seperti di Papua, Cepu dan sebagainya. Disinggung pula faktor kepemimpinan yang tidak amanah. Semua itu menurutnya karena tidak diterapkan syariat Islam secara kaffah.
Menanggapi uraian pembicara, sepertinya masih ada yang belum memahami perjuangan HTI terutama masalah Penegakan Khilafah. Namun masalah penegakan syariah hampir semuanya setuju dan tidak menjadi persoalan. Untuk itu Jubir HTI menjelaskan penegakan khilafah hanyalah thoriqoh (metode) untuk mewujudkan tegaknya syariat Islam guna melangsungkan kehidupan Islam.
Di akhir ceramahnya Ust Muhammad Ismail mengajak dengan bahasa “melamar” para tokoh untuk tidak sekedar menjadi pendukung semata, tepi juga siap bersama, berjuang menjadi bagian Hizbut Tahrir. Audience langsung menjawab dengan suara “setuju” bersama-sama. (Arif/I’lamiyah Jateng).