Benarkah Perempuan sebagai Penggerak Utama Ekonomi akan Meningkatkan Kesejahteraan?

Oleh: dr. Arum Harjanti (Lajnah Siyasi DPP MHTI) Forum tahunan APEC Women and the Economy Forum (WEF) tahun 2015 telah diselenggarakan di Philipina pada tanggal 15 sampai 18 September  2015 yang lalu.  Tema utama yang diangkat pada pertemuan tahun ini adalah Women as Prime Movers of Inclusive Growth.  Tema ini menegaskan kembali peran penting perempuan …

Dana Desa, Kebijakan Sesat ala Neoimperialis

Oleh: dr. Estyningtias P (Lajnah Siyasi DPP MHTI) Menarik untuk mencermati slogan Nawacita yang diusung Jokowi. Nawa Cita 3 yang memfokuskan membangun Indonesia dari pinggiran, cukup efektif untuk menarik simpati masyarakat. Apalagi pemerintah telah melegalkan UU no 6 tahun 2014 tentang Desa yang menjadi payung hukum kebijakan tersebut. UU ini memberi pengaruh yang cukup signifikan …

Kabut Asap Mengganas, Negara Salah Kelola Hutan dan Lahan Gambut

Oleh: Rini Syafri (Ketua Lajnah Mashlahiyah DPP MHTI) Pendahuluan Hujan yang turun beberapa hari pada sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan sedikit mengurangi tebalnya kabut asap.  Yang selama sekitar 3 bulan mengganas akibat pembakaran jutaan hektar lahan dan hutan gambut. Diberitakan Kompas.com, 21 Oktober 2015, bahwa satelit Terra Aqua mendeteksi 3.226 titik api disejumlah wilayah …

Kesetaraan Hak Ekonomi Perempuan, untuk Perempuan atau untuk Kapitalisme? (Kritik terhadap Janji Deklarasi Beijing+20 di Bidang Ekonomi)

“Lupakan China, India dan internet: pertumbuhan ekonomi digerakkan oleh perempuan” (The Economist, 2006) Tahun 2015 ini bertepatan dengan peringatan 20 tahun Beijing Declaration and Platform for Action, suatu roadmap bersejarah yang ditandatangani oleh 189 negara untuk merealisasikan hak-hak perempuan. Dalam bidang ekonomi, terdapat 6 tujuan strategis diantaranya adalah mempromosikan kemandirian dan hak-hak ekonomi perempuan termasuk …

Hari Santri Dan Pencanangan Gerakan Nasional Revolusi Mental

Oleh: dr. Arum Harjanti (Lajnah Siyasi DPP MHTI) Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) secara resmi telah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada upacara HUT Korpri ke-43 pada tanggal 1 Desember 2014.  Kementerian Agama merespon pencanangan GNRM itu, mengkaitkannya dengan peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2015.  Hari nasional tersebut akan diperingati jajaran Kemenag, mulai dari …

Waspadai Ekspor Sistematis Penyakit Kaum Luth ke Negeri-negeri Muslim

Musyawarah Nasional (Munas) IX Majelis Ulama Indonesia di Surabaya akhir Agustus lalu menghasilkan 15 rekomendasi, salah satunya adalah terkait fenomena LGBT (Lesbian, Homoseksual, Biseksual dan Transgender). Munas MUI memutuskan bahwa LGBT merupakan fenomena global yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan bangsa Indonesia. “MUI memandang bahwa LGBT merusak keberlangsungan masa depan bangsa mencegah semua upaya yang …

Rupiah Terpuruk (Lagi)

Oleh: Pratma Julia Sunjandari (Lajnah Siyasi DPP MHTI) Lagi-lagi, rupiah kembali melemah.  Rabu 27 Agustus 2015, nilai rupiah menembus angka 14.102 per dolar AS. Ketergantungan Indonesia terhadap investasi asing dan bahan baku  impor menjadikan depresiasi rupiah cukup mengganggu produksi dan konsumsi.  Bayangkan saja, Kementrian Perdagangan mendata ada 1.151 item barang impor yang biasa dikonsumsi masyarakat …

Menelisik Tendensi Pujian Kongres AS

Oleh: Hj. Nida Saadah, S.E, M. Ak. (DPP MHTI) Presiden Joko Widodo baru saja menerima kunjungan dari enam orang delegasi Kongres Amerika Serikat. Enam orang itu berasal dari Partai Republik dan Partai Demokrat. “Ini kunjungan kedua setelah kemarin Senator Amerika berkunjung ke Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Sabtu 15 Agustus 2015 (viva.co.id). …

Refleksi Peringatan Hari Anak Nasional “Perlindungan Anak Membutuhkan Perubahan Sistem”

Kasus-kasus kekerasan terhadap anak terus terjadi. Bahkan semua pihak membahasnya seiring peringatan Hari Anak 23 Juli kemarin. Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemensos mencatatada 4,1 juta anak mengalami berbagai masalah. (http://www.indopos.co.id/2015/05/menteri-khofifah-akui-ada-41-juta-anak-jadi-korban-kekerasan.html). Komisi Perlindungan Anak Indoensia (KPAI) menyatakan dalam setiap tahunnya telah terjadi 3.700-an atau sebanyak 13-15 kasus kekerasan terhadap anak dalam setiap harinya. Komnas PA …

Perempuan Papua adalah Korban Kekerasan Berlapis dari Rezim Inkompeten dan Jahatnya Penjajahan Asing

Pada 6 Juli kemarin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia – Prof Yohana Yembise mengungkapkan, provinsi Papua menduduki peringkat pertama kasus kekerasan dalam rumah. Pemicu utama kasus KDRT terhadap perempuan dan anak di wilayah Papua dominan disebabkan karena pengaruh  mengkonsumsi minuman keras beralkohol. Kasus kekerasan terhadap anak di Papua mencapai 3.250 kasus sedangkan KDRT …