Mencintai Rosulullah SAW? Terapkan Syariah Islam, Campakkan Kapitalisme!

Makna Kelahiran Muhammad saw.

Kelahiran Muhammad saw. tentu tidaklah bermakna apa-apa seandainya beliau tidak diangkat sebagai nabi dan rasul Allah, yang bertugas untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia agar mereka mau diatur dengan aturan apa saja yang telah diwahyukan-Nya kepada Nabi-Nya itu. Karena itu, Peringatan Maulid Nabi saw. pun tidak akan bermakna apa-apa—selain sebagai aktivitas ritual dan rutinitas belaka—jika kaum Muslim tidak mau diatur oleh wahyu Allah, yakni al-Quran dan as-Sunnah, yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw. ke tengah-tengah mereka. Padahal, Allah Swt. telah berfirman:

وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

Apa saja yang diberikan Rasul kepada kalian, terimalah; apa saja yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah. (QS al-Hasyr [59]: 7).

Lebih dari itu, pengagungan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad saw., sejatinya merupakan perwujudan kecintaan kepada Allah, karena Muhammad saw. adalah kekasih-Nya. Jika memang demikian kenyataannya maka kaum Muslim wajib mengikuti sekaligus meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh aspek kehidupannya, bukan sekadar dalam aspek ibadah ritual dan akhlaknya saja. Allah Swt. berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي

Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.” (QS Ali Imran [3]: 31).

Dalam ayat di atas, frasa fattabi‘ûnî (ikutilah aku) bermakna umum, karena memang tidak ada indikasi adanya pengkhususan (takhshîsh), pembatasan (taqyîd), atau penekanan (tahsyîr) hanya pada aspek-aspek tertentu yang dipraktikkan Nabi saw.

Di samping itu, Allah Swt. juga berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Sesungguhnya engkau berada di atas khuluq yang agung. (QS al-Qalam [68]: 4).

Di dalam tafsirnya, Imam Jalalin menyatakan bahwa kata khuluq dalam ayat di atas bermakna dîn (agama, jalan hidup) (Lihat: Jalalain, Tafsîr Jalâlayn, 1/758). Dengan demikian, ayat di atas bisa dimaknai: Sesungguhnya engkau berada di atas agama/jalan hidup yang agung. Tegasnya, menurut Imam Ibn Katsir, dengan mengutip pendapat Ibn Abbas, ayat itu bermakna: Sesungguhnya engkau berada di atas agama/jalan hidup yang agung, yakni Islam (Lihat: Ibn Katsir, Tafsîr Ibn Katsîr, 4/403). Ibn Katsir lalu mengaitkan ayat ini dengan sebuah hadis yang meriwayatkan bahwa Aisyah istri Nabi saw. pernah ditanya oleh Sa’ad bin Hisyam mengenai akhlak Nabi saw. Aisyah lalu menjawab:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Sesungguhnya akhlaknya adalah al-Quran. (HR Ahmad).

Dengan demikian, berdasarkan ayat al-Quran dan hadis penuturan Aisyah di atas, dapat disimpulkan bahwa meneladani Nabi Muhammad saw. hakikatnya adalah dengan cara mengamalkan seluruh isi al-Quran, yang tidak hanya menyangkut ibadah ritual dan akhlak saja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Artinya, kaum Muslim dituntut untuk mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh perilakunya: mulai dari akidah dan ibadahnya; makanan/minuman, pakaian, dan akhlaknya; hingga berbagai muamalah yang dilakukannya seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hukum, dan pemerintahan.

Rasulullah saw. sendiri tidak hanya mengajari kita bagaimana mengucapkan syahadat serta melaksanakan shalat, shaum, zakat, dan haji secara benar; tetapi juga mengajarkan bagaimana mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik (pengaturan masyarakat), menerapkan sanksi-sanksi hukum (‘uqûbat) bagi pelaku kriminal, dan mengatur pemerintahan/negara secara benar. Lalu, apakah memang Rasulullah saw. hanya layak diikuti dan diteladani dalam masalah ibadah ritual dan akhlaknya saja, tidak dalam perkara-perkara lainnya? Tentu saja tidak!

Jika demikian, mengapa saat ini kita tidak mau meninggalkan riba dan transaksi-transaksi batil yang dibuat oleh sistem Kapitalisme sekular; tidak mau mengatur urusan sosial dengan aturan Islam; tidak mau menjalankan pendidikan dan politik Islam; tidak mau menerapkan sanksi-sanksi hukum Islam (seperti qishâsh, potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, cambuk bagi pemabuk, hukuman mati bagi yang murtad, dll); juga tidak mau mengatur pemerintahan/negara dengan aturan-aturan Islam? Bukankah semua itu justru pernah dipraktikan oleh Rasulullah saw. selama bertahun-tahun di Madinah dalam kedudukannya sebagai kepala Negara Islam (Daulah Islamiyah)? (Arif B)

13 comments

  1. amreena.syahidah

    wahai para pecinta, yang menyatakan dirinya sebagai umat Muhammad saw, yang mengklaim diri sebagai muslim, yang mengakui Muhammad saw sebagai Rosul panutan, jika seandainya kalian mencintai-nya, maka turuti apa yang dibawa olehnya…
    yaitu terapkan Syariat Allah, dan tinggalkan hukum thoghut!!!

    Karena, itulah cinta yang sejati,,,
    Cinta yang akan membawa diri menjadi hamba yang dicintai oleh pemilik cinta sesungguhnya yaitu Allah swt.

  2. yang ada sekarang mengambil yang menguntungkan perut dan dibawah perut saja, yang haram diikuti yang wajib dijauhi…ckckck
    semoga Allah memberikan kemudahan pada umat muslim tuk memahami Islam secara kaffah dan menerapkannya secara kaffah! Amin..

  3. kapan lagi kita akan menyadari bahwa dambak sistem yang sudah terbukti,tidak akan mampu mensejahterakan kita,maklum sistem yang dibuat oleh nafsu manusia yang senantiasa menyuruh kpd kejahatan,jangan ditunggu lagi kita yng menjadi bukti berikutnya,marlis di muara labuah,(sumbar)

  4. firdaus bin musa(sumbar)

    ya nabi …….umatmu telah menyadari bahwa kamu penyeru yang tidak ada tandingannya dalam menyampaikan risalah,kini risalahmu telah didustai oleh umat yang munafiq,ya allah teguhkanlah kami memperjuangkan dakwah,bahwa kami tidaklah mampu istiqamah melainkan atas izinmu,berilah kami kemampuan menyebarkan dakwah kepada hamba-MU yang telah diperbodoh oleh musuh2mu,sungguh engkaulah sebaik-baik pembuat undang2,dan kami memohon semoga hambamu yang terkotori pikirannya,engkau beri hidayah,karena ia telah mensekutukanmu,dengan meyakini undang2 yang ada sekarang.

  5. hm..hm..hm

    kalo diliat-liat nii

    pada ngaku cinta sama Allah dan RasulNYA. Tapi buktinya apa?? ogah2an memperjuangkan diterapkannya Syari’ah Islam secara kaffah,,

    apalagi kemaren tuu,, bukannya jadi suatu hari maulid yang indah. Tapi hampir tiap tahunnya kita ngliat adegan Syirik..

    aduh2,, ngaku cinta tapi kok malah musuhin yaaa..

    ALLAHUAKBAR!!!!!!!!!

    kenapa??????????????????????????????????

  6. Khansa_Zhafirah Khairahmi (Binjai - Sumut)

    Sangat disayangkan jika perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW hanya sekedar dijadikan Seremonial saja, tanpa mereka tau apa sebenarnya maknanya. dikota besar maupun didaerah mengadakan acara2 dalam menyambut kelahiran Nabi, tapi after that tetap saja melakukan kemaksiatan. Ya Allah..jagalah hati ini agar tetap Istiqomah ditengah hiruk pikuknya kemaksiatan, teguhkanlah hati ini. kokohkanlah keimanan ini dan tetapkanlah kami berada dalam barisan para pejuang syariah dan khilafah. amienn

  7. Allaahumma shallii ‘alaa sayyidinaa muhammadin…

    Salam ‘alaika..
    Yaa habiibii yaa muhammad…

  8. Ya RASULLAH. Ummatmu bagaikan tersesat di dalam Goa yang gelap, sementara mereka tidak menyadari bahwa di tangan kanannya terdapat dua cahaya (Qur’an dan Ass-sunnah)

  9. Bukti cinta kita kepada nabi SAW adalah mengubah ipoleksosbudhankam internasional sesuai dengan Islam. ….”Maka apakah hukum jahiliyah yang kalian kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik dari pada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin (QS [5] : 50)”.

  10. salim al fikry

    zaman jahiliyah jilid dua muncul kembali pasca runtuhnya khilafah dan keadaannya ternyata lebih parah ketika nabi SAW diutus, ini bukan berarti nabi mesti hidup kembali menumpas kejahiliyaan di tengah kaum muslimin… ya.. masih ada kita kaum muslimin yang akan berjuang menumpas kebiadaban hukum jahiliyah yang saat ini sedang merajalela di bumi Allah… dengan Syariah dan Khilafah kita bisa!

  11. Hati sedih setiap kali da peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW karena umat hanya bersholawat saja tapi apa yang diajarkan/dibawa oleh nabi dicampakan… yaitu Al-Qur’an dan sunnahnya.

  12. ya rosul jangah enkau menangis di karnakan ummat mu
    yang hina ini. smoga ada petunjuk dari ALLAH dan safaat mu
    kepada kami

    AMIN AMIN YA ROBBAL ALAMIN

  13. Guna Tangani Politisi Stres, Puluhan Dokter Jiwa untuk Caleg
    MEDAN – Persaingan keras dalam pemilu berpotensi membuat stres para calon legislatif. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan para pemburu kursi wakil rakyat yang gagal terkena gangguan jiwa.

    RSJ (rumah sakit jiwa) Pemprovsu di Medan telah mengantisipasi bakal banyaknya politisi stres itu. RSJ tersebut telah mempersiapkan 30 orang dokter dan 200 perawat yang khusus mengantisipasi korban pemilu. ”Puluhan dokter dan ratusan perawat ini kami siapkan selama 24 jam,” papar Kepala RSJ Pemprovsu Dr Donald F. Sitompul SPKJ kepada wartawan Minggu (22/3).

    Dokter yang berjumlah 30 itu hanya yang siaga. Sebab, RSJ juga menyiapkan langkah untuk menambah perawat dan dokter bila pasien korban pemilu itu meningkat. Selain itu, 15 ruangan dengan daya tampung ratusan orang telah disiapkan.

    Para dokter yang disiagakan setiap saat siap melayani para caleg yang ingin berkonsultasi. ”Kami telah siap untuk menangani para caleg yang stres ataupun yang mengalami gangguan kejiwaan. Terus terang saja, selain untuk menangani langsung, kami para dokter siap untuk berkonsultasi,” jelas Donald.

    Menurut dia, berdasar laporan ataupun informasi yang masuk kepadanya, telah ada beberapa caleg yang rutin berkonsultasi kepada beberapa psikiater terkait kesehatan jiwanya. Apa komentar politikus? Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengakui, tekanan dalam dunia politik memang berat. Mereka yang tidak terbiasa bertempur di politik berpotensi menderita gangguan kejiwaan apabila didera kekalahan. ”Mungkin, itu lebih rentan bagi mereka yang nggak tahan banting,” kata Priyo yang juga caleg DPR di dapil Jatim I.

    Hal itu, kata Priyo, biasanya terjadi pada orang-orang yang baru memasuki gelanggang politik. Mereka yang sebelumnya terbiasa dengan dunia selebriti atau dunia yang sama sekali lain dengan dunia politik cenderung mudah kaget. Akibatnya, mereka akan drop dan kekhawatiran gangguan kejiwaan tersebut bisa terjadi.

    Namun, kata Priyo, kecil kemungkinan itu terjadi pada politisi yang berpengalaman. Mereka biasanya sudah tahan banting dan menganggap menang dan kalah soal biasa. ”Memang sih ada deg-degannya dan kejutannya. Ya, dinikmati saja dinamikanya. Itu yang bikin dunia politik tambah seru,” katanya.

    Memang, kata Priyo, energi dan sumber daya yang dikerahkan untuk pemenangan pemilu cukup besar. Besarnya dana pun membuat ekspektasi kemenangan semakin tinggi. Mereka yang tidak siap mengantisipasi kekalahan akan langsung drop.

    ”Maka, mereka yang bertahan di dunia politik adalah mereka yang fight. Dunia politik adalah dunia yang riil. Ini bukan dunia senda gurau dan dunia tempat orang nampang,” tegasnya. (aga/jpnn/tof)

    http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=58963

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*