Rakyat Irak Menolak Pendudukan AS
Legitimasi AS di Irak semakin hilang. Seperti yang dilaporkan BBC (9/4/2007), ratusan ribu terutama dari kelompok Syiah Irak berkumpul di Kota Najaf untuk melancarkan unjukrasa besar yang meminta tentara yang dipimpin Amerika keluar. “No untuk penjajahan…Tidak untuk Amerika…Yes untuk kemerdekaan….”
Inilah demonstrasi terbesar di Irak menentang keberadaan unsur asing di wilayah mereka. “Ini merupakan demonstrasi Irak atas nama semua rakyat Irak,” kata seorang wakil Sadr kepada kantor berita AFP.
ICRC: Rakyat Irak ‘Menderita’
Pendudukan AS di Irak semakin menambah buruk kondisi rakyat Irak. BBC (11/4/2007), mengutip pernyataan komite Internasional Palang Merah (ICRC), mengatakan bahwa situasi rakyat biasa di Irak terus memburuk. Empat tahun setelah penyerbuan pimpinan Amerika Serikat, ICRC mengatakan konflik di Irak menyebabkan penderitaan besar.
Laporan ICRC itu juga menyoroti sejumlah masalah. Fasilitas medis Irak mengalami kekurangan staf dan pasokan. Banyak dokter, perawat dan pasien yang tidak berani lagi pergi ke rumah sakit dan klinik karena takut menjadi sasaran. Banyak infrastruktur air, saluran pembuangan dan listrik dalam kondisi kritis. Kekurangan pangan dilaporkan terjadi di sejumlah daerah. Kasus kekurangan gizi juga dilaporkan terus meningkat.
AS Berusaha Kobarkan Perang di Lebanon
Wakil Sekjen Hizbullah Lebanon, Sheikh Naim Qasem, mensinyalir upaya AS untuk menyulut perang saudara di Libanon. Kantor Berita AFP melaporkan, dalam wawancarannya dengan Koran The Guardian terbitan Inggris, Sheikh Qasem mengatakan, Washington telah mempersenjatai kelompok-kelompok ekstrem di Lebanon untuk mengobarkan perang saudara di Lebanon.
The Guardian menulis, dalam beberapa hari terakhir, Gedung Putih memberikan izin kepada lembaga-lembaga keamanan AS untuk mengirim persenjataan kepada kelompok-kelompok anti-Hizbullah. Sumber tadi menambahkan, hingga kini AS telah membelanjakan dana sebesar 60 juta dolar untuk membujuk pasukan keamanan Libanon agar bertindak melawan Hizbullah.
Tony Blair Penyebab Suburnya Terorisme dan Kemiskinan di Dunia
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Riset Universitas Oxford menunjukkan, bahwa berbagai kebijakan luar negeri PM Inggris Tony Blair telah menyuburkan terorisme dan melemahkan program pemberantasan kemiskinan di dunia. Sebagaimana yang dilaporkan Koran Independent terbitan Inggris, Tim Riset Oxford berkesimpulan bahwa Blair melakukan banyak sekali kesalahan politik luar negeri sehingga munculnya dua hal yang buruk: semakin suburnya terorisme dan terhambatnya program-program pemberantasan terorisme.
Di bagian lain keterangannya, Tim Riset Oxford menyatakan bahwa invasi ke Irak adalah salah satu kesalahan besar yang dibuat oleh Inggris. Dengan invasi ini dan berbagai kesalahan politik luar negeri lainnya, peranan Inggris di tingkat dunia dalam rangka mencegah pelanggaran HAM menjadi sangat lemah. Menurut tim tersebut, semua kesalahan itu bermuara pada kebijakan Tony Blair. Lebih jauh Tim Riset Oxford menuntut Blair agar merevisi hubungannya dengan AS sehingga London dapat mengeliminasi berbagai kerugian yang timbul akibat keputusan menginvasi Irak.
Lima Belas Pelaut Inggris Lakukan Aksi Spionase
Lima belas tentara dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris yang belum lama ini dibebaskan setelah ditahan oleh Iran karena memasuki wilayah Iran secara ilegal melakukan aksi spionase. Situs koran Israel Yedeot Aharonot Jumat lalu menulis, Kapten Chris Air yang memimpin 15 tentara Inggris, saat ditangkap pasukan Garda Revolusi Islam Iran tanggal 23 Maret lalu, lima hari sebelum memasuki wilayah perairan Iran, dalam wawancaranya dengan Sky News, mengaku bahwa dirinya memikul tugas spionase.
Wawancara tersebut ditayangkan tanggal 5 April lalu, setelah Chris Air dan rekan-rekannya dimaafkan dan dibebaskan oleh Iran. Dalam mereaksi penayangan wawancara tersebut, Departemen Pertahanan Inggris menyatakan bahwa hal itu wajar dan dilakukan secara rutin untuk menjamin keamanan tentara Inggris.
AS Memanfaatkan Para Teroris untuk Menyerang
Jaringan pemberitaan CNN dalam laporannya mengumumkan, bahwa pemerintah AS menggunakan kelompok teroris Munafikin untuk melancarkan operasi-operasi intelijen terhadap
Meskipun berita ini bukan hal baru, laporan CNN ini merupakan bukti nyata lain tentang sikap plin-plan AS dalam masalah terorisme.
Permusuhan AS terhadap Iran juga telah mendorong Washington untuk memanfaatkan para anggota Kelompok Munafikin (MKO) Jaringan Organisasi Mujahidin Khalq yang lazim disebut Munafikin di Iran, dimasukkan oleh AS dan mayoritas negara Eropa, ke dalam daftar kelompok teroris. Sejak tahun 1994 AS menyebut kelompok Munafikin sebagai teroris, dan pada tahun 1997 memasukkan nama mereka ke dalam daftar para teroris serta melarang segala macam aktivitas kelompok ini di AS.
Tentara AS Banyak yang Ketakutan Ditugaskan ke Irak
Militer AS mengakui jumlah tentaranya yang mangkir atau menolak ditugaskan ke Irak meningkat tajam. Sebagaimana yang dilaporkan Eramuslim (10/4/2007), serangan-serangan berdarah dan serangan bom dengan target pasukan AS yang terjadi hampir setiap hari telah membuat mental pasukan AS jatuh dan membuat mereka ketakutan.
Menurut catatan kemiliteran AS, jumlah tuntutan atas kasus desersi atau mangkir dari misi sebuah unit pasukan meningkat dua kali lipat pada tahun ini. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 2.357 tentara yang disersi. Tahun 2006 meningkat menjadi 3. 196 tentara. Tahun 2007, jumlah tentara AS yang desersi bertambah menjadi 3. 484 tentara.
Menurut studi itu, sepertiga pasukan AS yang kembali dari Irak memerlukan sedikitnya satu kali konsultasi gangguan kesehatan mental. Selain itu ditemukan bahwa satu dari