HTI

Akhbar (Al Waie)

Akhbar Al-Waie

Dirjen Bimas Islam: Umat Islam Butuh Persatuan Internasional

Delegasi DPP HTI pada  Rabu 14/03/2007  menghadiri undangan  Bimas Islam Departemen Agama RI di Kantor Pusat Depag Jakarta. Delegasi yang terdiri dari Ust. Muhammad Maghfur, Ust. MR  Kurnia, Ust. Abu Saad, Ust. Muhammad Ismail Yusanto, KH Muhammad al-Khaththath  dan Farid Wadjdi itu diterima langsung Dirjen Bimas Islam Nasharuddin Umar dan staf. Dalam sambutannya, Nasharuddin Umar  mengingatkan pentingnya silatul-ukhuwah antara Depag dan ormas-ormas Islam, termasuk Hizbut Tahrir Indonesia. Secara khusus, Nasharuddin Umar memberikan apresiasi terhadap perjuangan HTI selama ini , termasuk membantu memberikan klarifikasi kepada beberapa  pihak yang salah paham terhadap HTI.

Direktur  Bimas Islam ini juga menyampaikan pentingnya persatuan Islam Islam, bukan hanya nasional, tetapi di seluruh dunia. Menurutnya, persatuan tingkat internasional ini  mutlak dibutuhkan mengingat kondisi umat global  yang sangat menyedihkan. Masih menurut Nasharuddin Umar,  yang ditakuti Barat sebenarnya bukanlah terorisme, tetapi perkembangan Islam yang sangat cepat di negara-negara Barat.

Dalam tanggapannya, Jubir HTI Muhammad Ismail Yusanto menyampaikan kebahagiannya bisa bertemu langsung dengan pimpinan di Depag RI. Setelah menjelaskan visi dan misi HTI, yakni untuk menlanjutkan kehidupan Islam demi menyelamatkan bangsa ini dan umat manusia secara umum dari kehancurannya, Ismail juga menjelaskan bahwa perjuangan HT untuk menegakkan Khilafah Islamiyah adalah juga dalam rangka mempersatukan umat Islam secara global. 

Delegasi HTI yang lain  juga menyampaikan banyak masukan ke Depag antara lain tentang pentingnya  Depag lebih berperan di tengah-tengah umat Islam dan berpihak penuh pada kepentingan umat. [Kantor Jubir HTI – Jakarta

Reposisi Dakwah Aa Gym

Hari Kamis 1 Maret lalu, delegasi Hizbut Tahrir Indonesia yang terdiri dari Ustadz Hafidz Abdurrahman, Ustadz Anwar Iman, Ustadz Rahmat Kurnia, Ustadz  Farid Wajdi dan Jubir HTI Ustadz Muhammad Ismail Yusanto bertandang ke Pondok Pesantren Darut Tauhid di Geger Kalong Bandung. Tak lain tentu untuk bertemu dengan Aa Gym. Pertemuan dimulai tepat seusai shalat zuhur. Seolah sudah tahu apa maksud kedatangan rombongan dari HTI ini, Aa lalu menegaskan bahwa ia mendapatkan hikmah yang sangat besar dari derasnya reaksi masyarakat setelah ia memutuskan untuk menikah lagi.

Pertama, ia kini mempunyai waktu yang sangat longgar karena permintaan dakwah berkurang drastis. Tamu yang datang juga banyak berkurang. Kesempatan yang sangat berharga ini ia akan manfaatkan untuk banyak belajar dan silaturahmi. Ini adalah dua hal penting yang selama ini akibat kesibukannya telah banyak tersisih. Hingga bulan Juni nanti, ia telah mempunyai program yang cukup padat untuk mempelajari bahasa Arab, al-Quran dan ilmu lain.

Kedua, katanya, bahwa dakwah akhlaqiyah yang dia sampaikan selama ini memang menyenangkan, tetapi ternyata gagal menyadarkan umat tentang bagaimana bersikap secara benar. Mestinya, umat menerima dengan lapang apa yang halal dan diridhai Allah dan menolak dengan lapang pula apa yang diharamkan dan dimurkai Allah. Poligami adalah perbuatan halal, mengapa harus dikecam dan ditanggapi secara negatif? Akhirnya, kata Aa, ia bertekad akan mengubah orientasi dakwahnya dari dakwah akhlaqiyah menjadi dakwah tauhid atau dakwah yang berpangkal pada penanaman akidah. Keputusan ini ditanggapi dengan hangat oleh delegasi HTI. Sebab, memang semestinya dakwah harus melahirkan pemikiran dan perilaku islami pada diri umat. Itu tidak lain berpangkal pada akidah yang kokoh. Lagi pula, kata salah seorang anggota delegasi, itu cocok dengan nama pesantren milik Aa, yaitu Darut Tauhid.

Pertemuan diakhiri dengan penegasan untuk saling mendukung. HTI juga menawarkan sejumlah program kepada Aa dan ditanggapi dengan baik, insya Allah akan dilaksanakan setelah bulan Juni.  Kunjungan  kemudian dilanjutkan dengan meninjau radio MQ FM Bandung dan studio MQ TV. Dalam pertemuan dengan manajemen MQ TV, delegasi HTI banyak memberikan masukan. Disepakati,  HTI mendukung MQ TV melalui beberapa acara yang digagas dalam pertemuan itu, misalnya Lintas Dunia Islam. [Kantor Jubir HTI – Jakarta]

Tokoh Jatim Sambut Perjuangan Penegakan Syariah Islam

HTI Jatim melaksanakan workshop tokoh yang diselenggarakan secara maraton tanggal 16 – 18 Februari di tiga kota Jawa Timur. Workshop Tokoh Tiga Kota yang bertema “Mewujudkan Perubahan Sosial Menuju Indonesia Bersyariah” ini dihadiri Jubir HTI, HM Ismail Yusanto.

Hari pertama Workshop diselenggarakan pada Jumat tanggal 16 Februari 2007 selepas shalat Jumat di Hotel Bromo View di Probolinggo. Workshop dibuka dengan sambutan Walikota Probolinggo yang menyatakan keprihatinan tentang masih maraknya kemaksiatan karena belum diterapkannya syariah Islam. Sambutan tersebut dibacakan di hadapan 30 tokoh masyarakat dari berbagai elemen seperti MUI, NU, Muhammadiyah, MMI, FPI dan beberapa perwakilan Pondok Pesantren serta Ketua DPRD Kota Probolinggo. Jubir HTI sebagai narasumber tunggal menyampaikan diagnosis multiproblem di Indonesia dengan adanya fenomena corporate state dengan solusi perubahan sosial Islami, yaitu berupa penegakan syariah Islam.

Workshop hari kedua, Sabtu 17 Februari 2007, di Banyuwangi dibuka oleh Ketua DPRD Banyuwangi H. Ahmad Wayudi, yang dihadiri 40 tokoh, termasuk di antaranya 10 tokoh wanita Banyuwangi. Mereka datang dari berbagai elemen umat seperti MUI, NU, Muhammadiyah, Hidayatullah dan lain-lain. Jubir HTI didampingi narasumber dari DPD I HTI Jatim Ust. Hisyam Hidayat S.Ag. Di akhir workshop, para tokoh bersepakat untuk mem-follow up-i dengan kajian rutin bulanan.

Hari terakhir workshop diadakan di Ruang PERDANA kantor Bupati Blitar Ahad 18 Februari 2007 jam 08.30 – 15.30 WIB. Jubir HTI didampingi narasumber dari DPD I HTI Jatim Ust. Abdul Karim S.Pd. dan DPD II HTI Blitar Ust. Jalaluddin. Beberapa elemen tokoh yang mengikuti adalah dari Pondok Pesantren, PBB, FPI, NU dan Muhammadiyah. Di akhir workshop para tokoh juga bersepakat untuk bisa menjadi bagian dakwah secara langsung dengan mengusulkan perlunya format bakunya. [Kantor Humas DPD I HTI Jawa Timur]

Islamic Forum Bersama Hizbut Tahrir Indonesia DPC Bangil

Islamic Forum adalah forum rutin yang diadakan setiap bulan oleh Hizbut Tahrir Indonesia DPC Bangil Kabupaten Pasuruan yang bertujuan mensosialisasikan perjuangan penegaan syariah dan Khilafah. Sesi bulan Februari berjalan dengan baik. Peserta yang hadir sebanyak 35 orang (80% dari yang diundang). Pada sesi pemateri pertama Ust. Syamsuddin, S.Pd, Ketua DPC HTI Bangil, menjelaskan kondisi Indonesia yang sengsara padahal berada di negeri yang subur dan potensi sumberdaya alamnya luar biasa.

Sesi kedua dilanjutkan  Ust. M. Bajuri  dengan memaparkan bagaimana solusi agar kaum Muslim keluar dari kesengsaraan yang mendera mereka. Acara ini mendapat antusias dari peserta. Bahkan setelah acara selesai ada beberapa peserta yang langsung bersedia dibina oleh Hizbut Tahrir. [Humas HTI Bangil]

Pendidikan Gratis, Bukan Mimpi

Pernyataan tegas ini dilontarkan oleh Nopriadi, ST, MSc dalam Focus Group Discussion yang diadakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia Ahad (25/02) kemarin di Masjid Diponegoro, Balaikota, Yogyakarta. Berdasarkan data potensi yang dimiliki Indonesia, menurutnya, pendidikan di Indonesia bisa dinikmati masyarakat secara gratis. Hal itu bisa terjadi jika seluruh potensi (kekayaan alam, SDM) negeri ini dikelola secara baik oleh Pemerintah.

Selain Nopriadi, hadir pula selaku pembicara kedua, Ir. M. Ikhsan, MSc, dosen F. Teknik UMY. Dalam forum terbatas yang hanya dihadiri oleh para tokoh ini, M. Ikhsan menjelaskan bahwa penyebab mahalnya biaya pendidikan adalah akibat salahnya paradigma pendidikan yang digunakan oleh Pemerintah, termasuk asas yang digunakannya, yaitu kapitalis-sekular. Kesalahan asas,  paradigma dan orientasi pendidikan inilah yang memicu munculnya problem pendidikan yang semakin rumit. [Humas HTI DIY]

Kapolres Kota Langsa: Perlu Transformasi Masyarakat Tanpa Kekerasan

Pada Selasa, 20/2/07 Sejumlah pengurus DPD II Hizbut Tahrir Kota Langsa melakukan silaturahmi dengan Kapolres Kota Langsa. Acara berlangsung dengan hangat, Kapolres yang diwakili oleh Wakapolres Kota Langsa AKP. Rudy Syarifuddin merasa senang dengan kedatangan pengurus DPD II HTI Kota Langsa. Beliau berharap HTI bisa mentransformasikan ajaran Islam kepada masyarakat dengan sejuk tanpa kekerasan. Beliau juga setuju, bahwa Islam harus diterapkan secara murni berdasarkan apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. tanpa harus menambahi dan mengurangi. Beliau berpesan agar HTI lebih aktif mendakwahkan Islam serta tidak ekslusif.

Dalam penjelasannya, Ketua DPD II HTI Kota Langsa, Ust. Shalahuddin al-Ayyubi memberikan gambaran bahwa syariah Islam yang kita perjuangkan adalah syariah seluruh umat Islam, baik sunni maupun syariah, NU atau Muhammadiyah. Sebab, Tuhan, Nabi dan Kitab mereka sama. HTI tidak menggunakan kekerasan dalam menegakkan syariah Islam. [Humas HTI Langsa]

Wakil Walikota Batam: Harus Sami‘nâ wa Atha‘nâ Terhadap Syariah Islam

Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Batam bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MU) Kepri, Ahad (25/2), menyelenggarakan acara, “Temu Tokoh Peduli Syariah” di Hotel PIH Batam. Acara yang digelar dengan tema “Jalin Ukhuwah, Tegakkan Syariah” ini dihadiri oleh sekitar lima puluh tokoh yang concern pada upaya penegakan syariah. Hadir dalam silaturahmi ini Ir. H. Ria Saptarika (Wakil Wali kota Batam), KH. Azhari Abbas (Ketua MUI Kepri), KH. Usman Ahmad ( Ketua MUI Batam), H. Masrum M. Nur (Ketua Pengadilan Agama batam), H. Zulkifli Aka (Kakanwil Depag Batam) serta sejumlah pimpinan parpol, ormas Islam, lembaga amil zakat, perbankan syariah dan wartawan.

Wakil Walikota Batam Ir. H. Ria Saptarika dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa bagi seorang Nuslim, tidak ada sikap lain ketika diserukan pada syariah kecuali sikap tunduk dan patuh; “Kami dengar dan kami taat; sami‘nâ wa atha‘nâ“.

Jubir HTI HM Ismail Yusanto, dalam presentasi pengantar dialog, memaparkan bahwa Indonesia tengah berada dalam cengkeraman ideologi kapitalis. Lebih lanjut, Ismail menyebutkan bahwa akar persoalannya bukan sekadar faktor manusia (kepemimpinan yang tidak amanah), namun lebih karena sistem Kapitalisme yang diterapkan di negeri ini. Syariah Islam adalah solusi tuntas atas berbagai krisis tersebut.

Pada sesi dialog, mengemuka ide agar Batam juga dapat menerapkan beberapa perda syariah yang dinilai sukses diterapkan di daerah lain seperti Bulukumba. [Humas HTI Batam]

Kediri Bermartabat dengan Syariah

Gelora penerapan syariah Islam semakin tak terbendung. Salah satu buktinya adalah tuntutan para peserta diskusi 500 tokoh digelar oleh BLKDK Kediri dengan tema “Kediri Bermartabat Dengan Perda Syariat” pada hari Ahad, 11 Februari 2007 bertempat di Aula UNISKA (Universitas Islam Kediri). Acara dimulai pukul 09: 00 dengan narasumber dari yang mewakili ormas dan parpol Islam.

Sebagai pembicara antara lain  Ustadz Moh. Hatta (SUIK), Ustadz. M. Januar Arif (DPD-PKS), Ustadz Qutb Amrullah (HTI Kota Kediri), Ustadz Muhammad (PD. Muhammadiyah Kota Kediri), Ustadz Ahmad Subakir (PCNU Kota Kediri) & Ustad Imam Fachrurrozil (ICMI Jatim). Acara dimoderatori oleh Ustadz Syaiful Umar (Ketua BKLDK Kediri). Acara tersebut mendapat sambutan hangat dan dukungan dari para tamu undangan; semuanya menuntut agar syariah Islam segera diterapkan. [Humas HTI Kediri]

HTI Ciamis Gelar Temu Tokoh Peduli  Syariah

Dalam rangka menyambut Musda MUI Kab. Ciamis dan memperkuat ukhuwah islamiyah di antara para tokoh masyarakat dan uilama se-Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, DPD II Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kabupaten Ciamis di bawah pimpinan Ustads Dimas Prasetia, SH menggelar acara Temu Tokoh dan Ulama Peduli Syariah se-Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Acara yang bertemakan “Selamatkan Indonesia dengan Syariah, Menuju Indonesia yang Lebih Baik” berlangsung di Gedung Puspita Ciamis (17/02/2007).

Menurut Ketua Panitia Ustadz Dian Jatnika, S.TP, acara ini diharapkan akan menjadi titik awal gerak langkah dakwah Islam dan sinergi antar elemen masyarakat dalam rangka sosialisasi penerapan syariah Islam di Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar. Hadir sebagai pembicara Ustadz Ir. Ibnu Aziz Fathony (Humas HTI Ciamis-Banjar) dan Ustadz Farid Wadjdi, S.IP. (Ketua DPP HTI). Acara dihadiri oleh peserta yang melibatkan berbagai unsur dari kalangan ulama, tokoh masyarakat, MUI, partai politik Islam, pimpinan pondok pesantren, ormas Islam, kepolisian dan kalangan masyarakat dari Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar.

Temu Tokoh dan Ulama Peduli Syariah ditutup dengan tausiyah dan doa oleh KH. Abdul Hadi Pimpinan Pontren Nurussalam Cikoneng yang juga pengurus MUI Ciamis. [Lajnah I’lamiyah DPD HTI Kab. Ciamis]

Umat Islam Korban Sejarah

Kamis malam Jumat, tanggal 8 Maret 2007 Hizbut Tahrir Indonesia Daerah Soloraya berkesempatan membedah VCD “Jejak Penerapan Syariah Islam di Indonesia” di arena Solo Islamic Book Fair di Goro Assalam. Hadir sebagai pembicara Humas HTI Soloraya (HM Sholahuddin, SE, M.Si) dan Ust. Lukman el-Hakim (Lajnah I’lamiyah HTI Soloraya) dengan moderator Ustadz Joko.

M. Sholahuddin menyampaikan bahwa pelurusan sejarah mengenai jejak penerapan syariah Islam di Indonesia perlu disebarluaskan karena selama ini banyak disimpangsiurkan terutama di sekolah-sekolah. Setelah acara selesai, banyak peserta yang ingin berdialog lebih lanjut dengan kedua pembicara. [Kantor Humas HTI Soloraya]

MUI Provinsi Jambi: Islam Harus Jadi Acuan

Sabtu, 17 Februari 2007 bertempat di Masjid Nurdin Hasanah, Jl Kol Abunjani-Telanaipura Jambi, Hizbut Tahrir Daerah Jambi menggelar diskusi publik dengan tema, “Tahun Baru Hijriah Sebagai Momentum Bangkitnya Kesadaran Umat terhadap Penegakan syariah Islam Menuju Tegaknya Khilafah”. Alhamdulillah, acara tersebut mendapat sambutan yang cukup hangat dari peserta (Bapak/Ibu) yang jumlahnya kurang lebih 100 orang yang terdiri dari para mahasiswa, tokoh masyarakat, fungsionaris partai politik, organisasi kepemudaan, alim ulama, akademisi dan lain-lain.

Ketua MUI Provinsi Jambi Prof. Dr. H. Sulaiman Abdullah selaku pembicara pertama mengingatkan bahwa ajaran Islam harus menjadi acuan manusia dalam melalukan perbuatan apapun. Pembicara kedua, KH Muhammad Al Khathath, dari DPP HTI menekankan bahwa idiologi (mabda’) Islam merupakan dasar kebangkitan umat. Adapun kunci kemajuan umat Islam adalah kebangkitan berpikir. [HTI-JAMBI]

HTI Jateng Kunjungi  PDIP Jateng

Pada hari Jum’at, 2 Maret 2007 DPD I HTI Jateng berkesempatan silaturahmi ke kantor DPD PDIP Jateng. Rombongan yang dipimpin oleh Humas HTI Jateng Abdullah diterima oleh wakil  ketua bidang kerohanian PDIP KH Drs. Wahyudi Mas’ud pada pukul 13.30 WIB. Rombongan terdiri dari Abdullah (Humas HTI Jateng), Rohmadi (Sekretaris HTI Jateng), Haedar Amthori (Lajnah Fa’aliyah), Husain Matla (Lajnah Siyasiyah), Dedy Hartoyo (DPD II Kota Semarang), Supri (DPD II Semarang).

Mengawali pembicaraannya, Bapak Wahyudi mengucapkan terima kasih kepada rombongan pengurus DPD I HTI Jateng. Beliau merasa senang sekali dikunjungi teman-teman dari HTI. Sebelumnya, beliau sempat bertanya-tanya, “Kok HTI mau berkunjung ke kantor PDIP.” Persepsi beliau selama ini, HTI termasuk kelompok yang keras dan tidak toleran. Anmun, setelah bertemu dengan pengurus DPD I HTI Jateng, persepsi itu berubah.

Dalam silaturahmi tersebut Humas HTI Jateng menyampaikan keinginan HTI untuk bekerjasama dengan DPD PDIP dalam rangka dakwah amar makruf nahi munkar. Beliau menyampaikan bahwa dalam pandangan Islam semua Muslim bersaudara, tanpa membeda-bedakan organisasi, kelompok atau partainya. Itulah yang menjadi pijakan HTI dalam dakwahnya. Oleh karena itu, HTI tidak merasa berat untuk bersilaturahmi dengan ormas atau partai mana pun, termasuk dengan PDI P.  [Humas HTI Jateng].

Wagub Banten Sambut Baik Kiprah HTI

Jajaran pengurus Dewan Pimpinan Daerah I Hizbut Tahrir Indonesia (DPD HTI) Provinsi Banten mengunjungi Wakil Gubernur Banten HM Masduki di ruang kerjanya, Selasa (13/3). Kedatangan pengurus HTI yang dipimpin Ketua DPD I HTI Banten Ali Mustofa ini bermaksud bersilaturahmi sekaligus memperkenalkan lebih dekat pengurus dan organisasi HTI. Selain itu, pada kesempatan tersebut juga disampaikan usulan perbaikan terhadap konsep Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sehingga diharapkan lebih islami. Wagub Banten HM Masduki menyambut baik kedatangan pengurus DPD I HTI Banten dan mendukung aktivitas yang dilakukan [Humas HTI Banten]  
HTI Cilegon Berkunjung ke  PB Al-Khairiyah

Pada ahad itu 25 Februari 2007, delegasi HTI Cilegon dipimpin Ir. Zein F, MM, Imam Sutiyono sebagai Humas, dan 6 orang anggota diterima H Hikmatullah, S.Ag, didampingi  Ust Mahfud, MM, dan Sobari, MM dari  PB Al-Khairiyah di gedung utama.  Dalam kesempatan itu  HTI meminta komitmen bersama untuk menjalin kesadaran kolektif akan urgensi penegakkan syariah Islam  demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat.

PB Al-Khairiyah, yang merupakan pusat pendidikan ternama di Cilegon dan pernah menelorkan tokoh-tokoh nasional, mengutarakan pentingnya pendidikan guna membangkitkan umat, apalagi banyak masyarakat yang tidak sekolah. Ini patut mendapat perhatian. [Kantor Humas HTI Cilegon]

Wagub Sumsel: Khilafah Menjadikan Hidup Sejahtera

Palembang, Senin, 19 Maret 2007. Wakil Gubernur Sumatera Selatan Prof. dr. H. Mahyudin NS, SPOG yang berbicara sebagai ketua Forum Ukhuwah Ulama-Umaro Sumatera Selatan mengatakan, bahwa umat Islam saat ini membutuhkan pemimpin yang mewarisi sifat para khalifah seperti Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Umat juga membutuhkan sistem Khilafah yang bisa menyelesaikan persoalan umat dan bangsa. Hal ini dikemukakan oleh beliau ketika membuka Diskusi Publik dengan tema, “Hidup Sejahtera dan Barokah Dalam Naungan Khilafah”.

Diskusi yang diikuti oleh 600-an peserta dari berbagai kalangan ini diselenggarakan oleh DPD Hizbut Tahrir Indonesia Sumatera Selatan. Prof. Mahyudin juga mengutip sejarahwan Barat Will Durant yang mengatakan bahwa sistem Khilafah ini berhasil mensejahterakan manusia selama lebih kurang 12 abad.

Buya KH Thohlon Abdul Rouf dari pengurus wilayah Muhammadiyah Sumsel yang menjadi pembicara pertama dalam diskusi ini mengupas sejarah bahwa di Nusantara termasuk di Sumbagsel pernah diterapkan syariah Islam yang terkenal dengan ‘Undang-undang Simbur Cahaya’ pada masa Kesultanan Palembang Darusalam. Namun, sejak masuknya penjajah maka syariah Islam hilang dari peredaran hingga sekarang.

Pembicara lain, Ustadz Mahmud Jamhur dari DPD Hizbut Tahrir Indonesia Sumsel menekankan pentingnya menegakkan sistem pemerintahan negara Khilafah ini, karena merupakan kewajiban dalam al-Quran, al-Hadis serta merupakan Ijmak Sahabat.

Pembicara ketiga, KH Ayik Ali Idrus dari Forum Ukhuwah Ulama-Umaro Sumatera Selatan memaparkan derita umat manusia selama 83 tahun hidup tanpa Khilafah. Beliau menekankan perlunya perjuangan dakwah untuk menegakkan kembali Khilafah ini karena merupakan janji Allah dan prediksi Rasul bahwa khilafah akan tegak kembali. Beliau yang juga mantan Ketua MUI kota Palembang menekankan, inilah saatnya Khilafah memimpin dunia karena Amerika sedang mengalami kebangkrutan, sementara Eropa berseteru antar mereka.

Ratusan peserta yang merupakan ulama dan tokoh masyarakat dari berbagai ormas tampak antusias mengikuti diskusi ini. Dalam sesi tanya-jawab tergambar kerinduan mereka akan sistem pemerintahan Khilafah yang mewarisi sifat para Sahabat. Allahu Akbar! [Humas DPD HTI Sumatera Selatan]

ICMI Kalsel Sepakat: Syariah Solusi Masalah Kemiskinan

DPD I HTI Kalsel bekerjasama dengan ICMI Orwil Kalsel mengadakan acara Diskusi Publik bertajuk ”Solusi Tuntas Permasalahan Kemiskinan di Indonesia” pada hari Senin tanggal 19 Maret 2007. Acara ini dibuka oleh Ketua ICMI Orwil Kalsel dr. H. Hasan Zein dan dihadiri oleh 350 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan di antaranya ulama, tokoh masyarakat, eksekutif, pengusaha, cendekiawan Muslim, intelektual, politisi, ormas, dan masyarakat umum.

Hadir sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Ir. H. Ismet Ahmad, M.Sc (ICMI Orwil Kalsel) dan Ust. H. Hidayatul Akbar, SE (Humas HTI Kalsel). Dalam pemaparannya, Bapak Prof. Ismet Ahmad menjelaskan tentang kebijakan Pemerintah saat ini yang tidak mampu mengentaskan kemiskinan, sementara Ust. Hidayatul Akbar mengungkapkan bahwa permasalahan kemiskinan ini merupakan akibat dari diterapkannya sistem Kapitalisme. Di akhir acara semua sepakat bahwa solusi permasalahan kemiskinan ini adalah diterapkannya syariah oleh negara. [Humas DPD HTI Kalsel]

One comment

  1. ahmad thoha bakri

    Allahu akbar,setelah sekian lama ummat merindukkan para pejuang Islam yang ikhlas & lurus pd sirotolmustaqim, kini HTI benar2 menjadi salah satu wadah dalam menyadarkan & memimpin ummat untuk meraih kebahagiaan, keberkahan & kesejahteraan dunia akhirat. HTI senantiasa ikhlas & lurus dalam berjuang sesuai dengan manhaz nubuwwah, menda’wahkan Islam dengan hikmah, gamlang/jelas/logis & tanpa kekerasan, musuh2 Allah tdk akan bisa menang melawan argumentasi yang dijelaskan HTI tentang keluhuran & keagungan Islam. Allahu akbar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*