Bocoran ‘Panama Papers’ Ungkap Hubungan Kotor Dibalik Perang Suriah
Di antara tokoh-tokoh internasional yang disebutkan dalam “Panama Papers,” yang merupakan lebih dari 11 juta dokumen keuangan dan hukum yang bocor kepada publik selama akhir pekan, adalah orang terkaya di Suriah, Rami Makhlouf.
Makhlouf, 46 tahun, adalah sepupu dan teman dekat Presiden Suriah Bashar Assad. Dia juga salah seorang yang paling dibenci di negara itu.
Korupsi yang sangat mencolok yang dilakukannya ikut memicu pemberontakan rakyat Suriah tahun 2011, ketika para demonstran menyerang perusahaan-perusahaanya dan meneriakkan “Rami Makhlouf merampok kita.”
Makhlouf meksploitasi hubungan dekatnya dengan rezim Assad untuk mengumpulkan kekayaan bernilai sekitar US $ 5 miliar dan mengendalikan sekitar 60 persen perekonomian Suriah. 11,5 juta dokumen yang bocor dari firma hukum Panama Mossack Fonseca, diperoleh International Consortium of Investigative Journalists dan surat kabar Jerman Süddeutsche Zeitung. Dokumen ini kemudian diterbitkan pada hari Minggu, bersama-sama mengungkap bocoran data terbesar yang pernah ada tentang perusahaan-perusahaan offshore.
Mossack Fonseca mengatur dan menjalankan beberapa perusahaan milik Makhlouf yang terdaftar di British Virgin Islands, di mana di sana relatif mudah untuk menyembunyikan uang dari pajak, UU dan otoritas pidana.
AS telah memburu kekayaan Makhlouf setidaknya sejak tahun 2008, saat melarang perusahaan Amerika untuk berbisnis dengannya karena perannya yang memicu korupsi di Suriah.
Panama Papers mengungkapkan bahwa bank-bank internasional dan firma-firma hukum terus bekerja dengan Makhlouf dan sekutu rezim lainnya terlepas dari sanksi yang dijatuhkan AS dan pecahnya perang di Suriah.
Mossack Fonseca menolak saran dari departemennya sendiri untuk memutus hubungan dengan taipan Suriah itu pada 2011, saat para pengunjuk rasa turun ke jalan untuk mengutuk rezim.
Meskipun sanksi bertahun-tahun dijatuhkan oleh AS, salah satu mitra pada firma hukum menganggap klaim terhadap Makhlouf sebagai “rumor.” Dia membela keputusannya berdasarkan saran bank HSBC yang berkantor pusat di Inggris, yang perannya sebagai bankir Makhlouf telah terungkap dalam bocoran data sebelumnya dan memaksa investigasi oleh AS Senat.
Setelah rezim Suriah menanggapi protes rakyat dengan kekuatan militer yang mematikan, Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Makhlouf dan anggota-angota lain dari rezim Assad pada pertengahan tahun 2011, lalu HSBC dan Mossack Fonseca akhirnya memutuskan hubungan dengannya.
“Kami tidak mengenal orang ini hingga nama dan para koleganya dilaporkan di media,” kata Mossack Fonseca tentang Makhlouf dalam sebuah pernyataan menyusul kebocoran data itu.”Sementara kami adalah agen terdaftar untuk sebuah perusahaan yang, sebagaimana kita ketahui kemudian, telah dijual kembali kepadanya, kami tidak berurusan dengannya secara langsung. Karena undang-undang kerahasiaan perbankan di Swiss, kami tidak memiliki akses informasi mengenai pemilik akhir dari perusahaan yang bersangkutan. ”
Jika Rami Makhlouf adalah simbol korupsi di Suriah, saudaranya Hafez adalah symbol represi. Hafez Makhlouf adalah mantan kepala cabang badan intelijen Suriah di Damaskus selama 45 tahun yang disebut Direktorat Keamanan Umum.
Ketika AS memberlakukan sanksi terhadap dirinya pada bulan Mei 2011, Departemen Keuangan mengatakan Hafez Makhlouf memiliki “peran utama dalam menanggapi protes massa di Suriah,” termasuk penumpasan militer yang mematikan terhadap para demonstran di hari pertama pemberontakan.
Makhlouf bersaudara adalah contoh mencolok dari transaksi kotor lingkaran dalam rezim Assad.
Pada awal pemberontakan, Rami Makhlouf dilaporkan marah-marah kepada Assad dengan memperingatkannya dalam sebuah wawancara dengan The New York Times bahwa rezim Assad akan bertempur hingga mati demi kelangsungan hidupnya.
Kebanyakan rakyat Suriah tidak percaya padanya, dan bulan Juni lalu pengadilan Swiss menolak upaya Makhlouf untuk mencairkan asetnya di negara itu, dan mengungkapkan skeptisisme bahwa dia benar-benar telah memisahkan diri dari rezim Assad sebagaimana yang dia klaim. Kebocoran data juga menunjukkan bahwa Mossack Fonseca membantu perusahaan-perusahaan Suriah untuk bekerja dengan rezim saat perang berlanjut.
Firma hukum itu membantu tiga perusahaan Suriah yang masuk daftar hitam oleh AS untuk membuat perusahaan-perusahaan di Seychelles, menurut surat kabar Perancis dan media partner ICIJ Le Monde. (rz)